Selasa, 8 April 2025
spot_img

Pemerintah Dinilai Tak Serius Jalankan APBD

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Sebab, serapan anggaran yang masih dibawah 20 persen dinilai tidak rasional. Padahal saat ini sudah memasuki semester kedua 2019. Hal dikhawatirkan berdampak terhadap lambatnya perputaran ekonomi. Termasuk juga keterlambatan pembangunan yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Riau Asri Auzar kepada Riau Pos, Ahad (19/5). Dia meminta agar pemerintah bersungguh-sungguh menjalankan program kerja yang telah disepakati bersama.

‘’Kalau pada hari ini belum ada pembangunan, bulan 5 sekarang baru diadakan lelang. Ya kami khawatir takut tidak terkejar apa yang kita rencanakan. Salah satu contoh pemeliharaan jalan yang hampir secara menyeluruh hancur. Kalau tidak digesa akan berdampak buruk bagi ekonomi Riau ke depan,” sebut Asri.

Baca Juga:  Roro Dumai-Melaka

Ia memaparkan, APBD Riau pada 2019 berjumlah hampir Rp10 triliun. Hampir separuhnya dianggarkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur, gedung sekolah, sarana kesehatan dan pembangunan bidang ekonomi. Jika itu semua tidak berjalan, maka dampak langsung akan dirasakan masyarakat. Komisi IV, dikatakan dia baru-baru ini telah memanggil beberapa OPD terkait. Namun hasilnya juga tidak sesuai harapan.

‘’Kemarin sudah kami panggil melalui Komisi IV. Katakanah PUPR, Biro Administrasi Pembangunan. Kata mereka seluruh proyek belum ada yang di kerjakan. Baru sebatas pemenang tender. Masih ada masa sanggahan dan membuat kontrak. Makanya, kami minta sampai hari ini Pemprov agar bisa menggenjot kinerja OPD-nya. Lakukan evaluasi. Jangan diam saja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Kawal Peralihan Blok Rokan

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Riau Ahmad Hijazi menyampaikan realisasi APBD baru mencapai 16,97 persen atau setara dengan Rp1.557.739.359.493. Dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar 10,60 persen dan belanja langsung sebesar 6,37 persen. Capaian tersebut menurut sejumlah kalangan termasuk DPRD sangat rendah. Mengingat saat ini sudah memasuki semester kedua. Banyak yang khawatir, lemahnya kinerja Pemprov berdampak pada keberlangsungan ekonomi masyarakat.(nda)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Sebab, serapan anggaran yang masih dibawah 20 persen dinilai tidak rasional. Padahal saat ini sudah memasuki semester kedua 2019. Hal dikhawatirkan berdampak terhadap lambatnya perputaran ekonomi. Termasuk juga keterlambatan pembangunan yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Riau Asri Auzar kepada Riau Pos, Ahad (19/5). Dia meminta agar pemerintah bersungguh-sungguh menjalankan program kerja yang telah disepakati bersama.

‘’Kalau pada hari ini belum ada pembangunan, bulan 5 sekarang baru diadakan lelang. Ya kami khawatir takut tidak terkejar apa yang kita rencanakan. Salah satu contoh pemeliharaan jalan yang hampir secara menyeluruh hancur. Kalau tidak digesa akan berdampak buruk bagi ekonomi Riau ke depan,” sebut Asri.

Baca Juga:  Meskipun Ditunjuk Plt, Muflihun dan Kamsol Tidak Nonjob

Ia memaparkan, APBD Riau pada 2019 berjumlah hampir Rp10 triliun. Hampir separuhnya dianggarkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur, gedung sekolah, sarana kesehatan dan pembangunan bidang ekonomi. Jika itu semua tidak berjalan, maka dampak langsung akan dirasakan masyarakat. Komisi IV, dikatakan dia baru-baru ini telah memanggil beberapa OPD terkait. Namun hasilnya juga tidak sesuai harapan.

‘’Kemarin sudah kami panggil melalui Komisi IV. Katakanah PUPR, Biro Administrasi Pembangunan. Kata mereka seluruh proyek belum ada yang di kerjakan. Baru sebatas pemenang tender. Masih ada masa sanggahan dan membuat kontrak. Makanya, kami minta sampai hari ini Pemprov agar bisa menggenjot kinerja OPD-nya. Lakukan evaluasi. Jangan diam saja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Genpi Riau Dikukuhkan

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Riau Ahmad Hijazi menyampaikan realisasi APBD baru mencapai 16,97 persen atau setara dengan Rp1.557.739.359.493. Dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar 10,60 persen dan belanja langsung sebesar 6,37 persen. Capaian tersebut menurut sejumlah kalangan termasuk DPRD sangat rendah. Mengingat saat ini sudah memasuki semester kedua. Banyak yang khawatir, lemahnya kinerja Pemprov berdampak pada keberlangsungan ekonomi masyarakat.(nda)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Pemerintah Dinilai Tak Serius Jalankan APBD

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Sebab, serapan anggaran yang masih dibawah 20 persen dinilai tidak rasional. Padahal saat ini sudah memasuki semester kedua 2019. Hal dikhawatirkan berdampak terhadap lambatnya perputaran ekonomi. Termasuk juga keterlambatan pembangunan yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Riau Asri Auzar kepada Riau Pos, Ahad (19/5). Dia meminta agar pemerintah bersungguh-sungguh menjalankan program kerja yang telah disepakati bersama.

‘’Kalau pada hari ini belum ada pembangunan, bulan 5 sekarang baru diadakan lelang. Ya kami khawatir takut tidak terkejar apa yang kita rencanakan. Salah satu contoh pemeliharaan jalan yang hampir secara menyeluruh hancur. Kalau tidak digesa akan berdampak buruk bagi ekonomi Riau ke depan,” sebut Asri.

Baca Juga:  Pekerja Proyek Tol Pekanbaru-Dumai Tewas Terimpit Crane

Ia memaparkan, APBD Riau pada 2019 berjumlah hampir Rp10 triliun. Hampir separuhnya dianggarkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur, gedung sekolah, sarana kesehatan dan pembangunan bidang ekonomi. Jika itu semua tidak berjalan, maka dampak langsung akan dirasakan masyarakat. Komisi IV, dikatakan dia baru-baru ini telah memanggil beberapa OPD terkait. Namun hasilnya juga tidak sesuai harapan.

‘’Kemarin sudah kami panggil melalui Komisi IV. Katakanah PUPR, Biro Administrasi Pembangunan. Kata mereka seluruh proyek belum ada yang di kerjakan. Baru sebatas pemenang tender. Masih ada masa sanggahan dan membuat kontrak. Makanya, kami minta sampai hari ini Pemprov agar bisa menggenjot kinerja OPD-nya. Lakukan evaluasi. Jangan diam saja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Roro Dumai-Melaka

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Riau Ahmad Hijazi menyampaikan realisasi APBD baru mencapai 16,97 persen atau setara dengan Rp1.557.739.359.493. Dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar 10,60 persen dan belanja langsung sebesar 6,37 persen. Capaian tersebut menurut sejumlah kalangan termasuk DPRD sangat rendah. Mengingat saat ini sudah memasuki semester kedua. Banyak yang khawatir, lemahnya kinerja Pemprov berdampak pada keberlangsungan ekonomi masyarakat.(nda)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kritikan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Sebab, serapan anggaran yang masih dibawah 20 persen dinilai tidak rasional. Padahal saat ini sudah memasuki semester kedua 2019. Hal dikhawatirkan berdampak terhadap lambatnya perputaran ekonomi. Termasuk juga keterlambatan pembangunan yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Riau Asri Auzar kepada Riau Pos, Ahad (19/5). Dia meminta agar pemerintah bersungguh-sungguh menjalankan program kerja yang telah disepakati bersama.

‘’Kalau pada hari ini belum ada pembangunan, bulan 5 sekarang baru diadakan lelang. Ya kami khawatir takut tidak terkejar apa yang kita rencanakan. Salah satu contoh pemeliharaan jalan yang hampir secara menyeluruh hancur. Kalau tidak digesa akan berdampak buruk bagi ekonomi Riau ke depan,” sebut Asri.

Baca Juga:  Roro Dumai-Melaka

Ia memaparkan, APBD Riau pada 2019 berjumlah hampir Rp10 triliun. Hampir separuhnya dianggarkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur, gedung sekolah, sarana kesehatan dan pembangunan bidang ekonomi. Jika itu semua tidak berjalan, maka dampak langsung akan dirasakan masyarakat. Komisi IV, dikatakan dia baru-baru ini telah memanggil beberapa OPD terkait. Namun hasilnya juga tidak sesuai harapan.

‘’Kemarin sudah kami panggil melalui Komisi IV. Katakanah PUPR, Biro Administrasi Pembangunan. Kata mereka seluruh proyek belum ada yang di kerjakan. Baru sebatas pemenang tender. Masih ada masa sanggahan dan membuat kontrak. Makanya, kami minta sampai hari ini Pemprov agar bisa menggenjot kinerja OPD-nya. Lakukan evaluasi. Jangan diam saja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Pekan Ini Seleksi Calon Dirut BRK Dibuka

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Riau Ahmad Hijazi menyampaikan realisasi APBD baru mencapai 16,97 persen atau setara dengan Rp1.557.739.359.493. Dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar 10,60 persen dan belanja langsung sebesar 6,37 persen. Capaian tersebut menurut sejumlah kalangan termasuk DPRD sangat rendah. Mengingat saat ini sudah memasuki semester kedua. Banyak yang khawatir, lemahnya kinerja Pemprov berdampak pada keberlangsungan ekonomi masyarakat.(nda)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari