Rabu, 9 April 2025
spot_img

Riau Alami Inflasi 0,76 Persen

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Inflasi Riau tahun kalender Maret 2020-Desember 2019 tercatat sebesar 0,76 persen. Sedangkan, inflasi year on year (YoY) Maret 2020 terhadap Maret 2019 tercatat sebesar 2,01 persen. Pada Maret 2020, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan IHK sebesar 103,45 persen.

Dari tiga kota indeks harga konsumen (IHK), Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,01 persen, sedangkan dua kota lainnya, yaitu Dumai dan Tembilahan mengalami deflasi sebesar -0,05  persen dan -0,04 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misparuddin, komoditas yang memberikan andil dalam kenaikan harga antara lain, emas perhiasan, gula pasir, ikan serai, ongkos jahit, telur ayam ras, ikan tongkol, dan lain-lain.

Baca Juga:  Sekda Pimpinan Rapat Finalisasi HUT RI

Misparuddin memaparkan, terdapat tujuh kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,09 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. "Satu kelompok lainnya  yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya," kata Misparuddin, Rabu (1/4).

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Baca Juga:  Plh Sekdaprov, Kapolda, Danlanud dan Kajati Batal Divaksin

Terkait deflasi, Misparuddin memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,30 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar -0,27 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.(a)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Inflasi Riau tahun kalender Maret 2020-Desember 2019 tercatat sebesar 0,76 persen. Sedangkan, inflasi year on year (YoY) Maret 2020 terhadap Maret 2019 tercatat sebesar 2,01 persen. Pada Maret 2020, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan IHK sebesar 103,45 persen.

Dari tiga kota indeks harga konsumen (IHK), Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,01 persen, sedangkan dua kota lainnya, yaitu Dumai dan Tembilahan mengalami deflasi sebesar -0,05  persen dan -0,04 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misparuddin, komoditas yang memberikan andil dalam kenaikan harga antara lain, emas perhiasan, gula pasir, ikan serai, ongkos jahit, telur ayam ras, ikan tongkol, dan lain-lain.

Baca Juga:  Dukung Keberadaan Wisata Kuliner 

Misparuddin memaparkan, terdapat tujuh kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,09 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. "Satu kelompok lainnya  yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya," kata Misparuddin, Rabu (1/4).

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Baca Juga:  Ketua KONI Riau Emrizal Pakis Meninggal Dunia, Terkonfirmasi Positif

Terkait deflasi, Misparuddin memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,30 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar -0,27 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.(a)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Riau Alami Inflasi 0,76 Persen

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Inflasi Riau tahun kalender Maret 2020-Desember 2019 tercatat sebesar 0,76 persen. Sedangkan, inflasi year on year (YoY) Maret 2020 terhadap Maret 2019 tercatat sebesar 2,01 persen. Pada Maret 2020, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan IHK sebesar 103,45 persen.

Dari tiga kota indeks harga konsumen (IHK), Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,01 persen, sedangkan dua kota lainnya, yaitu Dumai dan Tembilahan mengalami deflasi sebesar -0,05  persen dan -0,04 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misparuddin, komoditas yang memberikan andil dalam kenaikan harga antara lain, emas perhiasan, gula pasir, ikan serai, ongkos jahit, telur ayam ras, ikan tongkol, dan lain-lain.

Baca Juga:  Satgas Pangan Warning Mafia Migor

Misparuddin memaparkan, terdapat tujuh kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,09 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. "Satu kelompok lainnya  yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya," kata Misparuddin, Rabu (1/4).

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Baca Juga:  Plh Sekdaprov, Kapolda, Danlanud dan Kajati Batal Divaksin

Terkait deflasi, Misparuddin memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,30 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar -0,27 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.(a)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Inflasi Riau tahun kalender Maret 2020-Desember 2019 tercatat sebesar 0,76 persen. Sedangkan, inflasi year on year (YoY) Maret 2020 terhadap Maret 2019 tercatat sebesar 2,01 persen. Pada Maret 2020, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan IHK sebesar 103,45 persen.

Dari tiga kota indeks harga konsumen (IHK), Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,01 persen, sedangkan dua kota lainnya, yaitu Dumai dan Tembilahan mengalami deflasi sebesar -0,05  persen dan -0,04 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misparuddin, komoditas yang memberikan andil dalam kenaikan harga antara lain, emas perhiasan, gula pasir, ikan serai, ongkos jahit, telur ayam ras, ikan tongkol, dan lain-lain.

Baca Juga:  Sejumlah Jalur Unggulan Bertumbangan

Misparuddin memaparkan, terdapat tujuh kelompok yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,09 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,31 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. "Satu kelompok lainnya  yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya," kata Misparuddin, Rabu (1/4).

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Baca Juga:  Camat Diminta Sikapi Keberadaan Penangkaran Walet

Terkait deflasi, Misparuddin memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,30 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar -0,27 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.(a)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari