RIAUPOS.CO – Pabrik kelapa sawit Terantam yang berada di bawah PTPN IV Regional III, Sub Holding PTPN IV PalmCo berkomitmen penuh mewujudkan operasional secara berkelanjutan atau sustainable operations sebagai bagian mengimplementasikan sertifikasi internasional roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
Komitmen itu ditandai dengan pelaksanaan operasional salah satu pabrik terbesar PTPN IV Regional III tersebut sesuai aturan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
Manajer PKS Terantam Andri di Kampar mengutarakan, seluruh rangkaian proses produksi crude palm oil hingga pengelolaan limbah dilaksanakan secara komprehensif, termasuk memanfaatkan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT).
“Kami pastikan selama PKS Terantam beroperasi, seluruhnya mengikuti aturan dan standar baku yang telah ditetapkan. Langkah ini adalah bukti komitmen kami akan sertifikasi RSPO,” kata dia, Jumat (13/12).
Pernyataan tersebut juga untuk menjawab isu tidak bertanggungjawab yang digiring oleh pihak-pihak tertentu dan sarat misinformasi serta cenderung menyesatkan.
Lebih jauh, Andri turut menjelaskan, PKS Terantam turut mengendepankan keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah cair sawit atau POME sebagai sumber energi baru terbarukan pembangkit listrik tenaga biogas untuk mendukung program pemerintah mewujudkan Net Zero Emissions 2060 mendatang.
“Begini, POME (palm oil mill effluent) saja kami tangani dengan serius sebagai sumber EBT. Apalagi produksi CPO yang merupakan hasil jerih payah perusahaan. Ini sangat menyesatkan,” tegas alumni IPB University tersebut.
Ia mengatakan, instalasi pembangkit listrik tenaga biogas yang berada di PKS Terantam dan diresmikan sejak 2019 lalu tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik mencapai 0,7 MW.
PLTBG hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (saat ini dikenal sebagai badan riset inovasi nasional/BRIN) itu mampu meningkatkan efesiensi perusahaan hingga Rp2,4 miliar pertahun.
“Selain itu, PLTBg Terantam juga berkontribusi menekan angka gas rumah kaca sebesar 352,45 CO2Eq,” kata dia.
Pada fasilitas PLTBG Terantam ini pula, telah dibangun pilot project Bio-methane Compressed Natural Gas/Bio-CNG yang mampu memurnikan methane sehingga hasilnya cocok untuk kendaraan ataupun gas rumah tangga.
“Ini adalah salah satu bentuk komitmen kita untuk terus mendukung program pemerintah menuju net zero emissions,” ujarnya.
“Insya Allah kami akan semakin berperan aktif mendukung komitmen pemerintah Indonesia yang tertuang pada dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu menurunkan emisi sebesar 29 persen (dengan usaha sendiri) dan 41 persen (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030,” lanjut Andri.(ifr)
Laporan ELVI CHANDRA, Pekanbaru