Minggu, 7 Juli 2024

Tidak Berbahaya, Tapi Tetap Waspada

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — SEMBURAN pasir dan lumpur (gas bumi) telah menghebohkan warga dan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan Kecamatan Tenayan Raya, Kamis (4/2). Sebagaimana diberitakan sebelumnya semburan itu terjadi saat pembuatan sumur bor yang kedalamannya 119 meter. Ketinggian semburan itu mencapai belasan meter dan masih berlangsung hingga sekarang.

Tim dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau pun sudah menurunkan tim untuk mengecek semburan gas bumi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Ihsan Kecamatan Tenayan Raya. Dalam pengecekan itu, tim juga sudah mengambil sampel semburan gas bumi.

- Advertisement -

Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman mengatakan, dari hasil pengecekan terhadap semburan gas bumi tersebut disimpulkan, bahwa kandungan yang terdapat di dalam gas tersebut tidak berbahaya. Namun masyarakat  tetap diminta waspada.

"Semburan gas bumi itu tidak berbahaya. Kemarin awalnya iya ada sebentar, sekarang sudah tidak berbahaya. Hanya saja kami bersama tim telah melakukan mitigasi dan mengambil langkah antisipasi," kata Indra.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga sudah mengambil sampel dan melakukan pengujian. Dari hasil pengujian di laboratorium juga diketahui bahwa semburan gas bumi itu tidak berbahaya.

- Advertisement -

"Sampel semburan gas bumi sudah kami uji di laboratorium, hasilnya kalau gas sudah aman namun tetap tidak diperkenankan berada di radius 10 meter," ujarnya.

Dikatakan Indra, saat ini pihaknya masih terus memantau lokasi semburan tersebut, karena pihaknya tidak bisa langsung menutup sumber semburan dikarenakan semburan gas masih cukup kuat. Untuk itu, pihaknya lebih mengutamakan upaya mitigasi.

"Kami saat ini terus melakukan upaya mitigasi, seperti yang sudah dilakukan dengan memindahkan para santri dan melarang warga mendekat. Upaya penanggulangan juga dilakukan bersama dengan pihak SKK Migas Sumbagut dan perusahaan gas EMP Bentu," jelasnya.

Sementara Dosen Universitas Islam Riau (UIR) Dr Eng Muslim menyebut semburan lumpur yang terjadi di Ponpes Al Ihsan merupakan hal yang umum terjadi. Pasalnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di beberapa wilayah  di Indonesia.

Menurutnya, untuk memastikan semburan itu berbahaya atau tidak, harus dilakukan pengecekan dengan menggunakan alat gas detektor. Dengan meletakkan gas detektor  itu, maka akan terlihat berada persentase kadar kandungan gasnya.

"Tidak perlu dilakukan penelitian. Tinggal meletakkan alat itu saja di lokasi tersebut," ujar Dr Eng Muslim.

Dosen Teknik Perminyakan UIR ini mengungkapkan, kalau cuma air atau lumpur yang keluar itu tidak berbahaya. Dan nantinya akan berkurang dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan.

"Tetapi kalau tidak berkurang dalam beberapa hari ke depan, mulai dari tinggi semburannya, bunyi semburannya kemungkinan di bawah itu sumbernya luas. Tetapi kalau semburannya mulai berkurang  nanti akan berhenti dengan sendirinya," jelasnya.

Ditambahkannya, ada istilah namanya itu gas rawa atau gas biogenik. Jadi, memang gas rawa itu terperangkap di bawah. Dengan kedalaman dangkal, dan pada sumber gas rawa itu dibor maka akan keluar gas itu. Memang jumlah gas rawa itu jumlahnya tidak terlalu besar.

"Dan ada juga namanya gas biogenik dalam, tetapi kedalamannya mencapai 1.000 meter ke bawah.  Itu jumlahnya banyak. Kalau gas nya sedikit (gas rawa) nanti akan berhenti dengan sendirinya," pungkasnya.

Baca Juga:  19 Pejabat Pemkab Meranti Dilantik

Sementara itu Sales Area PGN Pekanbaru Agus mengatakan, untuk di Kecamatan Tenayan Raya saat ini belum terdapat jaringan gas. Karena, khusus untuk di Kota Pekanbaru jaringan gas yang sudah terbangun saat ini baru ada di empat kecamatan.

"Di Pekanbaru itu jaringan gas baru ada di Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru Kota, Sail dan Sukajadi itu saja lokasi jaringan gasnya. Kalau untuk di Tenayan Raya memang belum ada saat ini," ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Tengku Aswendi yang mendapatkan informasi tersebut langsung meninjau lokasi semburan lumpur. Menurutnya, semburan yang terjadi di Ponpes Al Ihsan bukanlah semburan gas, tetapi semburan lumpur. Tetapi tentunya ini perlu pendalaman lagi.

"Kami mengimbau kepada dinas dan instansi terkait agar segera tanggap cepat dan jangan dibiarkan ini berlarut-larut. Karena bisa membahayakan," ujar Tengku Aswendi.

Ia menuturkan, memang sudah ada dari pihak terkait yang telah melakukan pengecekan di lakosi semburan. Mereka menyatakan ini bukan gas, tetapi tentunya ini perlu pendalaman lagi agar bisa segera diantisipasi dengan bergerak cepat.

Menurutnya, semburan lumpur yang terjadi Ponpes Al Ihsan tidak ada kaitannya dengan proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Pekanbaru. Pasalnya, di area lokasi semburan tidak memiliki jalur pipa jaringan gas. "Ini bukan bau gas, tetapi ini lumpur. Akibat dari pengeboran yang dilakukan. Kami imbau agar ini bisa segera diantisipasi. Kalau dibiarkan terus sedikit-sedikit nanti bisa jadi danau lumpur. Kan bahaya," pungkasnya.

Harus Ada Solusi Segera
Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho dapil Kota Pekanbaru juga langsung meninjau lokasi semburan gas, sesaat setelah peristiwa tersebut terjadi, Jumat (5/2). Di lokasi, Agung sempat melihat beberapa bagian areal serta bangunan pesantren yang ada di sana. Ia bahkan sempat melihat lebih dekat sumber semburan gas tersebut. Setelah itu, ia langsung meminta agar Pemprov Riau dan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bisa segera melakukan antisipasi agar semburan tidak semakin membesar.

"Kita tentu tidak ingin peristiwa ini serupa kasus semburan lumpur lapindo di Jawa Timur sana. Maka dari itu, tadi saya sudah meminta langsung Kepala Dinas ESDM bergerak cepat melakukan antisipasi agar semburan tidak meluas," ujar Agung kepada wartawan di lokasi.

Dari informasi yang ia terima, adapun solusi untuk menghentikan semburan gas tersebut bisa melalui cara di-blow out atau ditutup dengan menggunakan injek dan sistem pengeboran. Memang dengan menggunakan cara tersebut, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Namun yang terpenting dikatakan dia adalah keselamatan masyarakat. Sebab, ada kekhawatiran bila tidak di hentikan segera, rongga yang berada di dalam tanah sekitar lokasi bisa menyemburkan lumpur serupa ke titik lainnya.

"Silakan pemprov dan pemko pelajari. Tapi harus cepat. Jangan sampai memakan waktu seminggu, tambah parah juga semburannya. Harus ada solusi segera. Jangan hitung-hitung demi keselamatan warga," sambungnya.

Ia kemudian mengambil perbandingan dengan kasus banjir di Kota Pekanbaru. Kata dia, dulu sewaktu banjir mulai terjadi di Kota Bertuah pemerintah terlihat sangat menyepelakan. Bahkan sampai berstatmen di media dan menyebut hanya berupa genangan air.

"Ketika banjir sudah besar dan terjadi di banyak titik, baru pemerintah sibuk. Untuk kasus ini begitu juga. Hari pertama lubang semburan cuman sebesar pipa. Kurang dari sehari, lubang semburan sudah bertambah berkali-kali lipat. Maka jangan sampai ini juga di anggap sepele," pungkas Agung.

Baca Juga:  Ribuan JCH Tunggu Keberangkatan

Selain itu, dirinya selaku pimpinan DPRD Riau juga bakal mendorong komisi terkait di DPRD Riau, yakni komisi IV untuk memanggil seluruh pihak terkait guna mendalami peristiwa tersebut.

"Tadi saya sudah meminta langsung Kepala Dinas ESDM bergerak cepat melakukan antisipasi agar semburan tidak meluas. Saya juga akan mendorong komisi terkait di DPRD Riau, yakni komisi IV untuk segera memanggil seluruh dinas serta instansi terkait. Termasuk juga kepada pemerintah Kota Pekanbaru. Diharapkan bisa bersinergi dengan pemprov," tuntasnya.

Dirikan Pos, Batasi Warga ke Lokasi
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT turun meninjau lokasi semburan di Kecamatan Tenayan Raya, Jumat (5/2). Dia sudah memerintahkan jajarannya mendirikan posko agar warga tak mendekat ke lokasi.

Firdaus tiba di lokasi yang terletak Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan Boarding School, di Kecamatan Tenayan Raya siang. Tampak ikut mendampinginya Sekdako Pekanbaru HM Jamil MAg MSi dan beberapa asisten dan kepala dinas jajaran Pemko Pekanbaru.

Setelah tiba di pesantren yang berjarak hanya 4 kilometer dari Perkantoran Tenayan Raya milik Pemko Pekanbaru itu, dia sempat berdiskusi dengan pengelola pesantren. Ini dilakukan untuk memastikan penyebab terjadinya semburan gas. Wako Pekanbaru juga meminta Camat Tenayan Raya untuk meng-update informasi terkait semburan gas itu. "Agar bisa dilakukan upaya analisa dan penanganan," katanya.

Firdaus mewanti-wanti agar lokasi tersebut jangan didekati dahulu oleh selain pihak terkait yang berkepentingan. Instruksi pada jajarannya sudah diberikan untuk mendirikan pos jaga. "Gasnya memang dinyatakan tidak berbahaya, tetapi akan lebih baik jika kita tetap waspada. Kita sudah antisipasi, BPBD, Satpol PP, kepolisian, TNI dan Babinsa sudah bersiaga, membuat pos agar memberitahu warga untuk tidak mendekati wilayah tersebut," urainya.

Dia kemudian menyampaikan harapan agar semburan gas ini segera ditangani agar tidak semakin membesar. Sebab, semburan saat ini telah mengeluarkan lumpur dan merusak bangunan sekitar.

"Kami koordinasi, baik BPBD maupun Basarnas, agar semburan ini segera diantisipasi dan tidak semakin membesar," imbuhnya.

Semburan gas ini berada di sekitar ladang sumur gas yang dikelola oleh PT Kalila. Diperkirakan, saat menggali sumur yang termasuk dalam hingga lebih dari 100 meter itu pihak pondok pesantren tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah.

"Mereka sedang menggali untuk kebutuhan minum, namun tidak berkoordinasi dengan pemerintah dan lingkungan. Setelah mereka mengebor, ternyata ada gasnya keluar," sebutnya.

Kepada Firdaus, Riau Pos menanyakan bagaimana potensi semburan gas ini terhadap posisi yang dekat dengan kantor Wali Kota Pekanbaru. Apalagi, di hari kedua semburan gas sudah juga disertai lumpur hingga memunculkan kekhawatiran akan seperti lumpur Lapindo.

Menjawab ini Firdaus menyebut lokasi di sekitar sana memang daerah yang terdata memiliki potensi gas. Namun kekhawatiran terkait potensi mencapai ke Kantor Wali Kota ditepisnya.

"Tidak. karena jarak dengan kantor wali kota itu 4 kilometer," singkatnya.(sol/dof/nda/ali/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — SEMBURAN pasir dan lumpur (gas bumi) telah menghebohkan warga dan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan Kecamatan Tenayan Raya, Kamis (4/2). Sebagaimana diberitakan sebelumnya semburan itu terjadi saat pembuatan sumur bor yang kedalamannya 119 meter. Ketinggian semburan itu mencapai belasan meter dan masih berlangsung hingga sekarang.

Tim dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau pun sudah menurunkan tim untuk mengecek semburan gas bumi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Ihsan Kecamatan Tenayan Raya. Dalam pengecekan itu, tim juga sudah mengambil sampel semburan gas bumi.

Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman mengatakan, dari hasil pengecekan terhadap semburan gas bumi tersebut disimpulkan, bahwa kandungan yang terdapat di dalam gas tersebut tidak berbahaya. Namun masyarakat  tetap diminta waspada.

"Semburan gas bumi itu tidak berbahaya. Kemarin awalnya iya ada sebentar, sekarang sudah tidak berbahaya. Hanya saja kami bersama tim telah melakukan mitigasi dan mengambil langkah antisipasi," kata Indra.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga sudah mengambil sampel dan melakukan pengujian. Dari hasil pengujian di laboratorium juga diketahui bahwa semburan gas bumi itu tidak berbahaya.

"Sampel semburan gas bumi sudah kami uji di laboratorium, hasilnya kalau gas sudah aman namun tetap tidak diperkenankan berada di radius 10 meter," ujarnya.

Dikatakan Indra, saat ini pihaknya masih terus memantau lokasi semburan tersebut, karena pihaknya tidak bisa langsung menutup sumber semburan dikarenakan semburan gas masih cukup kuat. Untuk itu, pihaknya lebih mengutamakan upaya mitigasi.

"Kami saat ini terus melakukan upaya mitigasi, seperti yang sudah dilakukan dengan memindahkan para santri dan melarang warga mendekat. Upaya penanggulangan juga dilakukan bersama dengan pihak SKK Migas Sumbagut dan perusahaan gas EMP Bentu," jelasnya.

Sementara Dosen Universitas Islam Riau (UIR) Dr Eng Muslim menyebut semburan lumpur yang terjadi di Ponpes Al Ihsan merupakan hal yang umum terjadi. Pasalnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di beberapa wilayah  di Indonesia.

Menurutnya, untuk memastikan semburan itu berbahaya atau tidak, harus dilakukan pengecekan dengan menggunakan alat gas detektor. Dengan meletakkan gas detektor  itu, maka akan terlihat berada persentase kadar kandungan gasnya.

"Tidak perlu dilakukan penelitian. Tinggal meletakkan alat itu saja di lokasi tersebut," ujar Dr Eng Muslim.

Dosen Teknik Perminyakan UIR ini mengungkapkan, kalau cuma air atau lumpur yang keluar itu tidak berbahaya. Dan nantinya akan berkurang dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan.

"Tetapi kalau tidak berkurang dalam beberapa hari ke depan, mulai dari tinggi semburannya, bunyi semburannya kemungkinan di bawah itu sumbernya luas. Tetapi kalau semburannya mulai berkurang  nanti akan berhenti dengan sendirinya," jelasnya.

Ditambahkannya, ada istilah namanya itu gas rawa atau gas biogenik. Jadi, memang gas rawa itu terperangkap di bawah. Dengan kedalaman dangkal, dan pada sumber gas rawa itu dibor maka akan keluar gas itu. Memang jumlah gas rawa itu jumlahnya tidak terlalu besar.

"Dan ada juga namanya gas biogenik dalam, tetapi kedalamannya mencapai 1.000 meter ke bawah.  Itu jumlahnya banyak. Kalau gas nya sedikit (gas rawa) nanti akan berhenti dengan sendirinya," pungkasnya.

Baca Juga:  Gubri Apresiasi Bantuan APD dari Relawan Peduli Covid-19 Riau

Sementara itu Sales Area PGN Pekanbaru Agus mengatakan, untuk di Kecamatan Tenayan Raya saat ini belum terdapat jaringan gas. Karena, khusus untuk di Kota Pekanbaru jaringan gas yang sudah terbangun saat ini baru ada di empat kecamatan.

"Di Pekanbaru itu jaringan gas baru ada di Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru Kota, Sail dan Sukajadi itu saja lokasi jaringan gasnya. Kalau untuk di Tenayan Raya memang belum ada saat ini," ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Tengku Aswendi yang mendapatkan informasi tersebut langsung meninjau lokasi semburan lumpur. Menurutnya, semburan yang terjadi di Ponpes Al Ihsan bukanlah semburan gas, tetapi semburan lumpur. Tetapi tentunya ini perlu pendalaman lagi.

"Kami mengimbau kepada dinas dan instansi terkait agar segera tanggap cepat dan jangan dibiarkan ini berlarut-larut. Karena bisa membahayakan," ujar Tengku Aswendi.

Ia menuturkan, memang sudah ada dari pihak terkait yang telah melakukan pengecekan di lakosi semburan. Mereka menyatakan ini bukan gas, tetapi tentunya ini perlu pendalaman lagi agar bisa segera diantisipasi dengan bergerak cepat.

Menurutnya, semburan lumpur yang terjadi Ponpes Al Ihsan tidak ada kaitannya dengan proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Pekanbaru. Pasalnya, di area lokasi semburan tidak memiliki jalur pipa jaringan gas. "Ini bukan bau gas, tetapi ini lumpur. Akibat dari pengeboran yang dilakukan. Kami imbau agar ini bisa segera diantisipasi. Kalau dibiarkan terus sedikit-sedikit nanti bisa jadi danau lumpur. Kan bahaya," pungkasnya.

Harus Ada Solusi Segera
Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho dapil Kota Pekanbaru juga langsung meninjau lokasi semburan gas, sesaat setelah peristiwa tersebut terjadi, Jumat (5/2). Di lokasi, Agung sempat melihat beberapa bagian areal serta bangunan pesantren yang ada di sana. Ia bahkan sempat melihat lebih dekat sumber semburan gas tersebut. Setelah itu, ia langsung meminta agar Pemprov Riau dan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bisa segera melakukan antisipasi agar semburan tidak semakin membesar.

"Kita tentu tidak ingin peristiwa ini serupa kasus semburan lumpur lapindo di Jawa Timur sana. Maka dari itu, tadi saya sudah meminta langsung Kepala Dinas ESDM bergerak cepat melakukan antisipasi agar semburan tidak meluas," ujar Agung kepada wartawan di lokasi.

Dari informasi yang ia terima, adapun solusi untuk menghentikan semburan gas tersebut bisa melalui cara di-blow out atau ditutup dengan menggunakan injek dan sistem pengeboran. Memang dengan menggunakan cara tersebut, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Namun yang terpenting dikatakan dia adalah keselamatan masyarakat. Sebab, ada kekhawatiran bila tidak di hentikan segera, rongga yang berada di dalam tanah sekitar lokasi bisa menyemburkan lumpur serupa ke titik lainnya.

"Silakan pemprov dan pemko pelajari. Tapi harus cepat. Jangan sampai memakan waktu seminggu, tambah parah juga semburannya. Harus ada solusi segera. Jangan hitung-hitung demi keselamatan warga," sambungnya.

Ia kemudian mengambil perbandingan dengan kasus banjir di Kota Pekanbaru. Kata dia, dulu sewaktu banjir mulai terjadi di Kota Bertuah pemerintah terlihat sangat menyepelakan. Bahkan sampai berstatmen di media dan menyebut hanya berupa genangan air.

"Ketika banjir sudah besar dan terjadi di banyak titik, baru pemerintah sibuk. Untuk kasus ini begitu juga. Hari pertama lubang semburan cuman sebesar pipa. Kurang dari sehari, lubang semburan sudah bertambah berkali-kali lipat. Maka jangan sampai ini juga di anggap sepele," pungkas Agung.

Baca Juga:  Sambil Meracik Kue Pesanan, Fokus Awasi Anak Belajar Daring

Selain itu, dirinya selaku pimpinan DPRD Riau juga bakal mendorong komisi terkait di DPRD Riau, yakni komisi IV untuk memanggil seluruh pihak terkait guna mendalami peristiwa tersebut.

"Tadi saya sudah meminta langsung Kepala Dinas ESDM bergerak cepat melakukan antisipasi agar semburan tidak meluas. Saya juga akan mendorong komisi terkait di DPRD Riau, yakni komisi IV untuk segera memanggil seluruh dinas serta instansi terkait. Termasuk juga kepada pemerintah Kota Pekanbaru. Diharapkan bisa bersinergi dengan pemprov," tuntasnya.

Dirikan Pos, Batasi Warga ke Lokasi
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT turun meninjau lokasi semburan di Kecamatan Tenayan Raya, Jumat (5/2). Dia sudah memerintahkan jajarannya mendirikan posko agar warga tak mendekat ke lokasi.

Firdaus tiba di lokasi yang terletak Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan Boarding School, di Kecamatan Tenayan Raya siang. Tampak ikut mendampinginya Sekdako Pekanbaru HM Jamil MAg MSi dan beberapa asisten dan kepala dinas jajaran Pemko Pekanbaru.

Setelah tiba di pesantren yang berjarak hanya 4 kilometer dari Perkantoran Tenayan Raya milik Pemko Pekanbaru itu, dia sempat berdiskusi dengan pengelola pesantren. Ini dilakukan untuk memastikan penyebab terjadinya semburan gas. Wako Pekanbaru juga meminta Camat Tenayan Raya untuk meng-update informasi terkait semburan gas itu. "Agar bisa dilakukan upaya analisa dan penanganan," katanya.

Firdaus mewanti-wanti agar lokasi tersebut jangan didekati dahulu oleh selain pihak terkait yang berkepentingan. Instruksi pada jajarannya sudah diberikan untuk mendirikan pos jaga. "Gasnya memang dinyatakan tidak berbahaya, tetapi akan lebih baik jika kita tetap waspada. Kita sudah antisipasi, BPBD, Satpol PP, kepolisian, TNI dan Babinsa sudah bersiaga, membuat pos agar memberitahu warga untuk tidak mendekati wilayah tersebut," urainya.

Dia kemudian menyampaikan harapan agar semburan gas ini segera ditangani agar tidak semakin membesar. Sebab, semburan saat ini telah mengeluarkan lumpur dan merusak bangunan sekitar.

"Kami koordinasi, baik BPBD maupun Basarnas, agar semburan ini segera diantisipasi dan tidak semakin membesar," imbuhnya.

Semburan gas ini berada di sekitar ladang sumur gas yang dikelola oleh PT Kalila. Diperkirakan, saat menggali sumur yang termasuk dalam hingga lebih dari 100 meter itu pihak pondok pesantren tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah.

"Mereka sedang menggali untuk kebutuhan minum, namun tidak berkoordinasi dengan pemerintah dan lingkungan. Setelah mereka mengebor, ternyata ada gasnya keluar," sebutnya.

Kepada Firdaus, Riau Pos menanyakan bagaimana potensi semburan gas ini terhadap posisi yang dekat dengan kantor Wali Kota Pekanbaru. Apalagi, di hari kedua semburan gas sudah juga disertai lumpur hingga memunculkan kekhawatiran akan seperti lumpur Lapindo.

Menjawab ini Firdaus menyebut lokasi di sekitar sana memang daerah yang terdata memiliki potensi gas. Namun kekhawatiran terkait potensi mencapai ke Kantor Wali Kota ditepisnya.

"Tidak. karena jarak dengan kantor wali kota itu 4 kilometer," singkatnya.(sol/dof/nda/ali/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari