PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mendataÂngi Gedung DPRD Riau, Selasa (21/5).
Dengan mengenakan almamater dari masing-masing kampus, para mahasiswa langsung memadati areal luar Gedung DPRD. Tepatnya di depan pagar gerbang DPRD sampai ke Jalan Sudirman. Adapun tujuan aksi tersebut didasari atas peringatan 21 tahun reformasi yang jatuh pada 21 Mei.
“21 tahun reformasi. Namun masih banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dibiarkan. Mana keadilan HAM yang selama ini diagungkan,†ujar salah seorang orator mengenakan pengeras suara.
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa juga menuntut agar seluruh kasus pelanggaran HAM berat agar segera diselesaikan. Beberapa di antaranya adalah kasus kematian empat aktivis mahasiswa Universitas Trisakti pada masa Orde Baru, kasus kematian Munir, kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dan serangkaian kasus kriminalisasi terhadap mahasiswa yang terjadi.
Tak hanya sampai di situ, mahasiswa juga sempat menyinggung persoalan ekonomi masyarakat yang saat ini terus memburuk. Menurut mahasiswa, kondisi tersebut juga berimbas kepada hasil pertanian dan perkebunan yang ada di Riau. Bahkan mahasiswa juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang melakukan impor pangan bertepatan dengan momen panen raya petani.(nda)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mendataÂngi Gedung DPRD Riau, Selasa (21/5).
Dengan mengenakan almamater dari masing-masing kampus, para mahasiswa langsung memadati areal luar Gedung DPRD. Tepatnya di depan pagar gerbang DPRD sampai ke Jalan Sudirman. Adapun tujuan aksi tersebut didasari atas peringatan 21 tahun reformasi yang jatuh pada 21 Mei.
- Advertisement -
“21 tahun reformasi. Namun masih banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dibiarkan. Mana keadilan HAM yang selama ini diagungkan,†ujar salah seorang orator mengenakan pengeras suara.
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa juga menuntut agar seluruh kasus pelanggaran HAM berat agar segera diselesaikan. Beberapa di antaranya adalah kasus kematian empat aktivis mahasiswa Universitas Trisakti pada masa Orde Baru, kasus kematian Munir, kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dan serangkaian kasus kriminalisasi terhadap mahasiswa yang terjadi.
Tak hanya sampai di situ, mahasiswa juga sempat menyinggung persoalan ekonomi masyarakat yang saat ini terus memburuk. Menurut mahasiswa, kondisi tersebut juga berimbas kepada hasil pertanian dan perkebunan yang ada di Riau. Bahkan mahasiswa juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang melakukan impor pangan bertepatan dengan momen panen raya petani.(nda)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin