Senin, 13 Oktober 2025
spot_img
spot_img

Biaya Tol Trans Sumatera Kurang Rp387 T

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Proyek strategis nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera ditargetkan bisa selesai seluruhnya pada 2024. Namun, pembangunannya saat ini masih terkendala faktor pendanaan. Pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan pendanaan pembangunan Tol Trans Sumatera bisa berjalan sesuai jadwal.

Proyek tersebut dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, kemarin (7/7). Bersamaan dengan itu, dibahas pula proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan di Jawa Barat. Tol sepanjang 60,84 km itu terbagi dalam 6 seksi dan ditargetkan beroperasi penuh pada September 2021.

Presiden menjelaskan, Proyek Tol Trans Sumatera perlu segera dibereskan demi memulihkan perekonomian di pulau itu. Karena tol tersebut akan memicu efisiensi, mengurangi waktu tempuh, dan diyakini bisa meningkatkan multiplier effect 2-3 kali lipat terhadap produk domestik bruto. Tol itu juga akan mendorong pemerataan ekonomi di Sumatera.

Baca Juga:  Daya Tampung SMAN/SMKN di Riau Hanya 92.965 Siswa dan SMP Sederajat 121.475

Karena itu, dia meminta agar kelayakan finansial proyek tersebut dikalkulasi sedetail mungkin. Termasuk opsi-opsi tambahan ekuitas untuk melanjutkan proyek tersebut. "Saya minta ada terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif," ujar Jokowi. Tujuannya, untuk mengurangi beban ekuitas dari penanaman modal negara dan agar tidak bergantung dari APBN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, Jalan Tol Sumatera memiliki total panjang 2.878 km. Jalur utama atau backbone sepanjang 1.974 km akan membentang dari Bakauheni sampai Banda Aceh. Sisanya, 904 km merupakan percabangan menuju beberapa kabupaten/kota. Seperti Bengkulu, Padang, Dumai, hingga Kualanamu dan Belawan (lihat grafis). "Sekarang sudah terbangun untuk tol Sumatera 393 kilometer, itu yang sudah tersambung," terangnya.

Untuk mencapai target penyelesaian di 2024, kendala utama saat ini ada pada pendanaan. Dari kebutuhan anggaran Rp500 triliun, yang sudah siap baru Rp113 triliun. Baik dari bank, pemerintah, dan penanaman modal negara ke PT Hutama Karya selaku pengembang proyek tol tersebut. "Sehingga masih dibutuhkan anggaran Rp387 triliun untuk menyelesaikan seluruhnya," lanjut Basuki.

Baca Juga:  KMDT Riau Ikut Sosialisasikan Pariwisata Riau dan Danau Toba

Untuk memenuhinya, sudah ada pembicaraan antara menteri BUMN, Menko MAritim dan Investasi, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan. Ada sejumlah opsi yang dibahas untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Misalnya, apakah perlu dikeluarkan bonds (surat utang) jangka panjang dengan jaminan pemerintah.

Bila pendanaannya bisa beres, Basuki yakin pengerjaan tol tersebut nantinya akan lebih lancar. Karena problem utamanya saat ini memang pada pendanaan yang masih kurang banyak. "Di Tol Sumatera tidak ada kendala lahan, hanya pendanaan," tambahnya.(byu/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Proyek strategis nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera ditargetkan bisa selesai seluruhnya pada 2024. Namun, pembangunannya saat ini masih terkendala faktor pendanaan. Pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan pendanaan pembangunan Tol Trans Sumatera bisa berjalan sesuai jadwal.

Proyek tersebut dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, kemarin (7/7). Bersamaan dengan itu, dibahas pula proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan di Jawa Barat. Tol sepanjang 60,84 km itu terbagi dalam 6 seksi dan ditargetkan beroperasi penuh pada September 2021.

Presiden menjelaskan, Proyek Tol Trans Sumatera perlu segera dibereskan demi memulihkan perekonomian di pulau itu. Karena tol tersebut akan memicu efisiensi, mengurangi waktu tempuh, dan diyakini bisa meningkatkan multiplier effect 2-3 kali lipat terhadap produk domestik bruto. Tol itu juga akan mendorong pemerataan ekonomi di Sumatera.

Baca Juga:  Kasus Positif Harian Bertambah 999, Pemprov Riau Terapkan WFH 50 Persen

Karena itu, dia meminta agar kelayakan finansial proyek tersebut dikalkulasi sedetail mungkin. Termasuk opsi-opsi tambahan ekuitas untuk melanjutkan proyek tersebut. "Saya minta ada terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif," ujar Jokowi. Tujuannya, untuk mengurangi beban ekuitas dari penanaman modal negara dan agar tidak bergantung dari APBN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, Jalan Tol Sumatera memiliki total panjang 2.878 km. Jalur utama atau backbone sepanjang 1.974 km akan membentang dari Bakauheni sampai Banda Aceh. Sisanya, 904 km merupakan percabangan menuju beberapa kabupaten/kota. Seperti Bengkulu, Padang, Dumai, hingga Kualanamu dan Belawan (lihat grafis). "Sekarang sudah terbangun untuk tol Sumatera 393 kilometer, itu yang sudah tersambung," terangnya.

- Advertisement -

Untuk mencapai target penyelesaian di 2024, kendala utama saat ini ada pada pendanaan. Dari kebutuhan anggaran Rp500 triliun, yang sudah siap baru Rp113 triliun. Baik dari bank, pemerintah, dan penanaman modal negara ke PT Hutama Karya selaku pengembang proyek tol tersebut. "Sehingga masih dibutuhkan anggaran Rp387 triliun untuk menyelesaikan seluruhnya," lanjut Basuki.

Baca Juga:  Longsor Jalan di Kuala Cenaku, Pemprov Harus Segera Bertindak

Untuk memenuhinya, sudah ada pembicaraan antara menteri BUMN, Menko MAritim dan Investasi, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan. Ada sejumlah opsi yang dibahas untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Misalnya, apakah perlu dikeluarkan bonds (surat utang) jangka panjang dengan jaminan pemerintah.

- Advertisement -

Bila pendanaannya bisa beres, Basuki yakin pengerjaan tol tersebut nantinya akan lebih lancar. Karena problem utamanya saat ini memang pada pendanaan yang masih kurang banyak. "Di Tol Sumatera tidak ada kendala lahan, hanya pendanaan," tambahnya.(byu/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Proyek strategis nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera ditargetkan bisa selesai seluruhnya pada 2024. Namun, pembangunannya saat ini masih terkendala faktor pendanaan. Pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan pendanaan pembangunan Tol Trans Sumatera bisa berjalan sesuai jadwal.

Proyek tersebut dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, kemarin (7/7). Bersamaan dengan itu, dibahas pula proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan di Jawa Barat. Tol sepanjang 60,84 km itu terbagi dalam 6 seksi dan ditargetkan beroperasi penuh pada September 2021.

Presiden menjelaskan, Proyek Tol Trans Sumatera perlu segera dibereskan demi memulihkan perekonomian di pulau itu. Karena tol tersebut akan memicu efisiensi, mengurangi waktu tempuh, dan diyakini bisa meningkatkan multiplier effect 2-3 kali lipat terhadap produk domestik bruto. Tol itu juga akan mendorong pemerataan ekonomi di Sumatera.

Baca Juga:  Pemprov Riau Targetkan Pendataan Honorer Non-Database Rampung Pekan Ini

Karena itu, dia meminta agar kelayakan finansial proyek tersebut dikalkulasi sedetail mungkin. Termasuk opsi-opsi tambahan ekuitas untuk melanjutkan proyek tersebut. "Saya minta ada terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif," ujar Jokowi. Tujuannya, untuk mengurangi beban ekuitas dari penanaman modal negara dan agar tidak bergantung dari APBN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, Jalan Tol Sumatera memiliki total panjang 2.878 km. Jalur utama atau backbone sepanjang 1.974 km akan membentang dari Bakauheni sampai Banda Aceh. Sisanya, 904 km merupakan percabangan menuju beberapa kabupaten/kota. Seperti Bengkulu, Padang, Dumai, hingga Kualanamu dan Belawan (lihat grafis). "Sekarang sudah terbangun untuk tol Sumatera 393 kilometer, itu yang sudah tersambung," terangnya.

Untuk mencapai target penyelesaian di 2024, kendala utama saat ini ada pada pendanaan. Dari kebutuhan anggaran Rp500 triliun, yang sudah siap baru Rp113 triliun. Baik dari bank, pemerintah, dan penanaman modal negara ke PT Hutama Karya selaku pengembang proyek tol tersebut. "Sehingga masih dibutuhkan anggaran Rp387 triliun untuk menyelesaikan seluruhnya," lanjut Basuki.

Baca Juga:  KMDT Riau Ikut Sosialisasikan Pariwisata Riau dan Danau Toba

Untuk memenuhinya, sudah ada pembicaraan antara menteri BUMN, Menko MAritim dan Investasi, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan. Ada sejumlah opsi yang dibahas untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Misalnya, apakah perlu dikeluarkan bonds (surat utang) jangka panjang dengan jaminan pemerintah.

Bila pendanaannya bisa beres, Basuki yakin pengerjaan tol tersebut nantinya akan lebih lancar. Karena problem utamanya saat ini memang pada pendanaan yang masih kurang banyak. "Di Tol Sumatera tidak ada kendala lahan, hanya pendanaan," tambahnya.(byu/jpg)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari