Selasa, 2 Juli 2024

Siapkan Hotel Berbintang untuk OTG

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah memutuskan akan menjadikan hotel bintang dua dan bintang tiga sebagai ruang isolasi mandiri pasien Covid-19. Pemanfaatan hotel sebagai alternatif pengganti rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang termasuk golongan OTG (orang tanpa gejala) yang terus bertambah di Indonesia, termasuk di Riau.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan, biaya penggunaan hotel bintang dua dan tiga yang dimanfaatkan sebagai ruang isolasi mandiri akan ditanggung oleh pemerintah.

- Advertisement -

"Buat yang sudah terkonfirmasi tapi tanpa gejala, itu akan dijamin pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Kemenko bersama Kemenkeu atas arahan Presiden untuk disiapkan hotel bintang dua dan tiga," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (12/9).

Menurutnya, biaya isolasi mandiri di hotel bintang 2 dan 3 yang ditanggung pemerintah pusat merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Beberapa daerah menyampaikan ada yang buka ruang isolasi mandiri dengan memanfaatkan tempat umum, seperti GOR," imbuhnya.

Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar meminta kepada para bupati dan wali kota untuk menyiapkan ruang perawatan bagi pasien positif Covid-19 yang OTG. ‘’Saya minta bupati dan wali kota untuk menyiapkan lokasi perawatan pasien positif Covid-19 yang OTG di lokasi yang mudah dijangkau dan diawasi oleh petugas," kata Gubri Syamsuar, Sabtu (12/9).

- Advertisement -

Dengan memilih lokasi yang mudah dijangkau dan diawasi, petugas dapat lebih mudah mengontrol.
Karena kalau pasien positif yang isolasi mandiri namun tidak dikontrol, dikhawatirkan akan menularkan kepada orang lain. "Sulit mengontrol kalau ada pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah. Saya harap hal ini dapat diikuti oleh pemerintah kabupaten/kota di Riau," sebutnya.

Baca Juga:  Terus Waspada, Kasus Covid-19 Riau Masih Tinggi

Dalam kesempatan itu, Gubri juga menyebut bahwa pihaknya sudah mengajak para ulama agar mengajak masyarakat untuk sama-sama berdoa agar musibah Covid-19 ini segera berakhir. Hal tersebut merupakan ikhtiar yang dilakukan agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. "Karena segala sesuatu ini datang dari Allah SWT, mudah-mudahan akan segera diambil oleh Allah SWT," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 223 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Sabtu (12/9). Penambahan tersebut menjadi penambahan terbanyak di Riau selama pandemi.

"Dengan penambahan pasien positif tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 3.566 orang, dari jumlah tersebut pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 1.583 orang," paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 659 orang, yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.271 orang. Sementara untuk jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 62 orang.

"Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan 24 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kabar dukanya, juga terdapat empat pasien positif yang meninggal dunia, di antaranya yakni A (69) dan LLG (61) warga Kota Pekanbaru, OA (29) warga Kabupaten Kampar, dan H (53) warga Kuansing," jelasnya.

Baca Juga:  Konvoi Moge di Tol, Ditlantas Polda Riau Sebut Tidak Langgar Aturan

Sementara itu, saat ditanyakan terkait stok logistik untuk penanganan pasien positif Covid-19 di Riau, Mimi menyebut bahwa stok tersebut masih relatif aman. Seperti ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang melakukan penanganan, saat ini masih cukup banyak.

"Untuk APD in sya Allah kami masih banyak karena kami juga baru melakukan pengadaan, mulai dari masker, hazmat, dan yang lainnya. Dan untuk pelaksanaan pemeriksaan kami juga sudah menyiapkannya," kata Mimi.

Sementara untuk ketersediaan obat-obatan, Mimi mengatakan pihaknya masih terus berusaha untuk memenuhi keperluan. "Yang jadi pemikiran kami saat ini adalah stok obat-obatan. Namun demikian kami tetap berusaha untuk menyiapkan obat-obatan yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Kalau di rumah sakit, itu menjadi tanggung jawab rumah sakit yang melakukan penanganan," terangnya.
Dia menambahkan, terkait keperluan bahan reagen dan TTM yang menjadi bahan untuk pemeriksan sampel swab di Laboratorium Biomolekuer RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, saat ini pun masih cukup.

"Reagen dan TTM, saat ini masih cukup ketersediaannya karena kami juga baru melakukan pengadaan. Untuk Reagen, kami juga mendapat bantuan pengadaan dari pusat, kemudian pengadaan dari rumah sakit. Sampai saat ini tidak ada kendala, mudah-mudahan sampai seterusnya juga tidak ada kendala," tuturnya.

 

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Pemerintah memutuskan akan menjadikan hotel bintang dua dan bintang tiga sebagai ruang isolasi mandiri pasien Covid-19. Pemanfaatan hotel sebagai alternatif pengganti rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang termasuk golongan OTG (orang tanpa gejala) yang terus bertambah di Indonesia, termasuk di Riau.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan, biaya penggunaan hotel bintang dua dan tiga yang dimanfaatkan sebagai ruang isolasi mandiri akan ditanggung oleh pemerintah.

"Buat yang sudah terkonfirmasi tapi tanpa gejala, itu akan dijamin pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Kemenko bersama Kemenkeu atas arahan Presiden untuk disiapkan hotel bintang dua dan tiga," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (12/9).

Menurutnya, biaya isolasi mandiri di hotel bintang 2 dan 3 yang ditanggung pemerintah pusat merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Beberapa daerah menyampaikan ada yang buka ruang isolasi mandiri dengan memanfaatkan tempat umum, seperti GOR," imbuhnya.

Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar meminta kepada para bupati dan wali kota untuk menyiapkan ruang perawatan bagi pasien positif Covid-19 yang OTG. ‘’Saya minta bupati dan wali kota untuk menyiapkan lokasi perawatan pasien positif Covid-19 yang OTG di lokasi yang mudah dijangkau dan diawasi oleh petugas," kata Gubri Syamsuar, Sabtu (12/9).

Dengan memilih lokasi yang mudah dijangkau dan diawasi, petugas dapat lebih mudah mengontrol.
Karena kalau pasien positif yang isolasi mandiri namun tidak dikontrol, dikhawatirkan akan menularkan kepada orang lain. "Sulit mengontrol kalau ada pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah. Saya harap hal ini dapat diikuti oleh pemerintah kabupaten/kota di Riau," sebutnya.

Baca Juga:  38 Siswa SMP Positif Covid-19, Perketat Prokes di Sekolah

Dalam kesempatan itu, Gubri juga menyebut bahwa pihaknya sudah mengajak para ulama agar mengajak masyarakat untuk sama-sama berdoa agar musibah Covid-19 ini segera berakhir. Hal tersebut merupakan ikhtiar yang dilakukan agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. "Karena segala sesuatu ini datang dari Allah SWT, mudah-mudahan akan segera diambil oleh Allah SWT," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 223 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Sabtu (12/9). Penambahan tersebut menjadi penambahan terbanyak di Riau selama pandemi.

"Dengan penambahan pasien positif tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 3.566 orang, dari jumlah tersebut pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 1.583 orang," paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 659 orang, yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.271 orang. Sementara untuk jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 62 orang.

"Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan 24 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kabar dukanya, juga terdapat empat pasien positif yang meninggal dunia, di antaranya yakni A (69) dan LLG (61) warga Kota Pekanbaru, OA (29) warga Kabupaten Kampar, dan H (53) warga Kuansing," jelasnya.

Baca Juga:  Puncak Arus Mudik Diprediksi 28 April

Sementara itu, saat ditanyakan terkait stok logistik untuk penanganan pasien positif Covid-19 di Riau, Mimi menyebut bahwa stok tersebut masih relatif aman. Seperti ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang melakukan penanganan, saat ini masih cukup banyak.

"Untuk APD in sya Allah kami masih banyak karena kami juga baru melakukan pengadaan, mulai dari masker, hazmat, dan yang lainnya. Dan untuk pelaksanaan pemeriksaan kami juga sudah menyiapkannya," kata Mimi.

Sementara untuk ketersediaan obat-obatan, Mimi mengatakan pihaknya masih terus berusaha untuk memenuhi keperluan. "Yang jadi pemikiran kami saat ini adalah stok obat-obatan. Namun demikian kami tetap berusaha untuk menyiapkan obat-obatan yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Kalau di rumah sakit, itu menjadi tanggung jawab rumah sakit yang melakukan penanganan," terangnya.
Dia menambahkan, terkait keperluan bahan reagen dan TTM yang menjadi bahan untuk pemeriksan sampel swab di Laboratorium Biomolekuer RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, saat ini pun masih cukup.

"Reagen dan TTM, saat ini masih cukup ketersediaannya karena kami juga baru melakukan pengadaan. Untuk Reagen, kami juga mendapat bantuan pengadaan dari pusat, kemudian pengadaan dari rumah sakit. Sampai saat ini tidak ada kendala, mudah-mudahan sampai seterusnya juga tidak ada kendala," tuturnya.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari