JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setelah Taifun Hagibis menghajar Jepang pada awal pekan ini, sebuah badai tropis dengan nama Neouguri kembali tumbuh dan terkonsolidasi cepat di perairan utara Filipina dan bergerak menuju ke Kepulauan Ryukyu, Jepang. Meskipun jauh di utara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa pergerakan Neoguri bisa membawa hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Indonesia, termasuk Riau.
BMKG memprediksi potensi hujan lebat hingga angin kencang, kilat/petir dalam rentang 18 hingga 20 Oktober 2019 di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini diungkapkan Kepala Humas BMKG Taufan Maulana, kemarin (19/10). Taufan mengatakan, beberapa hari ke depan beberapa wilayah mulai dari Sumatera Utara, Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Tengah dan Barat hingga Jawa bagian barat berpotensi mengalami hujan lebat.
Khusus untuk wilayah Aceh, Jambi, Jabodetabek, Kalbar hingga Kaltim berpotensi untuk mengalami hujan deras disertai angin kencang, kilat dan petir. Taufan mengatakan, BMKG terus memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat yang berdomisili atau sedang berada di beberapa wilayah-wilayah tersebut. "Kami imbau untuk selalu berhati-hati ketika sedang beraktivitas di luar ruang, serta persiapkan diri dengan peralatan antisipasi hujan," jelasnya. Berdasarkan laman Japan Meteorological Agency (JMA) kemarin, Neoguri setidaknya terlihat mulai tumbuh sejak Jumat (18/10) dan terus membesar dan bergerak ke arah utara. Diperkirakan akan mencapai prefektur Okinawa pada 21 Oktober, bahkan kepulauan utama Jepang pada 22 Oktober mendatang.
Taufan mengungkapkan, hasil pantauan BMKG menunjukkan terdapat Intrusi massa udara kering dari belahan bumi Utara melintasi wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik Timur Philipina bertemu Intrusi massa udara kering dari belahan bumi selatan melintasi wilayah Samudera Hindia Barat Daya Banten Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Laut Jawa, Perairan Selatan Jawa dan Laut Arafura.
"Hal ini menyebabkan berkurangnya potensi hujan pada daerah yang dilewati intrusi, tetapi dapat meningkatkan potensi hujan di daerah depan intrusi," jelasnya, kemarin (19/10).
Taufan mengatakan massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah sebagian besar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua. Selain keberadaan Neoguri, ada pula sirkulasi siklonik yang terbentuk di perairan Barat dan Timur Aceh. Konvergensi terbentuk di wilayah pesisir Utara Aceh, Sumatera Utara dan Papua Barat dan Papua. Daerah perlambatan angin terdapat di wilayah Sumatera bagian Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.(tau/jpg)