Kamis, 19 September 2024

Kasus Harian Bertambah 453 Orang, 5 Meninggal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pasien positif Covid-19 di Riau per hari Senin (21/2) bertambah 453 orang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy mengatakan, total yang terpapar Covid-19 di Riau sebanyak 135.613 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 342 orang, sehingga total 126.084 orang yang sembuh," katanya.

Lebih lanjut Masrul menjelaskan, dari penambahan 453 kasus baru, terdapat 95 kasus merupakan warga luar Provinsi Riau. Sedangkan kasus terbanyak di Riau terdapat di Pekanbaru sebanyak 253 orang. "Kemudian Bengkalis 12 kasus, Kampar 27 kasus, Siak 16 kasus, Pelalawan 10 kasus, Kuansing 4 kasus, Dumai 13 kasus, Kepulauan Meranti 7 kasus, Rohil 2 kasus, Rohul 3 kasus, Inhu 9 kasus, Inhil dua kasus," tuturnya.

Untuk kabar dukanya, terdapat lima pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.149 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 172 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 5.209 orang.

- Advertisement -

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan dirumah atau isolasi mandiri sebanyak 5.380 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.820 orang dan yang isolasi dirumah sakit 93 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 155.711 meninggal dunia 524 orang.

- Advertisement -

Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Dua Lansia Pasien Covid-19 di Dumai Meninggal
Bertambah satu pasien terpapar Covid-19 meninggal dunia, selama tahun 2022 ini sudah dua pasien lanjut usia (lansia) terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Dumai, Senin (21/2).

Dua lansia tersebut masing-masing warga Kelurahan Rimba Sempung jenis kelamin laki-laki dan satu warga Kelurahan Bagan Keladi Kota Dumai jenis kelamin Perempuan. Keduanya diketahui belum divaksin Covid-19 dan memiliki komorbid, penyakit ginjal dan paru-paru. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Dumai dr Syaipul didampingi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Dumai, Sintia Riza, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Dumai, Nurbaiti, Senin (21/2).

"Hari ini (kemarin, red) kami mendapatkan kabar duka, dua pasien positif Covid-19 di Kota Dumai meninggal dunia setelah menjalani perawatan secara intensif di RSUD Kota Dumai," kata Syaipul.

Dijelaskan Syaipul, keduanya adalah lansia dan belum pernah divaksin Covid-19, serta memiliki penyakit penyerta atau kormobid.

Baca Juga:  Calon dari Anggota Dewan yang Belum Mengundurkan Diri Dianggap TMS

"Yaitu penyakit paru dan ginjal," ungkap Syaipul.

Syaipul menjelaskan bahwa, kelompok lansia termasuk dalam kelompok dengan risiko paling tinggi apabila terpapar Covid-19. Untuk itu dia mengimbau agar lansia divaksin lengkap.

Lanjutnya, pemerintah bersama instansi terkait seperti TNI dan Polri terus menyusun strategi akselerasi vaksinasi Covid-19 bagi kelompok lansia di Kota Dumai, menggandeng puskesmas dan ketua RT di setiap kelurahan se Kota Dumai kami melakukan jemput bola untuk mensukseskan vaksinasi lansia.

"Selain itu, melalui kegiatan vaksinasi massal, kelompok lansia selalu kita diprioritaskan untuk menerima vaksinasi Covid-19. Kami mengharapkan semua warga Dumai dapat bekerja sama untuk membujuk dan mengajak para orang tua agar mau divaksin," ujarnya.

Dikatakannya, mari kita bujuk, ajak, daftarkan dan dampingi orang tua kita untuk menerima vaksin covid-19 di tempat pelayanan vaksinasi terdekat, agar orang tua kita terlindung dan mencegah penularan Covid-19. "Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua pasien tersebut, semoga almarhumah diterima disisi sang pencipta, dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar menerima ujian ini," ungkasnya.

13 Provinsi Lampaui Puncak Delta
13 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan BOR dan kasus harian yang telah melampaui puncak gelombang delta. Untuk itu, pemerintah menyatakan Indonesia tidak akan latah mengikuti negara-negara eropa yang mulai bertransisi dari pandemi ke endemi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut beberapa seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura sudah menerapkan beberapa pelonggaran.  Namun ia menegaskan Indonesia tidak akan latah dan ikut-ikutan.

"Kita akan melakukan transisi ini secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai pra-kondisi endemi ke depan," kata Luhut, kemarin (21/2)

Pra-kondisi endemi akan mengambil pijakan beberapa indikator yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun sistem surveilans aktif.

Selain itu, kata Luhut pra-kondisi ini akan diterapkan dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten. Usulan konsep, kriteria, dan Indikator pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya.

"Untuk dapat mencapai cita-cita transisi dari pandemi ke endemi, hal utama yang perlu dilakukan adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia," kata Luhut.

Untuk itu, Luhut menyebut pemerintah terus mendorong dan meminta bantuan kepada pemerintah daerah beserta jajarannya untuk terus aktif menyosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

Baca Juga:  Perbaikan Jembatan Belutu, Pangkas Jarak Tempuh ke Siak

Beberapa kabupaten naik ke level PPKM 3 maupun 4 karena peningkatan kasus maupun BOR. Di antaranya Solo Raya dan Semarang Raya. Untuk wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bali, DIY, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya saat ini masih berada pada Level 3.

Menteri Kesehatan (Menkes) Buda Gunadi Sadikin (BGS) mengungkapkan, kasus Covid-19 di 13 provinsi telah melampaui puncak kasus konfimasi saat periode varian Delta. Di mana, kasus positif sudah tembus 56 ribu. Ketigabelas provinsi tersebut meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua. Namun, lima di antaranya telah menunjukkan tren kasus menurun. Yakni, Banten, DKI Jakarta, Bali, Maluku, dan NTB.

"Lainnya berada di puncak dan menuju puncak (kasus, red)," ujarnya.

Diakuinya, saat ini tren kasus positif Covid-19 varian Omicron di Jawa Bali memang menurun. Tapi, ada pergeseran di luar Jawa Bali yang baru menanjak. Ini terlihat dari perbandingan kasus yang teramati. Awalnya 97 persen kasus positif Covis-19 Jawa-Bali dan 3 persen luar Jawa Bali menjadi 72 persen Jawa Bali dan 28 persen luar Jawa Bali.

Meski Jawa Bali menurun, namun yang jadi perhatian ialah puncak kematian. Menurut BGS, setelah membandingkan dengan negara-negara lain, puncak yang wafat akan terjadi 15-20 hari setelah puncak kasus. "Jadi walaupun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, sudah mulai menurun, tapi puncak kematian baru akan terjadi dua minggu sesudahnya," ungkapnya.

Teramati pula, lanjut dia, pasien yang meninggal kebanyakan belum mendapatkan vaksin Covid-19 sama sekali, baru divaksin satu dosis, komorbid, dan lansia. Melihat fakta ini, ia pun kembali mendorong agar masyarakat yang belum divaksin Covid-19 untuk segera mendapatkan dosis lengkap.

Terkait vaksinasi Covid-19, hingga saat ini masih minim provinsi yang berhasil mencapai 70 persen untuk suntikan dua dosis. Dari 189 juta yang sudah divaksinpun hanya dosis pertama. "Harus lengkap, minimal dua kali. Kalau ada lansia didorong cepat untuk divaksin," katanya.

Pihaknya pun sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mengidentifikasi masyarakat yang memiliki komorbid lebih deini. Dengan begitu, saat mereka terinfeksi meski dengan gejala ringan, maka bisa mendapat prioritas saat masuk rumah sakit.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah juga terus mewaspadai dinamika kasus Covid-19 di luar Jawa Bali. Sebab, lonjakan kasus luar Jawa Bali diprediksi baru akan terjadi 2-3 pekan ke depan. (sol/mx12/rpg/tau/jpg)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pasien positif Covid-19 di Riau per hari Senin (21/2) bertambah 453 orang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy mengatakan, total yang terpapar Covid-19 di Riau sebanyak 135.613 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 342 orang, sehingga total 126.084 orang yang sembuh," katanya.

Lebih lanjut Masrul menjelaskan, dari penambahan 453 kasus baru, terdapat 95 kasus merupakan warga luar Provinsi Riau. Sedangkan kasus terbanyak di Riau terdapat di Pekanbaru sebanyak 253 orang. "Kemudian Bengkalis 12 kasus, Kampar 27 kasus, Siak 16 kasus, Pelalawan 10 kasus, Kuansing 4 kasus, Dumai 13 kasus, Kepulauan Meranti 7 kasus, Rohil 2 kasus, Rohul 3 kasus, Inhu 9 kasus, Inhil dua kasus," tuturnya.

Untuk kabar dukanya, terdapat lima pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.149 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 172 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 5.209 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan dirumah atau isolasi mandiri sebanyak 5.380 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.820 orang dan yang isolasi dirumah sakit 93 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 155.711 meninggal dunia 524 orang.

Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Dua Lansia Pasien Covid-19 di Dumai Meninggal
Bertambah satu pasien terpapar Covid-19 meninggal dunia, selama tahun 2022 ini sudah dua pasien lanjut usia (lansia) terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Dumai, Senin (21/2).

Dua lansia tersebut masing-masing warga Kelurahan Rimba Sempung jenis kelamin laki-laki dan satu warga Kelurahan Bagan Keladi Kota Dumai jenis kelamin Perempuan. Keduanya diketahui belum divaksin Covid-19 dan memiliki komorbid, penyakit ginjal dan paru-paru. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Dumai dr Syaipul didampingi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Dumai, Sintia Riza, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Dumai, Nurbaiti, Senin (21/2).

"Hari ini (kemarin, red) kami mendapatkan kabar duka, dua pasien positif Covid-19 di Kota Dumai meninggal dunia setelah menjalani perawatan secara intensif di RSUD Kota Dumai," kata Syaipul.

Dijelaskan Syaipul, keduanya adalah lansia dan belum pernah divaksin Covid-19, serta memiliki penyakit penyerta atau kormobid.

Baca Juga:  Wagubri: Saya Bangga Melihat Kemajuan Pembangunan Rohul

"Yaitu penyakit paru dan ginjal," ungkap Syaipul.

Syaipul menjelaskan bahwa, kelompok lansia termasuk dalam kelompok dengan risiko paling tinggi apabila terpapar Covid-19. Untuk itu dia mengimbau agar lansia divaksin lengkap.

Lanjutnya, pemerintah bersama instansi terkait seperti TNI dan Polri terus menyusun strategi akselerasi vaksinasi Covid-19 bagi kelompok lansia di Kota Dumai, menggandeng puskesmas dan ketua RT di setiap kelurahan se Kota Dumai kami melakukan jemput bola untuk mensukseskan vaksinasi lansia.

"Selain itu, melalui kegiatan vaksinasi massal, kelompok lansia selalu kita diprioritaskan untuk menerima vaksinasi Covid-19. Kami mengharapkan semua warga Dumai dapat bekerja sama untuk membujuk dan mengajak para orang tua agar mau divaksin," ujarnya.

Dikatakannya, mari kita bujuk, ajak, daftarkan dan dampingi orang tua kita untuk menerima vaksin covid-19 di tempat pelayanan vaksinasi terdekat, agar orang tua kita terlindung dan mencegah penularan Covid-19. "Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua pasien tersebut, semoga almarhumah diterima disisi sang pencipta, dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar menerima ujian ini," ungkasnya.

13 Provinsi Lampaui Puncak Delta
13 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan BOR dan kasus harian yang telah melampaui puncak gelombang delta. Untuk itu, pemerintah menyatakan Indonesia tidak akan latah mengikuti negara-negara eropa yang mulai bertransisi dari pandemi ke endemi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut beberapa seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura sudah menerapkan beberapa pelonggaran.  Namun ia menegaskan Indonesia tidak akan latah dan ikut-ikutan.

"Kita akan melakukan transisi ini secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai pra-kondisi endemi ke depan," kata Luhut, kemarin (21/2)

Pra-kondisi endemi akan mengambil pijakan beberapa indikator yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun sistem surveilans aktif.

Selain itu, kata Luhut pra-kondisi ini akan diterapkan dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten. Usulan konsep, kriteria, dan Indikator pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya.

"Untuk dapat mencapai cita-cita transisi dari pandemi ke endemi, hal utama yang perlu dilakukan adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia," kata Luhut.

Untuk itu, Luhut menyebut pemerintah terus mendorong dan meminta bantuan kepada pemerintah daerah beserta jajarannya untuk terus aktif menyosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

Baca Juga:  Tol Pekanbaru-Bangkinang Ditargetkan Sebelum Idul Fitri

Beberapa kabupaten naik ke level PPKM 3 maupun 4 karena peningkatan kasus maupun BOR. Di antaranya Solo Raya dan Semarang Raya. Untuk wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bali, DIY, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya saat ini masih berada pada Level 3.

Menteri Kesehatan (Menkes) Buda Gunadi Sadikin (BGS) mengungkapkan, kasus Covid-19 di 13 provinsi telah melampaui puncak kasus konfimasi saat periode varian Delta. Di mana, kasus positif sudah tembus 56 ribu. Ketigabelas provinsi tersebut meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua. Namun, lima di antaranya telah menunjukkan tren kasus menurun. Yakni, Banten, DKI Jakarta, Bali, Maluku, dan NTB.

"Lainnya berada di puncak dan menuju puncak (kasus, red)," ujarnya.

Diakuinya, saat ini tren kasus positif Covid-19 varian Omicron di Jawa Bali memang menurun. Tapi, ada pergeseran di luar Jawa Bali yang baru menanjak. Ini terlihat dari perbandingan kasus yang teramati. Awalnya 97 persen kasus positif Covis-19 Jawa-Bali dan 3 persen luar Jawa Bali menjadi 72 persen Jawa Bali dan 28 persen luar Jawa Bali.

Meski Jawa Bali menurun, namun yang jadi perhatian ialah puncak kematian. Menurut BGS, setelah membandingkan dengan negara-negara lain, puncak yang wafat akan terjadi 15-20 hari setelah puncak kasus. "Jadi walaupun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, sudah mulai menurun, tapi puncak kematian baru akan terjadi dua minggu sesudahnya," ungkapnya.

Teramati pula, lanjut dia, pasien yang meninggal kebanyakan belum mendapatkan vaksin Covid-19 sama sekali, baru divaksin satu dosis, komorbid, dan lansia. Melihat fakta ini, ia pun kembali mendorong agar masyarakat yang belum divaksin Covid-19 untuk segera mendapatkan dosis lengkap.

Terkait vaksinasi Covid-19, hingga saat ini masih minim provinsi yang berhasil mencapai 70 persen untuk suntikan dua dosis. Dari 189 juta yang sudah divaksinpun hanya dosis pertama. "Harus lengkap, minimal dua kali. Kalau ada lansia didorong cepat untuk divaksin," katanya.

Pihaknya pun sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mengidentifikasi masyarakat yang memiliki komorbid lebih deini. Dengan begitu, saat mereka terinfeksi meski dengan gejala ringan, maka bisa mendapat prioritas saat masuk rumah sakit.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah juga terus mewaspadai dinamika kasus Covid-19 di luar Jawa Bali. Sebab, lonjakan kasus luar Jawa Bali diprediksi baru akan terjadi 2-3 pekan ke depan. (sol/mx12/rpg/tau/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari