MAKASSAR (RIAUPOS.CO) – Kendati beberapa kali menunjukkan gelagat bakal merapat ke Prabowo-Gibran, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa partainya belum bersikap secara resmi. Posisi politik PKB baru diputuskan pada 20 Oktober 2024 atau saat pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.
’’Masuk koalisi atau tidak nanti kita lihat pada 20 Oktober. Di situ nanti kita lihat apakah berkoalisi yang sesungguhnya kayak apa,’’ kata Muhaimin seperti dilansir FAJAR (JPG). Pernyataan itu disampaikan Muhaimin di sela acara pembekalan bakal calon kepala daerah PKB se-Sulawesi di Makassar, Ahad (5/5).
Muhaimin mengatakan, yang terpenting buat PKB saat ini adalah mengakhiri kompetisi pilpres dan menitipkan agenda-agenda bangsa kepada Prabowo. ’’Terima masukan-masukan kita sebagai kritik dan saran,’’ harapnya.
Muhaimin mengaku sudah bertemu langsung dengan Prabowo. Menurut dia, Prabowo menyambut baik segala masukan yang disampaikan PKB. Dia juga merespons rencana pembentukan presidential club yang disampaikan Prabowo. Dia menyebut hal itu sebagai langkah yang positif dan produktif. Sebab, pengalaman tidak boleh diabaikan dan kegagalan tidak boleh diulang.
Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melontarkan pesan khusus kepada Prabowo Subianto. ’’Kepada presiden terpilih (Prabowo Subianto, red) saya katakan jangan membawa orang-orang toksik ke dalam pemerintahan Anda karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia, red).’’
Pesan tersebut disampaikan Luhut dalam bahasa Inggris saat berbicara di acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5). Saat itu Luhut sedang membahas potensi kerja sama antara Indonesia dan India. Di tengah sambutannya itulah, Luhut menyentil soal orang-orang toksik. Namun, Luhut tidak menjelaskan tentang siapa saja orang-orang toksik itu.
Statemen Luhut tersebut kemudian viral di media sosial. Beberapa netizen lantas mempertanyakan siapa orang-orang toksik yang dimaksud Luhut. Hal itu diterangkan lebih lanjut oleh Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi tadi malam. ’’Pak Luhut menggunakan istilah toksik untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet,’’ katanya.
Jodi mengungkapkan, orang yang menghambat program kabinet biasanya karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan. Dia mengatakan, pesan dari Luhut itu mencerminkan pentingnya kesatuan fokus dalam menjalankan program-program pemerintahan. Tujuannya semata-mata demi kepentingan bersama, bangsa Indonesia. ’’Itu bukan intervensi (kepada Prabowo, red). Sumbang saran saja,’’ ujarnya.(wan/mum/c7/oni/jpg)