Mudah-mudahan Tuhan Menurunkan Hujan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Salat Istisqa digelar juga oleh Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, forkopimda dan ratusan masyarakat Kota Pekanbaru. Melalui ikhtiar ini, doa memohon diturunkan hujan diharapkan diijabah oleh Allah SWT.

Pada salat yang digelar di pelataran Mal Pelayanan Publik (MPP) eks kantor Walikota Pekanbaru Jalan Sudirman kemarin, Imam Besar Masjid Paripurna Pekanbaru Syaifullah ditunjuk menjadi imam shalat. Sementara, khatib adalah Saidul Amin.

- Advertisement -

Wako Pekanbaru hadir mengenakan kemeja putih dan celana hitam serta masker penutup wajah. Hadir pula, Wakil Wali Kota Pekanbaru H Ayat Cahyadi, Ketua sementara DPRD Kota Pekanbaru Hamdani, Dandim 0301/Pekanbaru Letkol Inf Andri Sulistiawan, Sekdako HM Noer MBS, para kepala OPD jajaran Pemko Pekanbaru, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta ratusan ASN, THL dan masyarakat. 

Khatib Saidul Amin dalam khutbahnya menyampaikan bahwa bencana dan musibah berakar dari dua sebab. Yakni zahir dan batin. "'Zahir akibat ulah manusia. Tata kelola yang tidak semestinya. Akan nampak dan terpampang berbagai kerusakan dan kehancuran itu akibat ulah tangan manusia,'' sampainya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dia menyebut kabut asap yang terjadi hari ini sesungguhnya diundang oleh manusia. ''Karena ada orang yg mengambil keuntungan besar dengan hanya bermodal korek api membakar lahan dan hutan. Orang begini tidak punya hati nurani dan akal sehat,'' paparnya.

Dikatakannya pula, pada zaman Nabi Soleh dahulu, kebakaran besar juga terjadi, namun bukan karena akan ditanami kebun sawit. "Itu terjadi karena kedurhakaan umat Nabi Soleh pada rasul mereka,'' imbuhnya. 

Kodisi di masyarakat saat ini, tambah dia, adalah keadilan belum tegak. Pemodal dan korporasi yang bertanggung jawab terhadap terjadinya karhutla masih banyak yang belum tersentuh. ''Sekarang kita lihat, cukong besar tersenyum di menara gading, sementara bawahannya ada di balik jeruji besi. Ketidakadilan seperti ini akan mengundang azab Allah pada kita. Kita memohon kemurahan dan kasih dari  Allah SWT,'' tutupnya.

Wako Pekanbaru usai pelaksanaan salat menyampaikan harapan agar hujan dapat turun dalam waktu dekat. ''Mudah-mudahan setelah kita melaksanakan Salat Istisqa ini Allah SWT melimpahkan berkahnya dan menurunkan hujan,'' kata dia. 

Asap di Pekanbaru, kata Firdaus, bukan berasal dari titik api di Pekanbaru. ''Asap ini kiriman dari Sumsel, Jambi dan Riau bagian selatan yang masih terbakar,'' imbuhnya.(ali)

Laporan : M Ali Nurman (Pekanbaru)
Editor     : Firman Agus

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Salat Istisqa digelar juga oleh Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, forkopimda dan ratusan masyarakat Kota Pekanbaru. Melalui ikhtiar ini, doa memohon diturunkan hujan diharapkan diijabah oleh Allah SWT.

Pada salat yang digelar di pelataran Mal Pelayanan Publik (MPP) eks kantor Walikota Pekanbaru Jalan Sudirman kemarin, Imam Besar Masjid Paripurna Pekanbaru Syaifullah ditunjuk menjadi imam shalat. Sementara, khatib adalah Saidul Amin.

Wako Pekanbaru hadir mengenakan kemeja putih dan celana hitam serta masker penutup wajah. Hadir pula, Wakil Wali Kota Pekanbaru H Ayat Cahyadi, Ketua sementara DPRD Kota Pekanbaru Hamdani, Dandim 0301/Pekanbaru Letkol Inf Andri Sulistiawan, Sekdako HM Noer MBS, para kepala OPD jajaran Pemko Pekanbaru, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta ratusan ASN, THL dan masyarakat. 

Khatib Saidul Amin dalam khutbahnya menyampaikan bahwa bencana dan musibah berakar dari dua sebab. Yakni zahir dan batin. "'Zahir akibat ulah manusia. Tata kelola yang tidak semestinya. Akan nampak dan terpampang berbagai kerusakan dan kehancuran itu akibat ulah tangan manusia,'' sampainya.

Lebih lanjut dia menyebut kabut asap yang terjadi hari ini sesungguhnya diundang oleh manusia. ''Karena ada orang yg mengambil keuntungan besar dengan hanya bermodal korek api membakar lahan dan hutan. Orang begini tidak punya hati nurani dan akal sehat,'' paparnya.

Dikatakannya pula, pada zaman Nabi Soleh dahulu, kebakaran besar juga terjadi, namun bukan karena akan ditanami kebun sawit. "Itu terjadi karena kedurhakaan umat Nabi Soleh pada rasul mereka,'' imbuhnya. 

Kodisi di masyarakat saat ini, tambah dia, adalah keadilan belum tegak. Pemodal dan korporasi yang bertanggung jawab terhadap terjadinya karhutla masih banyak yang belum tersentuh. ''Sekarang kita lihat, cukong besar tersenyum di menara gading, sementara bawahannya ada di balik jeruji besi. Ketidakadilan seperti ini akan mengundang azab Allah pada kita. Kita memohon kemurahan dan kasih dari  Allah SWT,'' tutupnya.

Wako Pekanbaru usai pelaksanaan salat menyampaikan harapan agar hujan dapat turun dalam waktu dekat. ''Mudah-mudahan setelah kita melaksanakan Salat Istisqa ini Allah SWT melimpahkan berkahnya dan menurunkan hujan,'' kata dia. 

Asap di Pekanbaru, kata Firdaus, bukan berasal dari titik api di Pekanbaru. ''Asap ini kiriman dari Sumsel, Jambi dan Riau bagian selatan yang masih terbakar,'' imbuhnya.(ali)

Laporan : M Ali Nurman (Pekanbaru)
Editor     : Firman Agus

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya