(RIAUPOS.CO) — Puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Riau dilaksanakan di gedung pertunjukan Anjung Seni Idrus Tintin (ASIT), Jumat (4/10/2019). Selain disesaki dengan pembacaan puisi, juga lagu puisi. Uniknya, aksi panggung ini diisi oleh penyair lintas generasi.
Grup Laksemana Dendang Anak, Pelalawan
Sutardji Calzoum Bachri, sang presiden penyair Indonesia, dengan suaranya yang khas dan menggelegar, membawakan dua puisi sekaligus. Sedang penyair lain ada yang satu, ada yang dua. Selain Sutardji, dalam aksi panggung malam itu juga ada Dr Malim Gazali P.K (Malaysia), Nik Mansour Nik Halim dkk (Vietnam), Rini Intama (Banten), Ihsan Subhan (Jawa Barat), Suyadi San (Medan), Arbi Tanjung (Sumbar), Abinya Umar (Palembang), serta penyair cilik Riau, Muhammad Daffa Alfajri. Daffa yang baru duduk di Kelas VII SMP Andalan Pangkalan Kerinci ini menjadi pamungkas seluruh aksi panggung malam itu.
Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri
Selain pembacaan puisi, termasuk puisi dwi bahasa seperti dari Vietnam, juga ada penampilan tari, musik Melayu Leksemana Dendang Anak dari Pelalawan dibawah asuhan Nurhayati Zarah alias Yuli dan Angryindiesilent Pekanbaru oleh Farid Jhonatan dkk. Farid membawakan lagu khusus untuk HPI yakni Dari Puisi Untuk Dunia, sesuai tema HPI tahun ini.
Penyair Cilik Riau, Muhammad Daffa Alfajri
''Perayaan HPI tahun ini adalah yang ke tujuh sejak dideklarasikan akhir 2012 di Riau. Alhamdulillah berjalan baik atas dukungan banyak pihak. Rumah Sunting tidak akan bisa malaksanakan ini tanpa dukungan pihak lain, baik pemerintah maupun mitra, terutama para penyair yang datang dari daerah asal dengan biaya sendiri,'' kata Kunni malam itu.
Farid Jhonatan, Grup Angryindiesilent Pekanbaru (kiri),Penyair Vietnam, Y Nidi Nie (kanan)
Selain aksi panggung, malam itu juga diluncurkan buku antologi puisi Membaca Asap. Dikatakan Kunni, buku yang belum sempat terbit karena persoalan teknis ini tidak akan terjadi tanpa bantuan Walhi yang selalu mendukung lahirnya antologi puisi setiap HPI dilaksanakan di Riau. ''Walhi selalu mendukung penerbitan antologi puisi, tahun ini untuk ketiga kalinya. Terimakasih Walhi sehingga buku Membaca Asap bisa lahir,'' kata Kunni lagi malam itu.
Penyair Malaysia, Dr Malim Gazali P.K
Aksi panggung puisi dan peluncuran buku ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan. Selain itu ada Penyair Masuk Sekolah, Dialog Sastra dan Budaya Internasional dan Kenduri Budaya di Desa Muara Bio, Kampar.
Penyair Medan, Suyadi San (kiri) , Abinya Umar, Penyair Palembang (kanan)
''Dengan Tema Dari Puisi Untuk Dunia, kami berharap puisi menjali jalan perdamaian bagi dunia, puisi menjadu jalan merawat bumi dan tradisi, puisi bermanfaat bagi dunia dan alam semesta, '' sambung Kunni. *
Peluncuran Buku Puisi Membaca Asap
Editor : Rindra Yasin