Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Asa untuk TMP di Usia 238 Tahun Kota Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)  Jalan Sudirman tetap ramai seperti biasa. Setiap persimpangan, U-Turn dan pusat keramaian, warga selalu harus menyiapkan sabar yang lebih tinggi bagi pengguna kendaraan bermotor. Baik roda dua maupun roda empat. Karena macetnya kota metropolitan ini sudah menjadi pemandangan lumrah sejak kurang satu dekade terakhir.

Demikian pula di sekitar Sukaramai Trade Center (STC), atau sebelumnya disebut daerah Ramayana, pada era tahun 90-an hingga 2000-an disebut Pasar Pusat. Warga tampak menumpuk di luar pagar bangunan pusat perbelanjaan tersebut. Tepatnya di halte bus yang ada di depannya, yang disebut Halte STC.

Suasana halte STC memang tampak ramai dari biasanya. Beberapa orang duduk di bangku yang telah disediakan, sedangkan sebagian lain berdiri bersandar pada tiang. Pantauan Riau Pos, Rabu (22/6) di lokasi, tampaknya warga bukan menunggu angkutan online yang sedang ngetem di depan halte, atau menunggu taksi untuk diantar ke tempat tujuannya, atau bukan juga berbelanja di STC.

Ternyata warga yang antre ingin menikmati layanan Bus Trans Metro yang mulai 22-24 Juni ini bisa dinikmati secara gratis oleh seluruh warga Pekanbaru. Pelayanan gratis ini tentunya sebagai seremoni dalam rangka menyambut hari jadi ke-238 Kota Pekanbaru yang jatuh tepat hari ini, Kamis (23/6).

Warga yang ingin menikmati layanan ini bukan hanya dari warga yang sedang ada keperluan, namun juga ada warga yang sengaja hanya ingin berkeliling saja. Seperti Elimarni yang sengaja mengajak kedua anaknya untuk jalan-jalan dan memanfaatkan layanan bus gratis ini. "Sengaja ajak anak-anak jalan, mumpung pada libur sekalian aja bawa anak-anak keliling," ungkapnya.

Eli, sapaannya yang berangkat dari Pandau juga merasa senang dan menikmati perjalanan yang dirasakannya. "Enaklah Bang dingin, pelayanan dari pihak bus-nya juga bagus. Mudah-mudahan pelayanan bus ini bisa terus begini ya," ucapnya berharap sembari memangku sang buah hati.

Dari pantauan, perjalanan dari Bus Koridor 01 bernomor 39 ini berjalan menuju Pandau yang dimulai dari pusat perbelanjaan STC. Penumpang memenuhi seluruh kursi bus, didominasi kaum hawa serta siswa sekolah.

Para lansia, ibu hamil dan ibu-ibu yang membawa anak bayi mendapat prioritas di transportasi ini. Terlihat saat petugas meminta penumpang yang masih dianggap sanggup berdiri untuk bertukar posisi dengan mereka yang menjadi prioritas.

Di setiap koridor pemberhentian, jumlah penumpang semakin bertambah, apalagi di halte depan Kantor Pos Jalan Sudirman. Di sini, belasan penumpang berdesakan untuk memasuki bus, bahkan ada sejumlah penumpang yang membawa muatan cukup banyak.

Baca Juga:  Kasus Positif Baru di Riau Bertambah Tiga Orang, Total 69 Orang

Banyaknya jumlah penumpang, sempat membuat bus harus melewatkan beberapa halte karena kapasitas bus sudah penuh.

Menurut Pramudi Asri (52), masyarakat cukup antusias sekali dengan layanan bus gratis ini. "Biasanya nggak pernah sampai sepenuh ini," akunya sembari menyetir.

Asri cukup senang dengan antusias ini, terutama sebagai pramudi ia merasa senang bisa membawa penumpang ke tempat tujuannya dengan selamat. "Menjadi tanggung jawab besar bisa membawa penumpang sampai tujuan dengan selamat, apalagi sampai seramai ini ya senang sekali," jelas Asri.

Peningkatan jumlah penumpang cukup terasa, di mana biasanya hingga siang hari tiket habis sebanyak 100-an tiket, namun di hari pertama sudah lebih dari 200 tiket habis. Dalam layanan gratis selama tiga hari ini, penumpang bus tetap diberi tiket untuk dapat naik, namun tiket kali ini terdapat cap gratisnya.

Bus Trans Metro sendiri memiliki sekitar 15 koridor namun yang saat ini yang beroperasi hanya sekitar lima hingga delapan koridor. Trans Metro Pekanbaru adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang mulai beroperasi pada 18 Juni 2009 di Kota Pekanbaru. Layanan Bus Rapid Transit ini diciptakan untuk memudahkan mobilitas warga Pekanbaru agar mau menggunakan transportasi publik. Harapannya demikian di awal.

Tarif yang diberlakukan adalah sebesar Rp4.000 sekali jalan. Trans Metro Pekanbaru juga memberlakukan metode pembayaran nontunai yang bekerja sama dengan beberapa penyedia. Pada awalnya, Transmetro Pekanbaru hanya melayani 2 Koridor. Namun seiring berjalannya waktu, Transmetro Pekanbaru telah melayani hingga belasan koridor yang menjangkau seluruh Kota Pekanbaru dan wilayah Aglomerasi terdekat, yakni Kabupaten Kampar.

15 koridor dimaksud, antara lain melayani Ramayana atau STC, Pandau untuk trayek pertama, kemudian trayek kedua Sudirman-Bandara, trayek 3 Terminal BRPS-Kulim, trayek 4 Kampus UIN Suska-RS Awal Bros Sudirman, trayek 5 Ramayana-Pasar Tangor, trayek 6 Terminal BRPS-Ramayana, trayek 7 MPP (kantor wali kota lama)-Tenayan Raya.

Kemudian trayek 8 BNI Sudirman-Pelabuhan Sei Duku, trayek 9 Terminal BRPS-Perumnas Pandau Permai PP, trayek 10 Arifin Ahmad-Tri Bakti, Trayek 11 Simpang Tiga-Arifin Ahmad, Trayek 12 Kantor Wako-Kampus Unilak, trayek 13 kampus Unilak-Palas Raya, trayek 14 STC-Yos Sudarso, dan trayek 15 melayani UIN Suska-Terminal BRPS.

Saat ini, di total dari awal bus TMP terdapat lebih 100 unit. Namun yang beroperasi sekitar 75 unit saja. Bahkan, memasuki 2021 lalu, layanan moda transportasi massal ini sempat terhenti. Hal ini dikarenakan adanya aksi mogok kerja karyawan bus TMP karena tidak dibayarnya honor mereka sesuai aturan dan ketentuan. Salah seorang calon penumpang Fitri kepada Riau Pos, Februari 2022 lalu, saat bus ini sempat mogok, mengaku sangat berharap bus TMP kembali beroperasi. Ia mengaku, bus TMP sangat membantu untuk sampai ke tempat tujuan dengan harga murah.

Baca Juga:  Non ASN Jadi Peserta BP Jamsotek Diperlukan Payung Hukum

Diakuinya, karena bus TMP tidak beroperasi, ia harus mengeluarkan dana lebih untuk bisa menuju tempat kerjanya. "Susah kalau tidak ada bus TMP ini. Kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk bekerja. Ya semoga layanannya kembali normallah," harapnya.

Sementara itu, di tempat terpisah salah seorang karyawan Bus TMP Pekanbaru yang enggan disebutkan namanya kepada Riau Pos mengaku sudah mengalami penundaan pembayaran gaji selama tiga bulan terakhir. Disebutkannya, pemerintah serta pihak manajemen bus TMP berjanji akan segera melakukan pembayaran tersebut. Namun, hingga awal Februari 2022 para pekerja tidak kunjung mendapatkan haknya sehingga mereka memutuskan untuk mogok kerja agar hak mereka bisa segera dibayarkan. "Ya kalau tidak dibayarkan juga kami akan tetap mogok kerja. Karena kami sudah tidak tahu lagi mau bayar uang sekolah dan keperluan rumah tangga dari mana, kalau bukan dari gaji kami itu dibayarkan," katanya.

Sebenarnya, Pemko Pekanbaru sudah berkali-kali diminta membenahi sistem transportasi oleh banyak pihak. Terlebih, sejak awal kemunculannya, Trans Metro Pekanbaru sangat diharapkan bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bertuah ini.

Dosen Bidang Studi Transportasi Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) M Zaenal Mutaqqin beberapa waktu lalu mengaku selalu mengamati perkembangan transportasi di Riau terutama di Pekanbaru. Ia sudah membayangkan dari awal, bahwa apa yang terjadi di Jakarta akan terjadi juga di Pekanbaru. "Saat ini mindset masyarakat sudah berubah dengan adanya transportasi berbasis online," ujar Zaenal.

Zaenal mengatakan bahwa produk-produk yang ada di transportasi online saat ini sangat bagus untuk kemudahan masyarakat. Tetapi tidak untuk salah satu produk yang mengangkut orang pribadi.

Ditegaskannya, bahwa transportasi publik merupakan kewajiban pemerintah untuk menyediakannya. Pemerintah diharapkan mampu berbenah guna bersaing secara sehat dengan transportasi online. "TMP merupakan solusi terbaik untuk mobilisasi masyarakat Pekanbaru," ujar Zaenal. (esi)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)  Jalan Sudirman tetap ramai seperti biasa. Setiap persimpangan, U-Turn dan pusat keramaian, warga selalu harus menyiapkan sabar yang lebih tinggi bagi pengguna kendaraan bermotor. Baik roda dua maupun roda empat. Karena macetnya kota metropolitan ini sudah menjadi pemandangan lumrah sejak kurang satu dekade terakhir.

Demikian pula di sekitar Sukaramai Trade Center (STC), atau sebelumnya disebut daerah Ramayana, pada era tahun 90-an hingga 2000-an disebut Pasar Pusat. Warga tampak menumpuk di luar pagar bangunan pusat perbelanjaan tersebut. Tepatnya di halte bus yang ada di depannya, yang disebut Halte STC.

- Advertisement -

Suasana halte STC memang tampak ramai dari biasanya. Beberapa orang duduk di bangku yang telah disediakan, sedangkan sebagian lain berdiri bersandar pada tiang. Pantauan Riau Pos, Rabu (22/6) di lokasi, tampaknya warga bukan menunggu angkutan online yang sedang ngetem di depan halte, atau menunggu taksi untuk diantar ke tempat tujuannya, atau bukan juga berbelanja di STC.

Ternyata warga yang antre ingin menikmati layanan Bus Trans Metro yang mulai 22-24 Juni ini bisa dinikmati secara gratis oleh seluruh warga Pekanbaru. Pelayanan gratis ini tentunya sebagai seremoni dalam rangka menyambut hari jadi ke-238 Kota Pekanbaru yang jatuh tepat hari ini, Kamis (23/6).

- Advertisement -

Warga yang ingin menikmati layanan ini bukan hanya dari warga yang sedang ada keperluan, namun juga ada warga yang sengaja hanya ingin berkeliling saja. Seperti Elimarni yang sengaja mengajak kedua anaknya untuk jalan-jalan dan memanfaatkan layanan bus gratis ini. "Sengaja ajak anak-anak jalan, mumpung pada libur sekalian aja bawa anak-anak keliling," ungkapnya.

Eli, sapaannya yang berangkat dari Pandau juga merasa senang dan menikmati perjalanan yang dirasakannya. "Enaklah Bang dingin, pelayanan dari pihak bus-nya juga bagus. Mudah-mudahan pelayanan bus ini bisa terus begini ya," ucapnya berharap sembari memangku sang buah hati.

Dari pantauan, perjalanan dari Bus Koridor 01 bernomor 39 ini berjalan menuju Pandau yang dimulai dari pusat perbelanjaan STC. Penumpang memenuhi seluruh kursi bus, didominasi kaum hawa serta siswa sekolah.

Para lansia, ibu hamil dan ibu-ibu yang membawa anak bayi mendapat prioritas di transportasi ini. Terlihat saat petugas meminta penumpang yang masih dianggap sanggup berdiri untuk bertukar posisi dengan mereka yang menjadi prioritas.

Di setiap koridor pemberhentian, jumlah penumpang semakin bertambah, apalagi di halte depan Kantor Pos Jalan Sudirman. Di sini, belasan penumpang berdesakan untuk memasuki bus, bahkan ada sejumlah penumpang yang membawa muatan cukup banyak.

Baca Juga:  Kasus Positif Baru di Riau Bertambah Tiga Orang, Total 69 Orang

Banyaknya jumlah penumpang, sempat membuat bus harus melewatkan beberapa halte karena kapasitas bus sudah penuh.

Menurut Pramudi Asri (52), masyarakat cukup antusias sekali dengan layanan bus gratis ini. "Biasanya nggak pernah sampai sepenuh ini," akunya sembari menyetir.

Asri cukup senang dengan antusias ini, terutama sebagai pramudi ia merasa senang bisa membawa penumpang ke tempat tujuannya dengan selamat. "Menjadi tanggung jawab besar bisa membawa penumpang sampai tujuan dengan selamat, apalagi sampai seramai ini ya senang sekali," jelas Asri.

Peningkatan jumlah penumpang cukup terasa, di mana biasanya hingga siang hari tiket habis sebanyak 100-an tiket, namun di hari pertama sudah lebih dari 200 tiket habis. Dalam layanan gratis selama tiga hari ini, penumpang bus tetap diberi tiket untuk dapat naik, namun tiket kali ini terdapat cap gratisnya.

Bus Trans Metro sendiri memiliki sekitar 15 koridor namun yang saat ini yang beroperasi hanya sekitar lima hingga delapan koridor. Trans Metro Pekanbaru adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang mulai beroperasi pada 18 Juni 2009 di Kota Pekanbaru. Layanan Bus Rapid Transit ini diciptakan untuk memudahkan mobilitas warga Pekanbaru agar mau menggunakan transportasi publik. Harapannya demikian di awal.

Tarif yang diberlakukan adalah sebesar Rp4.000 sekali jalan. Trans Metro Pekanbaru juga memberlakukan metode pembayaran nontunai yang bekerja sama dengan beberapa penyedia. Pada awalnya, Transmetro Pekanbaru hanya melayani 2 Koridor. Namun seiring berjalannya waktu, Transmetro Pekanbaru telah melayani hingga belasan koridor yang menjangkau seluruh Kota Pekanbaru dan wilayah Aglomerasi terdekat, yakni Kabupaten Kampar.

15 koridor dimaksud, antara lain melayani Ramayana atau STC, Pandau untuk trayek pertama, kemudian trayek kedua Sudirman-Bandara, trayek 3 Terminal BRPS-Kulim, trayek 4 Kampus UIN Suska-RS Awal Bros Sudirman, trayek 5 Ramayana-Pasar Tangor, trayek 6 Terminal BRPS-Ramayana, trayek 7 MPP (kantor wali kota lama)-Tenayan Raya.

Kemudian trayek 8 BNI Sudirman-Pelabuhan Sei Duku, trayek 9 Terminal BRPS-Perumnas Pandau Permai PP, trayek 10 Arifin Ahmad-Tri Bakti, Trayek 11 Simpang Tiga-Arifin Ahmad, Trayek 12 Kantor Wako-Kampus Unilak, trayek 13 kampus Unilak-Palas Raya, trayek 14 STC-Yos Sudarso, dan trayek 15 melayani UIN Suska-Terminal BRPS.

Saat ini, di total dari awal bus TMP terdapat lebih 100 unit. Namun yang beroperasi sekitar 75 unit saja. Bahkan, memasuki 2021 lalu, layanan moda transportasi massal ini sempat terhenti. Hal ini dikarenakan adanya aksi mogok kerja karyawan bus TMP karena tidak dibayarnya honor mereka sesuai aturan dan ketentuan. Salah seorang calon penumpang Fitri kepada Riau Pos, Februari 2022 lalu, saat bus ini sempat mogok, mengaku sangat berharap bus TMP kembali beroperasi. Ia mengaku, bus TMP sangat membantu untuk sampai ke tempat tujuan dengan harga murah.

Baca Juga:  Tenaga Ahli Kawal Proyek Strategis

Diakuinya, karena bus TMP tidak beroperasi, ia harus mengeluarkan dana lebih untuk bisa menuju tempat kerjanya. "Susah kalau tidak ada bus TMP ini. Kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk bekerja. Ya semoga layanannya kembali normallah," harapnya.

Sementara itu, di tempat terpisah salah seorang karyawan Bus TMP Pekanbaru yang enggan disebutkan namanya kepada Riau Pos mengaku sudah mengalami penundaan pembayaran gaji selama tiga bulan terakhir. Disebutkannya, pemerintah serta pihak manajemen bus TMP berjanji akan segera melakukan pembayaran tersebut. Namun, hingga awal Februari 2022 para pekerja tidak kunjung mendapatkan haknya sehingga mereka memutuskan untuk mogok kerja agar hak mereka bisa segera dibayarkan. "Ya kalau tidak dibayarkan juga kami akan tetap mogok kerja. Karena kami sudah tidak tahu lagi mau bayar uang sekolah dan keperluan rumah tangga dari mana, kalau bukan dari gaji kami itu dibayarkan," katanya.

Sebenarnya, Pemko Pekanbaru sudah berkali-kali diminta membenahi sistem transportasi oleh banyak pihak. Terlebih, sejak awal kemunculannya, Trans Metro Pekanbaru sangat diharapkan bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bertuah ini.

Dosen Bidang Studi Transportasi Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) M Zaenal Mutaqqin beberapa waktu lalu mengaku selalu mengamati perkembangan transportasi di Riau terutama di Pekanbaru. Ia sudah membayangkan dari awal, bahwa apa yang terjadi di Jakarta akan terjadi juga di Pekanbaru. "Saat ini mindset masyarakat sudah berubah dengan adanya transportasi berbasis online," ujar Zaenal.

Zaenal mengatakan bahwa produk-produk yang ada di transportasi online saat ini sangat bagus untuk kemudahan masyarakat. Tetapi tidak untuk salah satu produk yang mengangkut orang pribadi.

Ditegaskannya, bahwa transportasi publik merupakan kewajiban pemerintah untuk menyediakannya. Pemerintah diharapkan mampu berbenah guna bersaing secara sehat dengan transportasi online. "TMP merupakan solusi terbaik untuk mobilisasi masyarakat Pekanbaru," ujar Zaenal. (esi)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari