PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dilintasi garis khatulistiwa, membuat Provinsi Riau memiliki pola arah angin yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. Akibatnya, angin yang melintas di atas Bumi Lancang Kuning akan melambat dan kemudian berbelok.
Kondisi ini akan membuat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bakal lama, bila hujan tidak kunjung turun. Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto mengatakan, di Provinsi Riau rata-rata berada dalam wilayah belokan angin. Akibat dari adanya belokan angin tersebut, angin yang melintas mengalami perlambatan.
"Kalau dianalogikan, ketika mengendarai sepeda motor, sewaktu sampai di belokan kita akan memperlambat laju kendaraan, atau ada perlambatan atau pengereman. Jadi kalau angin melintas juga akan seperti itu," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Bibin, rata-rata belokan angin itu berada di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa. Karena di lokasi ini terdapat gaya coriolis. Yakni gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi. Namun belokan angin ini tidak selalu terjadi di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa.
"Rata-rata memang belokan ini terjadi di garis khatulistiwa, tapi tidak semua juga karena pengaruh garis khatulistiwa," sebutnya.
Akibat ada pelambatan angin tersebut, dan saat ini beberapa wilayah di Pulau Sumatera terjadi karhutla yang menyebabkan kabut asap, sehingga asap menjadi banyak tertumpuk di daerah Riau.
Bibin juga mengatakan, belokan angin ini tidak terpengaruh oleh musim. Pada saat matahari ada di arah utara atau selatan, dan arah angin melewati garis khatulistiwa pasti akan membelok.
"Tapi belokan itu juga tidak pasti di atas Riau, bisa di daerah di atas Riau atau di bawah Riau. Atau kadang di Provinsi Sumatera Utara atau juga di Provinsi Jambi," sebutnya.
Di Riau juga terdapat hot spot yang juga cukup banyak. Jadi sebagian asap juga berasal dari Riau itu sendiri.
Sementara itu, dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, saat ini pemadaman karhutla masih dilakukan di beberapa titik di Riau. Dalam upaya pemadaman tersebut, tim gabungan juga menemui kendala.
"Kendalanya di samping lokasi yang sulit dijangkau kendaraan darat, sumber air juga susah. Ini yang membuat tim satgas darat yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, mengalami kesulitan dalam pemadaman," kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.
>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.
Laporan : Tim Riau Pos
Editor : Rinaldi