Lahan Kosong UPT DLHK Riau Disulap Jadi Lahan Pertanian

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Lahan kosong yang semula hanya ditumbuhi semak belukar di belakang Kantor UPT Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau kini sudah dimanfaatkan. Sejak akhir tahun lalu, lahan tersebut ditanami dua jenis tanaman jagung.

Adalah Andi, Takim dan Agus yang sehari-hari berprofesi sebagai security di UPT Laboraturium DLHK Riau yang mengelola lahan tersebut. Dua jenis tanaman jagung yang ditanam yakni jagung manis dan jagung pulut yang saat ini sudah mulai berbuah dan memasuki masa panen.

- Advertisement -

“Kebun ini kami garap mulai awal Desember 2023. Saya dibantu Takim dan Agus membersihkan lahan kosong dan membuat lubang-lubang. Setiap lubang dimasukkan 2 hingga 3 kecambah. Totalnya ada sekitar

600 bibit jagung yang ditanami. Kami siram rutin setiap jam 8 pagi dan jam 5 sore dan ditaburi pupuk,” kata Andi.

- Advertisement -

Diungkapkan dia, dahulunya lahan kosong itu dipenuhi semak belukar. Tempat bersarang reptilia atau binatang melata.  “Sebelum ditanam jagung, di pekarangan ini ada biawak dan ular. Tapi setelah dibersihkan binatang itu, sudah tak nampak lagi. Mungkin mereka pergi mencari sarang baru,” ujar Andi.

Selain ditanami jagung, lahan di sana juga ditanami sawi, pepaya, ubi roti, ubi kuning, dan ubi keriting. Selain itu, ada pula tanaman jenis serai, katuk, cabai rawit, pisang tandan, pisang batu, pisang kepok, dan pisang emas.

“Kendala ketika kami menanam di sini adalah faktor cuaca yang panas. Untuk menyiasatinya adalah dengan cara menyiram rutin, setiap pagi dan sore,” Andi menuturkan.

Sementara, Kepala UPT Laboratorium Lingkungan DLHK Riau Irma Agustini menuturkan, mengelola pekarangan dengan menanam berbagai sayuran menjadi salah satu cara untuk menyiasati pengeluaran pangan untuk kebutuhan makanan sehari-hari.

“Pemanfaatan lahan kosong justru menjadi peluang untuk serius mengelola lahan pekarangan. Dengan menanam sayur di lingkungan sekitar sekaligus bagian dari kampanye urban farming atau pertanian perkotaan. Selain menyediakan kebutuhan pangan, bertanam sayur dan buah-buahan juga dinilai akan bernilai ekonomi dan ekologi,” katanya.

Urban farming adalah praktik bercocok tanam yang dilakukan di lingkungan perkotaan. Praktik ini mencakup berbagai kegiatan, seperti menanam sayuran, buah-buahan, dan bunga.

“Program pertanian perkotaan memiliki pelbagai kontribusi positif terhadap lingkungan. Pertama, merupakan kegiatan produktif untuk memanfaatkan ruang terbuka serta optimalisasi lahan pekarangan dan lahan kosong. Kedua, dapat membantu merestorasi lingkungan,” tutur Irma.(sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Lahan kosong yang semula hanya ditumbuhi semak belukar di belakang Kantor UPT Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau kini sudah dimanfaatkan. Sejak akhir tahun lalu, lahan tersebut ditanami dua jenis tanaman jagung.

Adalah Andi, Takim dan Agus yang sehari-hari berprofesi sebagai security di UPT Laboraturium DLHK Riau yang mengelola lahan tersebut. Dua jenis tanaman jagung yang ditanam yakni jagung manis dan jagung pulut yang saat ini sudah mulai berbuah dan memasuki masa panen.

“Kebun ini kami garap mulai awal Desember 2023. Saya dibantu Takim dan Agus membersihkan lahan kosong dan membuat lubang-lubang. Setiap lubang dimasukkan 2 hingga 3 kecambah. Totalnya ada sekitar

600 bibit jagung yang ditanami. Kami siram rutin setiap jam 8 pagi dan jam 5 sore dan ditaburi pupuk,” kata Andi.

Diungkapkan dia, dahulunya lahan kosong itu dipenuhi semak belukar. Tempat bersarang reptilia atau binatang melata.  “Sebelum ditanam jagung, di pekarangan ini ada biawak dan ular. Tapi setelah dibersihkan binatang itu, sudah tak nampak lagi. Mungkin mereka pergi mencari sarang baru,” ujar Andi.

Selain ditanami jagung, lahan di sana juga ditanami sawi, pepaya, ubi roti, ubi kuning, dan ubi keriting. Selain itu, ada pula tanaman jenis serai, katuk, cabai rawit, pisang tandan, pisang batu, pisang kepok, dan pisang emas.

“Kendala ketika kami menanam di sini adalah faktor cuaca yang panas. Untuk menyiasatinya adalah dengan cara menyiram rutin, setiap pagi dan sore,” Andi menuturkan.

Sementara, Kepala UPT Laboratorium Lingkungan DLHK Riau Irma Agustini menuturkan, mengelola pekarangan dengan menanam berbagai sayuran menjadi salah satu cara untuk menyiasati pengeluaran pangan untuk kebutuhan makanan sehari-hari.

“Pemanfaatan lahan kosong justru menjadi peluang untuk serius mengelola lahan pekarangan. Dengan menanam sayur di lingkungan sekitar sekaligus bagian dari kampanye urban farming atau pertanian perkotaan. Selain menyediakan kebutuhan pangan, bertanam sayur dan buah-buahan juga dinilai akan bernilai ekonomi dan ekologi,” katanya.

Urban farming adalah praktik bercocok tanam yang dilakukan di lingkungan perkotaan. Praktik ini mencakup berbagai kegiatan, seperti menanam sayuran, buah-buahan, dan bunga.

“Program pertanian perkotaan memiliki pelbagai kontribusi positif terhadap lingkungan. Pertama, merupakan kegiatan produktif untuk memanfaatkan ruang terbuka serta optimalisasi lahan pekarangan dan lahan kosong. Kedua, dapat membantu merestorasi lingkungan,” tutur Irma.(sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya