PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mengambil sikap menghadapi terus meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru. Dia mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang mengimbau dan melarang warga bepergian ke luar kota selama libur panjang pada 20-23 Agustus 2020.SE ini bernomor : 293/TGT/SEKR/VIII/2020 dan dikeluarkan 18 Agustus lalu. SE berisi larangan bepergian keluar kota dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Kota Pekanbaru.
"Sehubungan dengan kondisi saat ini yang semakin meningkatnya kasus konfirmasi virus Covid-19 sehingga wilayah Kota Pekanbaru masuk zona merah, sebagai langkah pencegahan dan pengendalian Covid-19, maka perlu upaya bersama untuk mematuhi Peraturan Wali Kota Nomor 130 Tahun 2020 tentang Perilaku Hidup Baru," ucapnya.
"Bahwa dalam menghadapi situasi pandemi pada liburan panjang diimbau kepada seluruh masyarakat Kota Pekanbaru dilarang berpergian ke luar kota," ujarnya. Masyarakat diimbau pula untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Ini agar dapat menjadi perhatian dan dilaksanakan," ujarnya.
Kemarin, ada tujuh penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru diumumkan. Di antaranya adalah seorang warga Swiss yang merupakan orang tanpa gejala (OTG). Ada pula penambahan kasus baru dari kontak erat pasien terkonfirmasi positif klaster perkantoran di Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
Dirincikan, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru kemarin adalah AHY (44) pria warga Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai. Dia merupakan kontak erat RI pasien yang diumumkan positif Covid-19 pada 17 Agustus lalu. Lalu HS (15) juga kontak erat RI.
Pasien ketiga, R (57) pria warga Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pekanbaru Kota. Pasien ada gejala demam, batuk, dan nyeri tenggorokan. Riwayat perjalanan dan kontak erat kasus konfirmasi belum diketahui. Pasien keempat, MJ (28) pria warga negara Swiss yang menginap di salah satu penginapan di Pekanbaru. Pasien melakukan swab mandiri di salah satu rumah sakit swasta. "Pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG). Pasien merupakan pelaku perjalanan. Riwayat kontak dan kasus konfirmasi belum diketahui," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.
Pasien kelima, R SA (55) pria warga Jogjakarta. Domisili di Pekanbaru belum diketahui. Dia melakukan swab test mandiri di rumah sakit swasta dan merupakan pasien kontak erat kasus sebelumnya. Keenam, AP (26) pria warga Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai. Pasien melakukan swab mandiri di rumah sakit swasta dan memiliki riwayat perjalanan dari Medan, Sumatera Utara.
Ketujuh, DO (43) pria warga Jogjakarta. Domisili di Pekanbaru di Kelurahan Simpang Empat, Kecamatan Pekanbaru Kota. Pasien menjalani swab test mandiri di rumah sakit swasta dan riwayat perjalanan serta riwayat kontak erat belum diketahui. Penambahan ini membuat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru menjadi 361 kasus. Ini dengan rincian 166 dirawat, 189 sembuh dan enam meninggal.
Mulyadi mengatakan saat ini penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru memang lebih banyak dari OTG. "Karena memang ada swab massal dan swab mandiri. Jadi banyak menjaringnya, nampak hasilnya. Memang masih banyak yang tidak bergejala," jelasnya.
Dengan adanya adanya tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terkait dengan klaster perkantoran yang kini muncul di Inspektorat dari kontak erat di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Pekanbaru, Mulyadi menyebut penularan masih bersifat kasuistik."Dari kontak erat itu," ungkapnya.
Terpisah, Plh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy dikonfirmasi menyebut, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di jajaran Pemko Pekanbaru terjadi dari penularan kontak erat. "BPKAD ini suaminya di Inspektorat, kemarin diambil (swab, red) baru tadi keluar hasilnya, positif. Jadi satu (positif Covid-19, red) di Inspektorat," urainya.
Untuk penularan di internal Pemko Pekanbaru disebutnya yang menjadi sumber sedang dalam penelusuran. "Ini tejadi penambahan, terjadi penularan, kebetulan mengenai pegawai kantor. Kita juga belum bisa memastikan itu sumbernya dari mana," sebutnya.
Dia kemudian mengimbau agar masyarakat yang memiliki hubungan dengan kontak erat kasus terkonfirmasi positif agar memeriksakan diri ke puskesmas dan dinas kesehatan. "Karena sejak kemarin dinkes sudah melakukan pemeriksaan khusus kontak tracing dengan klaster perkantoran tersebut," imbaunya.
Juga bagi masyarakat yang kini positif Covid-19 dan dalam isolasi mandiri agar disiplin menjalankan isolasi. "Kasus positif ini banyak OTG, ketika isolasi di rumah benar-benar isolasi di rumah. Jangan berkeliaran, termasuk kontak dengan keluarganya supaya keluarganya jangan tertular. Yang khusus isolasi di rumah jaga kesehatan tetap olahraga, berjemur dan memakan makanan yang bergizi serta minum vitamin. Tetap waspada dan disiplin jalankan protokol kesehatan," paparnya.
Dari 12 kabupaten/kota di Riau, saat ini tiga daerah yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar masuk sebagai wilayah dengan zona oranye penularan Covid-19. Untuk itu, tim Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Riau memberikan perhatian khusus bagi tiga daerah ini.
Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau Syamsuar mengatakan, dalam dua bulan terakhir di tiga daerah ini terjadi peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 yang cukup siginifikan. Bahkan untuk Kabupaten Siak terjadi peningkatan jumlah pasien positif hingga 400 persen. "Untuk di Riau saat ini, jumlah pasien positif Covid-19 sudah mencapai 1.000 lebih. Dan yang paling terbanyak dari tiga daerah zona oranye tersebut," katanya.
Untuk itu, lanjut Syamsuar yang juga merupakan Gubernur Riau tersebut, pihaknya akan memberikan perhatian khusus, seperti pendampingan secara langsung dalam hal penangangan dan pencegahan Covid-19.
"Di tiga daerah ini, Kapolda Riau dan Danrem 031 Wirabima sudah menyiapkan personel khusus untuk melakukan pengawasan terhadap kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Untuk di Siak sudah dikirimkan satu kompi anggota kepolisian untuk pengawasan protokol kesehatan itu," sebutnya.
Selain mengandalkan petugas, Syamsuar juga berharap ada kerja sama dari semua pihak dalam menjaga kesehatan dari Covid-19. Terutama dari masyarakat yakni dengan kesadaran dalam menggunakan masker, karena dengan menggunakan masker saja bisa mencegah penularan Covid-19 hingga 70 persen.
"Pandemi Covid-19 ini belum selesai, harapan kami kepada masyarakat agar anjuran dari tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat dipatuhi. Karena anjurannya juga tidak susah, hanya perlu kesadaran dengan menggunakan masker yang dapat menjaga diri dan orang lain dari Covid-19," ajaknya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker tersebut, pihaknya juga sedang menggalakkan program gerakan penggunaan masker. Di mana saat ini, pihaknya sedang menggalang bantuan masker dari berbagai pihak untuk nantinya dibagikan kepada masyarakat.
"Target kami di Riau akan dibagikan hingga lima juta masker. Masker yang dibagikan ini jenis masker kain yang dapat dicuci dan nantinya digunakan kembali. Kami juga menggandeng pihak PKK untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan masker," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan bahwa per Rabu (19/8) terdapat penambahan 11 pasien positif Covid-19 di Riau. Dengan adanya tambahan tersebut, total pasien positif Covid -9 di Riau saat ini menjadi 1.050 orang.