Minggu, 20 April 2025
spot_img

Harga Kelapa Naik Tajam, Pedagang Santan Terpaksa Hentikan Usaha

PEKANBARU (RP) – Lonjakan harga kelapa tua membuat banyak pedagang santan dan kelapa parut di Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas usahanya. Harga kelapa yang sebelumnya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000 per butir kini melambung hingga menyentuh Rp10.000 per butir.

Putra Hadi (36), pedagang kelapa parut di Jalan Tengku Bey, mengaku telah beberapa hari tidak berjualan karena tidak sanggup membeli kelapa dengan harga yang tinggi. Sementara harga jual santan dan kelapa parut pun ikut naik, membuat margin keuntungan semakin kecil.

“Modalnya sudah besar, keuntungan sedikit. Sekarang lebih baik berhenti dulu,” ujarnya, Sabtu (19/4).

Tak hanya dipengaruhi harga dari distributor di Sumatera Barat dan Indragiri Hilir, kelangkaan pasokan juga terjadi karena tanaman kelapa yang lambat berbuah membuat petani enggan memanen lebih awal. Situasi ini turut memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan pengolah santan di Riau akibat terbatasnya bahan baku di pasar domestik.

Baca Juga:  Tol Pekanbaru-Dumai Langsung Beroperasi Gratis

Kondisi ini berdampak hingga ke konsumen. Masrinah (52), warga Pekanbaru, mengaku kesulitan mendapatkan santan dengan harga terjangkau. Meski demikian, ia tetap membeli karena bahan tersebut penting untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

“Sekarang harus mutar dulu cari santan. Kalau pun ada, mahal. Mau tak mau beli, meski jumlahnya dikurangi,” keluhnya.

Pati Santan Jadi Alternatif di Dumai

Sementara itu, di Dumai, harga kelapa melonjak lebih tinggi, mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per butir. Warga mulai beralih menggunakan pati santan sebagai alternatif. Sania (55), warga Rimba Sekampung, menyebut pati santan kualitas nomor dua menjadi pilihan karena harganya jauh lebih murah, berkisar Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram, meskipun lebih encer dibandingkan kualitas terbaik yang mencapai Rp40.000 per kilogram.

Baca Juga:  Proses Penutupan Dimulai, Bikin Kanal di Sekitar Lubang

Pedagang kelapa di Dumai mengakui bahwa pasokan kelapa masih berasal dari luar daerah, seperti Padang dan Tembilahan, namun mereka tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga.

Rohul Jadi Pengecualian, Harga Masih Stabil

Berbeda dengan Pekanbaru dan Dumai, kondisi harga kelapa dan santan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) terpantau stabil. Harga kelapa di pasar tradisional seperti Pasar Modern Kampung Padang masih berada di kisaran Rp10.000–Rp11.000 per butir, sedangkan santan segar dijual antara Rp14.000–Rp16.000 per kilogram.

Pedagang setempat menyatakan pasokan kelapa masih lancar, sebagian besar berasal dari Mandailing Natal dan Pariaman. Pemerintah daerah pun terus memantau harga dan distribusi untuk menjaga stabilitas di pasar.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rohul, Ibnu Ulya, mengatakan bahwa jika pun ada kenaikan harga, sejauh ini masih tergolong wajar.(ayi/sah/epp)

PEKANBARU (RP) – Lonjakan harga kelapa tua membuat banyak pedagang santan dan kelapa parut di Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas usahanya. Harga kelapa yang sebelumnya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000 per butir kini melambung hingga menyentuh Rp10.000 per butir.

Putra Hadi (36), pedagang kelapa parut di Jalan Tengku Bey, mengaku telah beberapa hari tidak berjualan karena tidak sanggup membeli kelapa dengan harga yang tinggi. Sementara harga jual santan dan kelapa parut pun ikut naik, membuat margin keuntungan semakin kecil.

“Modalnya sudah besar, keuntungan sedikit. Sekarang lebih baik berhenti dulu,” ujarnya, Sabtu (19/4).

Tak hanya dipengaruhi harga dari distributor di Sumatera Barat dan Indragiri Hilir, kelangkaan pasokan juga terjadi karena tanaman kelapa yang lambat berbuah membuat petani enggan memanen lebih awal. Situasi ini turut memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan pengolah santan di Riau akibat terbatasnya bahan baku di pasar domestik.

Baca Juga:  Tol Pekanbaru-Dumai Langsung Beroperasi Gratis

Kondisi ini berdampak hingga ke konsumen. Masrinah (52), warga Pekanbaru, mengaku kesulitan mendapatkan santan dengan harga terjangkau. Meski demikian, ia tetap membeli karena bahan tersebut penting untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

“Sekarang harus mutar dulu cari santan. Kalau pun ada, mahal. Mau tak mau beli, meski jumlahnya dikurangi,” keluhnya.

Pati Santan Jadi Alternatif di Dumai

Sementara itu, di Dumai, harga kelapa melonjak lebih tinggi, mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per butir. Warga mulai beralih menggunakan pati santan sebagai alternatif. Sania (55), warga Rimba Sekampung, menyebut pati santan kualitas nomor dua menjadi pilihan karena harganya jauh lebih murah, berkisar Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram, meskipun lebih encer dibandingkan kualitas terbaik yang mencapai Rp40.000 per kilogram.

Baca Juga:  Dosen dan Mahasiswa Kunkerta Faperika Unri Sosialisasi Laminasi Kapal

Pedagang kelapa di Dumai mengakui bahwa pasokan kelapa masih berasal dari luar daerah, seperti Padang dan Tembilahan, namun mereka tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga.

Rohul Jadi Pengecualian, Harga Masih Stabil

Berbeda dengan Pekanbaru dan Dumai, kondisi harga kelapa dan santan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) terpantau stabil. Harga kelapa di pasar tradisional seperti Pasar Modern Kampung Padang masih berada di kisaran Rp10.000–Rp11.000 per butir, sedangkan santan segar dijual antara Rp14.000–Rp16.000 per kilogram.

Pedagang setempat menyatakan pasokan kelapa masih lancar, sebagian besar berasal dari Mandailing Natal dan Pariaman. Pemerintah daerah pun terus memantau harga dan distribusi untuk menjaga stabilitas di pasar.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rohul, Ibnu Ulya, mengatakan bahwa jika pun ada kenaikan harga, sejauh ini masih tergolong wajar.(ayi/sah/epp)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Harga Kelapa Naik Tajam, Pedagang Santan Terpaksa Hentikan Usaha

PEKANBARU (RP) – Lonjakan harga kelapa tua membuat banyak pedagang santan dan kelapa parut di Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas usahanya. Harga kelapa yang sebelumnya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000 per butir kini melambung hingga menyentuh Rp10.000 per butir.

Putra Hadi (36), pedagang kelapa parut di Jalan Tengku Bey, mengaku telah beberapa hari tidak berjualan karena tidak sanggup membeli kelapa dengan harga yang tinggi. Sementara harga jual santan dan kelapa parut pun ikut naik, membuat margin keuntungan semakin kecil.

“Modalnya sudah besar, keuntungan sedikit. Sekarang lebih baik berhenti dulu,” ujarnya, Sabtu (19/4).

Tak hanya dipengaruhi harga dari distributor di Sumatera Barat dan Indragiri Hilir, kelangkaan pasokan juga terjadi karena tanaman kelapa yang lambat berbuah membuat petani enggan memanen lebih awal. Situasi ini turut memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan pengolah santan di Riau akibat terbatasnya bahan baku di pasar domestik.

Baca Juga:  Berpacu di Inhu, Jalur Siposan 

Kondisi ini berdampak hingga ke konsumen. Masrinah (52), warga Pekanbaru, mengaku kesulitan mendapatkan santan dengan harga terjangkau. Meski demikian, ia tetap membeli karena bahan tersebut penting untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

“Sekarang harus mutar dulu cari santan. Kalau pun ada, mahal. Mau tak mau beli, meski jumlahnya dikurangi,” keluhnya.

Pati Santan Jadi Alternatif di Dumai

Sementara itu, di Dumai, harga kelapa melonjak lebih tinggi, mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per butir. Warga mulai beralih menggunakan pati santan sebagai alternatif. Sania (55), warga Rimba Sekampung, menyebut pati santan kualitas nomor dua menjadi pilihan karena harganya jauh lebih murah, berkisar Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram, meskipun lebih encer dibandingkan kualitas terbaik yang mencapai Rp40.000 per kilogram.

Baca Juga:  Manfaatkan Penduduk Usia Produktif untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Pedagang kelapa di Dumai mengakui bahwa pasokan kelapa masih berasal dari luar daerah, seperti Padang dan Tembilahan, namun mereka tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga.

Rohul Jadi Pengecualian, Harga Masih Stabil

Berbeda dengan Pekanbaru dan Dumai, kondisi harga kelapa dan santan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) terpantau stabil. Harga kelapa di pasar tradisional seperti Pasar Modern Kampung Padang masih berada di kisaran Rp10.000–Rp11.000 per butir, sedangkan santan segar dijual antara Rp14.000–Rp16.000 per kilogram.

Pedagang setempat menyatakan pasokan kelapa masih lancar, sebagian besar berasal dari Mandailing Natal dan Pariaman. Pemerintah daerah pun terus memantau harga dan distribusi untuk menjaga stabilitas di pasar.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rohul, Ibnu Ulya, mengatakan bahwa jika pun ada kenaikan harga, sejauh ini masih tergolong wajar.(ayi/sah/epp)

PEKANBARU (RP) – Lonjakan harga kelapa tua membuat banyak pedagang santan dan kelapa parut di Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas usahanya. Harga kelapa yang sebelumnya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000 per butir kini melambung hingga menyentuh Rp10.000 per butir.

Putra Hadi (36), pedagang kelapa parut di Jalan Tengku Bey, mengaku telah beberapa hari tidak berjualan karena tidak sanggup membeli kelapa dengan harga yang tinggi. Sementara harga jual santan dan kelapa parut pun ikut naik, membuat margin keuntungan semakin kecil.

“Modalnya sudah besar, keuntungan sedikit. Sekarang lebih baik berhenti dulu,” ujarnya, Sabtu (19/4).

Tak hanya dipengaruhi harga dari distributor di Sumatera Barat dan Indragiri Hilir, kelangkaan pasokan juga terjadi karena tanaman kelapa yang lambat berbuah membuat petani enggan memanen lebih awal. Situasi ini turut memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan pengolah santan di Riau akibat terbatasnya bahan baku di pasar domestik.

Baca Juga:  Kolaborasi PTPN V Reboisasi Hutan Lindung Bukit Suligi

Kondisi ini berdampak hingga ke konsumen. Masrinah (52), warga Pekanbaru, mengaku kesulitan mendapatkan santan dengan harga terjangkau. Meski demikian, ia tetap membeli karena bahan tersebut penting untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

“Sekarang harus mutar dulu cari santan. Kalau pun ada, mahal. Mau tak mau beli, meski jumlahnya dikurangi,” keluhnya.

Pati Santan Jadi Alternatif di Dumai

Sementara itu, di Dumai, harga kelapa melonjak lebih tinggi, mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per butir. Warga mulai beralih menggunakan pati santan sebagai alternatif. Sania (55), warga Rimba Sekampung, menyebut pati santan kualitas nomor dua menjadi pilihan karena harganya jauh lebih murah, berkisar Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram, meskipun lebih encer dibandingkan kualitas terbaik yang mencapai Rp40.000 per kilogram.

Baca Juga:  Di Inhu Karhutla Masih Terjadi

Pedagang kelapa di Dumai mengakui bahwa pasokan kelapa masih berasal dari luar daerah, seperti Padang dan Tembilahan, namun mereka tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga.

Rohul Jadi Pengecualian, Harga Masih Stabil

Berbeda dengan Pekanbaru dan Dumai, kondisi harga kelapa dan santan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) terpantau stabil. Harga kelapa di pasar tradisional seperti Pasar Modern Kampung Padang masih berada di kisaran Rp10.000–Rp11.000 per butir, sedangkan santan segar dijual antara Rp14.000–Rp16.000 per kilogram.

Pedagang setempat menyatakan pasokan kelapa masih lancar, sebagian besar berasal dari Mandailing Natal dan Pariaman. Pemerintah daerah pun terus memantau harga dan distribusi untuk menjaga stabilitas di pasar.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rohul, Ibnu Ulya, mengatakan bahwa jika pun ada kenaikan harga, sejauh ini masih tergolong wajar.(ayi/sah/epp)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari