RIAUPOS.CO – Pemerintah Provinsi Riau meraih penghargaan bergengsi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) atas komitmen dan inovasi dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Penghargaan tersebut dianugerahkan dalam ajang Bhumandala Award-Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial 2025 yang digelar di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, pada Selasa (18/11). Pemprov Riau dinilai berhasil mengembangkan inovasi “Sistem Informasi Pengendalian Kebakaran dan Lahan Riau”.
Kepala BPBD Damkar Riau, M Edy Afrizal, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia mengatakan penghargaan itu menjadi pengakuan nasional bahwa data dan informasi geospasial dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menjaga keselamatan masyarakat serta lingkungan.
Edy menambahkan bahwa kondisi karhutla di Riau saat ini sudah terkendali. Titik-titik api yang sempat muncul berhasil dipadamkan berkat koordinasi tim di lapangan serta dukungan teknologi informasi geospasial.
Acara tersebut turut dihadiri Kepala BIG Muhammad Aris Marfai, Sekretaris Utama BIG RA Belinda Arunarwati Margono, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Joko Santoso, Deputi Bidang Pembangunan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam, serta berbagai pimpinan lembaga.
Sementara itu, di Kabupaten Kuansing, kebakaran lahan tercatat masih kerap terjadi. Hingga 18 November 2025, Satpol PP-PKP Kuansing mencatat 25,5 hektare lahan terbakar dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp429 juta. Mayoritas kejadian disebabkan kelalaian manusia.
Kasat Pol PP-PKP Kuansing, Riokasyterwandra, menjelaskan bahwa pada Januari tidak ada kebakaran yang terjadi. Peristiwa baru mulai muncul pada Februari dengan satu kasus, kemudian tiga kasus pada Mei, dua kasus pada Juni, lima kasus di Juli, enam kasus pada Agustus, lima kasus pada Oktober, dan 10 kasus sepanjang November 2025.
Kebakaran tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kuantan Hilir, Kuantan Mudik, Kuantan Tengah, Gunung Toar, Pangean, Inuman, Kuantan Hilir Seberang, Sentajo Raya, Benai, hingga Cerenti.



