Jumat, 25 April 2025
spot_img

Harimau yang Terkam Manusia Masih Jalani Habituasi

RIAUPOS.CO – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih mengurung harimau sumatera yang menerkam pekerja perusahaan kehutanan hingga tewas di Pelalawan. Harimau dewasa yang dievakuasi usai masuk perangkap itu belum dilepasliarkan dalam waktu dekat.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BBKSDA Riau Ujang Holisidin mengatakan, hewan buas yang terancam punah itu masih dalam proses rehab atau penyembuhan.

‘’Untuk saat ini harimau tersebut masih proses rehabilitasi dan habituasi (pembiasaan). Setelah fase ini selesai, baru kita putuskan tindakan selanjutnya,’’ ujar Ujang pada Sabtu (22/3).

Kendati fokus pada rehabilitasi, BBKSDA Riau menurut Ujang tetap memantau lokasi terjadinya konflik di area hutan tanaman industri di Kecamatan Pelalawan tersebut. Pihaknya terus menjalani komunikasi dengan para pihak untuk memastikan tidak ada serangan susulan dari harimau lainnya.

Baca Juga:  Pengurus IKA Unri Dikukuhkan Rektor, Ini Pesan Gubri Syamsuar

‘’Sewaktu-waktu lokasi konflik tetap kita pantau. Sementara ini tim memang masih fokus pada pemantauan, proses rehabilitasi dan habituasi harimau yang tertangkap,’’ kata Ujang.

Terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada lebih dari satu ekor harimau yang menyerang pekerja hingga tewas, Ujang belum bisa memastikan hal itu. Lebih dari sepekan pemantauan di lokasi, hanya satu individu yang teridentifikasi, yaitu yang masuk perangkap.

‘’Dari hasil tangkapan camera trap hanya satu ekor harimau yang terekam,’’ sebut Ujang.

Kendati begitu, Ujang meminta manajemen perusahaan dan para pekerja perhutanan di lokasi konflik tetap waspada. Pasalnya, kawasan tersebut dekat landscap Semenanjung Kampar yang dikenal sebagai habitat harimau sumatera. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pekerja bernama Yafao Zebua diterkam harimau ketika hendak kembali ke camp usai bekerja. Namun, masih berjarak sekitar 10 meter dari perahu di kanal yang akan membawa ia pulang ke camp, ia langsung diterkam harimau.

Baca Juga:  Kebun Warga Dirusak, BKSDA Sebut Lokasi Habitat Gajah

Kejadian naas itu terjadi pada Kamis (13/3) sekitar pukul 19.00 WIB petang. Akibat terkaman harimau dewasa itu, jasad Yafao mengalami luka cakaran pada bagian kepala belakang dan leher serta mengalami luka gigitan pada paha atas sebelah kanan. Pria 50 tahun itu dinyatakan tewas di tempat kejadian.(muh)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

RIAUPOS.CO – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih mengurung harimau sumatera yang menerkam pekerja perusahaan kehutanan hingga tewas di Pelalawan. Harimau dewasa yang dievakuasi usai masuk perangkap itu belum dilepasliarkan dalam waktu dekat.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BBKSDA Riau Ujang Holisidin mengatakan, hewan buas yang terancam punah itu masih dalam proses rehab atau penyembuhan.

‘’Untuk saat ini harimau tersebut masih proses rehabilitasi dan habituasi (pembiasaan). Setelah fase ini selesai, baru kita putuskan tindakan selanjutnya,’’ ujar Ujang pada Sabtu (22/3).

Kendati fokus pada rehabilitasi, BBKSDA Riau menurut Ujang tetap memantau lokasi terjadinya konflik di area hutan tanaman industri di Kecamatan Pelalawan tersebut. Pihaknya terus menjalani komunikasi dengan para pihak untuk memastikan tidak ada serangan susulan dari harimau lainnya.

Baca Juga:  Gubri Kunjungi Nenek Sakit Tinggal di Rumah Kecil

‘’Sewaktu-waktu lokasi konflik tetap kita pantau. Sementara ini tim memang masih fokus pada pemantauan, proses rehabilitasi dan habituasi harimau yang tertangkap,’’ kata Ujang.

Terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada lebih dari satu ekor harimau yang menyerang pekerja hingga tewas, Ujang belum bisa memastikan hal itu. Lebih dari sepekan pemantauan di lokasi, hanya satu individu yang teridentifikasi, yaitu yang masuk perangkap.

‘’Dari hasil tangkapan camera trap hanya satu ekor harimau yang terekam,’’ sebut Ujang.

Kendati begitu, Ujang meminta manajemen perusahaan dan para pekerja perhutanan di lokasi konflik tetap waspada. Pasalnya, kawasan tersebut dekat landscap Semenanjung Kampar yang dikenal sebagai habitat harimau sumatera. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pekerja bernama Yafao Zebua diterkam harimau ketika hendak kembali ke camp usai bekerja. Namun, masih berjarak sekitar 10 meter dari perahu di kanal yang akan membawa ia pulang ke camp, ia langsung diterkam harimau.

Baca Juga:  BBKSDA Alihkan Tim WRU

Kejadian naas itu terjadi pada Kamis (13/3) sekitar pukul 19.00 WIB petang. Akibat terkaman harimau dewasa itu, jasad Yafao mengalami luka cakaran pada bagian kepala belakang dan leher serta mengalami luka gigitan pada paha atas sebelah kanan. Pria 50 tahun itu dinyatakan tewas di tempat kejadian.(muh)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Harimau yang Terkam Manusia Masih Jalani Habituasi

RIAUPOS.CO – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih mengurung harimau sumatera yang menerkam pekerja perusahaan kehutanan hingga tewas di Pelalawan. Harimau dewasa yang dievakuasi usai masuk perangkap itu belum dilepasliarkan dalam waktu dekat.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BBKSDA Riau Ujang Holisidin mengatakan, hewan buas yang terancam punah itu masih dalam proses rehab atau penyembuhan.

‘’Untuk saat ini harimau tersebut masih proses rehabilitasi dan habituasi (pembiasaan). Setelah fase ini selesai, baru kita putuskan tindakan selanjutnya,’’ ujar Ujang pada Sabtu (22/3).

Kendati fokus pada rehabilitasi, BBKSDA Riau menurut Ujang tetap memantau lokasi terjadinya konflik di area hutan tanaman industri di Kecamatan Pelalawan tersebut. Pihaknya terus menjalani komunikasi dengan para pihak untuk memastikan tidak ada serangan susulan dari harimau lainnya.

Baca Juga:  19 Hafiz Quran dan Anak Pedalaman Direkrut Jadi Polisi

‘’Sewaktu-waktu lokasi konflik tetap kita pantau. Sementara ini tim memang masih fokus pada pemantauan, proses rehabilitasi dan habituasi harimau yang tertangkap,’’ kata Ujang.

Terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada lebih dari satu ekor harimau yang menyerang pekerja hingga tewas, Ujang belum bisa memastikan hal itu. Lebih dari sepekan pemantauan di lokasi, hanya satu individu yang teridentifikasi, yaitu yang masuk perangkap.

‘’Dari hasil tangkapan camera trap hanya satu ekor harimau yang terekam,’’ sebut Ujang.

Kendati begitu, Ujang meminta manajemen perusahaan dan para pekerja perhutanan di lokasi konflik tetap waspada. Pasalnya, kawasan tersebut dekat landscap Semenanjung Kampar yang dikenal sebagai habitat harimau sumatera. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pekerja bernama Yafao Zebua diterkam harimau ketika hendak kembali ke camp usai bekerja. Namun, masih berjarak sekitar 10 meter dari perahu di kanal yang akan membawa ia pulang ke camp, ia langsung diterkam harimau.

Baca Juga:  Harimau di Rohul Masih Hidup Sebelum Dikuliti

Kejadian naas itu terjadi pada Kamis (13/3) sekitar pukul 19.00 WIB petang. Akibat terkaman harimau dewasa itu, jasad Yafao mengalami luka cakaran pada bagian kepala belakang dan leher serta mengalami luka gigitan pada paha atas sebelah kanan. Pria 50 tahun itu dinyatakan tewas di tempat kejadian.(muh)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

RIAUPOS.CO – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih mengurung harimau sumatera yang menerkam pekerja perusahaan kehutanan hingga tewas di Pelalawan. Harimau dewasa yang dievakuasi usai masuk perangkap itu belum dilepasliarkan dalam waktu dekat.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BBKSDA Riau Ujang Holisidin mengatakan, hewan buas yang terancam punah itu masih dalam proses rehab atau penyembuhan.

‘’Untuk saat ini harimau tersebut masih proses rehabilitasi dan habituasi (pembiasaan). Setelah fase ini selesai, baru kita putuskan tindakan selanjutnya,’’ ujar Ujang pada Sabtu (22/3).

Kendati fokus pada rehabilitasi, BBKSDA Riau menurut Ujang tetap memantau lokasi terjadinya konflik di area hutan tanaman industri di Kecamatan Pelalawan tersebut. Pihaknya terus menjalani komunikasi dengan para pihak untuk memastikan tidak ada serangan susulan dari harimau lainnya.

Baca Juga:  Gubri Kunjungi Nenek Sakit Tinggal di Rumah Kecil

‘’Sewaktu-waktu lokasi konflik tetap kita pantau. Sementara ini tim memang masih fokus pada pemantauan, proses rehabilitasi dan habituasi harimau yang tertangkap,’’ kata Ujang.

Terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada lebih dari satu ekor harimau yang menyerang pekerja hingga tewas, Ujang belum bisa memastikan hal itu. Lebih dari sepekan pemantauan di lokasi, hanya satu individu yang teridentifikasi, yaitu yang masuk perangkap.

‘’Dari hasil tangkapan camera trap hanya satu ekor harimau yang terekam,’’ sebut Ujang.

Kendati begitu, Ujang meminta manajemen perusahaan dan para pekerja perhutanan di lokasi konflik tetap waspada. Pasalnya, kawasan tersebut dekat landscap Semenanjung Kampar yang dikenal sebagai habitat harimau sumatera. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pekerja bernama Yafao Zebua diterkam harimau ketika hendak kembali ke camp usai bekerja. Namun, masih berjarak sekitar 10 meter dari perahu di kanal yang akan membawa ia pulang ke camp, ia langsung diterkam harimau.

Baca Juga:  Harimau di Rohul Masih Hidup Sebelum Dikuliti

Kejadian naas itu terjadi pada Kamis (13/3) sekitar pukul 19.00 WIB petang. Akibat terkaman harimau dewasa itu, jasad Yafao mengalami luka cakaran pada bagian kepala belakang dan leher serta mengalami luka gigitan pada paha atas sebelah kanan. Pria 50 tahun itu dinyatakan tewas di tempat kejadian.(muh)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari