(RIAUPOS.CO) — Pembaca yang budiman, hari ini Anda bisa membaca artikel Opini di Riau Pos berjudul Skenario Kehidupan, ini bukan suatu kebetulan belaka. Peristiwa yang terjadi saat ini di mana saudara membaca artikel opini yang saya tulis, sesungguhnya sudah tercetak di blue print (cetak biru) nya Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), benar di DNA Anda dan DNA saya. Jauh sebelum alam semesta ini diciptakan, 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi blue print ini sudah ada.
Menurut Kazuo Murakami seorang Profesor Emeritus Universitas Tsukuba dan juga penulis buku bestseller of The DNA, merasakan adanya ‘sinyal rahasia pada petemuan dengan seseorang atau sesuatu. Menurut doktor Jurusan Kimia Pertanian ini, manusia: Anda, saya dan seluruh manusia lainnya tidak akan melakukan suatu aktiviktas yang tidak terdapat pada DNA masing-masing kita.
DNA terdiri atas dua buah pita yang berbentuk spiral, dan di atas pita ini tertulis informasi yang dilambangkan dengan empat abjad simbol kimia. Informasi ini adalah informasi genetik, dan informasi dasar gen dalam satu sel manusia terdiri dari 3 miliar abjad simbol kimia. Mungkin sulit membayangkan jumlahnya dalam angka, tetapi jika dijadikan buku, diperlukan 1.000 jilid buku setebal 1.000 halaman untuk mencatatnya. Artinya aktivitas kehidupan kita diatur oleh informasi luar biasa banyaknya yang terbentuk 3 miliar abjad simbol kimia. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tubuh manusia tersusun dari sel. Manusia dewasa memiliki 6 triliun sel. Dalam setiap inti sel tersimpan 3 miliar informasi. Yang mengejutkan adalah, sel tubuh bagian mana pun, pasti menyimpan 3 miliar sel.
Hampir semua kegiatan manusia: berpikir dan beraktivitas, berkaitan dengan gen, dan apa yang tidak tertulis pada kode DNA kita tidak akan terjadi pada diri kita. Bukankah? Lauh Mahfuzh adalah kitab tempat Allah menuliskan segala seluruh skenario/ catatan kejadian di alam semesta. Lauh Mahfuzh disebut di dalam Alquran sebanyak 13 kali di antaranya adalah dalam surah Az-Zukhruf 43: 4, Qaf 50: 4, An-Naml 27: 75 dan lainnya. Dikatakan dalam hadis bahwa tidak jatuh sehelai daun melainkan sudah tercatat di dalam kitab itu. Lauh al-Mahfuzh (QS al-Buruj/85: 22) sering disinonimkan dengan Ummul al-Kitab (QS ar-Ra’d [13]:39), Kitab Maknun (QS al-Waaqi’ah [56]:77), dan Kitab al-Mubin (QS al-An’aam [6]:59).
Sebelum melihat tentang lembaran kitab Lauh Mahfuzh, mari kita pahami terlebih dahulu tentang supecluster giant disk. Ia adalah sebuah benda superkecil yang dapat menyimpan data dalam jumlah superbesar atau raksasa. Pada 2013, di Inggris telah diciptakan sebuah superbank data dalam bentuk lima dimensi, bukan saja tiga dimensi seperti gambaran yang dilihat oleh mata manusia. Superbank data tersebut berbentuk cakram yang terbuat dari kristal dan dapat menyimpan data sampai 360 TB data selama 13,8 miliar tahun.
Para peneliti mempresentasekan karya mereka di masyarakat internasional dalam Konferensi Rekayasa Optik di San Francisco. Setelah itu, mereka berharap menemukan industri spesialis sebagai mitra guna mengembangkan teknologi tersebut lebih lanjut. Upaya tersebut akhirnya menghasilkan media penyimpannan yang disebut Kristal Memori Supermen. Nama itu diberikan untuk menghormati kristal memori dari film Superman. Benda itu tidak hanya dapat menyimpan banyak daya, tetapi juga dapat menahan suhu hingga 1.000 derajat celcius.
Nah, apabila manusia saja dapat menghasilkan penyimpanan data sebanyak 360 TB sehingga mampu menyimpan data selama 13,8 miliar tahun, apalagi Allah, Tuhan Sang Pencipta seluruh alam yang Maha Besar dan Maha Melingkupi segala sesuatu. Allahu Akbar.
Itulah gambaran untuk manusia, bahwa skenario seluruh kehidupan itu telah ditulis sebelumnya. Sekarang ini, manusia sedang menjalani, Anda, saya, mereka semua juga sedang menjalani takdirnya masing-masing sesuai dengan yang telah digariskan dalam lembaran-lembaran Lauh Mahfuzh.
Bila DNA adalah kode rahasia yang luar biasa banyaknya, lalu apa kaitannya dengan lauh mahfudz. Lauh al-Mahfuzh dianggap wilayah rahasia yang hanya bisa diakses oleh para malaikat utama atau hamba Tuhan lainnya yang dianggap layak. Dalam literatur yang ada Lauh al-Mahfuzh biasa diartikan dengan sebuah kitab atau piranti keras (hard ware) raksasa yang menyimpan seluruh data atau cetak biru terhadap segala peristiwa yang terjadi dari zaman azali sampai kiamat.
Selanjutnya, pada waktu skenario naskah kehidupan itu ditulis, tentu seluruh isi alam semesta ini belum terwujud, Big bang pun belum terjadi. Artinya, energi, ruang, waktu, dan materi belum tercipta. Ilmu pengetahuan saat itu pun belum mampu mendeskripsikan situasi pada masa itu. Era sebelum big bang terjadi 13,7 miliar tahun lalu. Bahkan, sebelum sop kosmos atau cikal bakai alam semesta mulai terbentuk sejak 18,08 miliar tahun lalu.
Pada era ini, yang ada hanyalah sebuah rancang bangun cikal bakal sistem utama keberadaan makhluk (materi dan non materi). Ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan kejadian sebelum big bang. Ilmu pengetahuan juga belum bisa menjelaskan waktu terjadinya kiamat atau big crunch. Ilmu pengetahuan hanya bisa meraba-raba bahwa semua kejadian alam semesta menuju suatu titik kembali yang dipercayai oleh para ahli astronomi dan kosmologi dengan paham "close universe" atau disebut "alam semesta tertutup". Hanya saja, tidak semua pakar setuju dengan paham ini.
Kumpulan informasi itulah yang menjadi dasar penulisan segala takdir bagi setiap makhluk-Nya yang terwujud. Termasuk pula manusia yang hadir setelah planet Bumi tercipta sejak 4,56 miliar tahun lalu atau setelah Bumi mengalami masa kesuburannya sejak 150-200 ribu tahun lalu.
Ada pendapat dari para pakar kosmologi dan astronomi yang menjelaskan bahwa sop kosmos, cikal bakal alam semesta (sekitar 18,08 miliar tahun lalu), terbentuk dahulu sebelum peristiwa big bang. Penjelasan di atas diperkuat dengan keberadaan kata "kami" dalam Surah Al-Anbiya (21): 30, Surah Adz-Dzariyat (51): 47, dan masih banyak lagi ayat yang berhubungan dengan penciptaan alam semesta.
Harus dingat, skenario hidup setiap makhluk yang tertulis dalam Lauh Mahfuzh dapat diubah sesuai kehendak Allah Swt. sebagai penciptanya. Munurut Kazuo Murakami, sang profesor yang berhasil menguraikan genetika enzim "renin" manusia yang mendalangi tekanan darah tinggi, dan menyedot perhatian sebagai pretasi tingkat dunia (1983), ini disebut on/off atau nyala/padam DNA. DNA dalam sebuah sel memiliki bagian yang terjaga dan berfungsi, juga bagian yang tertidur dan tidak berfungsi. Lalu apakah bagian yang tertidur itu tertidur selamanya? Tidak. Apakah bagian dari DNA yang terjaga dan berfungsi akan bekerja terus sampai mati? Jawabannya juga tidak.
Bukankah! "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).. (Ar Ra’d, 13: 39). Nabi Muhammad bersabda: "Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik". Tak hanya sebatas itu. Allah Maha Segalanya. Semua takdir makhluk Allah yang sudah ditulis-Nya di Lauh Mahfuzh, bisa saja dihapus atau diubah sesuai kehendak-Nya. Allah yang Maha Pemurah dan Maha Bijaksana.
Sebagai penutup artikel ini, saya kembali mengutip tulisan Ir Agus Harya Sudarmojo yang mengatakan: membaca Alquran sering mungkin sama dengan mengaktifkan rangkaian afirmasi di tubuh manusia. Setiap huruf yang kita baca dengan baik dan benar bagaikan tombol "on/off " yang harus ditekan atau password yang harus diucapkan agar tubuh dapat berinteraksi secara harmonis dengan seluruh isi alam semesta. Apalagi tubuh manusia dapat dianalogikan sebagai miniature seluruh isi alam semesta.
Itulah sebabnya ketika manusia melakukan salat fardu dan sunahnya, harus mengucapkan lafal bacaannya dengan Bahasa Arab, bukan Bahasa Inggris, Perancis, Indonesia, dan lain sebagainya. Bukan hanya karena hal tersebut tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, melainkan juga karena pengaruh energi ucapan dari huruf-huruf Hijailah yang terjadi pada tubuh manusia itu tidak terjadi bila tidak diucapkan dalam Bahasa Arab.
Pengucapkan surah dan ayat yang mengandung huruf-huruf Hijailah merupakan repetitive magic power, yaitu pengulangan kekuatan "supernatural" yang terjadi saat manusia tengah melaksanakan salat ataupun zikir. Wallahu a’lam.***