JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan, sejumlah faktor yang membuat suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD anjlok pada Pilpres 2024. Hal ini berbanding terbalik dengan PDI Perjuangan, yang justru meraih suara tertinggi pada Pileg 2024 mencapai 16,43 persen, yang menempatkan parpol nomor satu di parlemen.
Adi menyatakan, anjloknya suara Ganjar-Mahfud karena banyaknya pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, suara Jokowi berpengaruh besar terhadap unggulnya pasangan Prabowo-Gibran.
“Pemilih Jokowi yang dulu ke Ganjar hijrah besar-besaran ke Prabowo. Itu artinya, terjadi bedol desa pemilih Ganjar efek Jokowi dukung Prabowo-Gibran,” kata Adi kepada wartawan, Ahad (18/2).
Ia mengungkapkan, kondisi ini diperparah karena Ganjar-Mahfud tak mendapatkan tambahan suara dan dukungan dari ceruk pemilih lain. Menurutnya, hasil suara Ganjar-Mahfud hanya ceruk suara dari PDIP. “Paslon 3 ini hanya mendapat suara penuh dari basis pemilih PDIP. Tak heran suara PDIP dan Ganjar-Mahfud identik,” ucap Adi.
Sementara, terkait unggulnya Ganjar-Mahfud pada pemilih luar negeri, karena karakter serta jumlah pemilih luar negeri berbeda dengan dalam negeri. Karena itu, suara Ganjar-Mahfud sabgat identik dengan PDIP.
“Beda luar negeri beda dalam negeri. Karakter pemilihnya berbeda dan jumlah pemilih luar negeri sedikit tak signifikan. Suara PDIP dan suara Ganjar-Mahfud identik di kisaran 16 hingga 17 persen,” pungkas Adi.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan, sejumlah faktor yang membuat suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD anjlok pada Pilpres 2024. Hal ini berbanding terbalik dengan PDI Perjuangan, yang justru meraih suara tertinggi pada Pileg 2024 mencapai 16,43 persen, yang menempatkan parpol nomor satu di parlemen.
Adi menyatakan, anjloknya suara Ganjar-Mahfud karena banyaknya pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, suara Jokowi berpengaruh besar terhadap unggulnya pasangan Prabowo-Gibran.
- Advertisement -
“Pemilih Jokowi yang dulu ke Ganjar hijrah besar-besaran ke Prabowo. Itu artinya, terjadi bedol desa pemilih Ganjar efek Jokowi dukung Prabowo-Gibran,” kata Adi kepada wartawan, Ahad (18/2).
Ia mengungkapkan, kondisi ini diperparah karena Ganjar-Mahfud tak mendapatkan tambahan suara dan dukungan dari ceruk pemilih lain. Menurutnya, hasil suara Ganjar-Mahfud hanya ceruk suara dari PDIP. “Paslon 3 ini hanya mendapat suara penuh dari basis pemilih PDIP. Tak heran suara PDIP dan Ganjar-Mahfud identik,” ucap Adi.
- Advertisement -
Sementara, terkait unggulnya Ganjar-Mahfud pada pemilih luar negeri, karena karakter serta jumlah pemilih luar negeri berbeda dengan dalam negeri. Karena itu, suara Ganjar-Mahfud sabgat identik dengan PDIP.
“Beda luar negeri beda dalam negeri. Karakter pemilihnya berbeda dan jumlah pemilih luar negeri sedikit tak signifikan. Suara PDIP dan suara Ganjar-Mahfud identik di kisaran 16 hingga 17 persen,” pungkas Adi.(jpg)