- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam peningkatan pembinaan pendidikan agama di SDN 144 Pekanbaru, didirikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di sekolah yang beralamat di Jalan Giam, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan tersebut sebagai sarana untuk belajar Al-Quran dan meningkatkan iman dan takwa murid.
Wakil Kepala SDN 144 Pekanbaru Hardion SPdI menjelaskan, asal mula di bentuknya MDA di lingkungan sekolah karena tidak lebih dari 20 murid saja yang bisa baca Al-Qur’an. Selebihnya masih belum menguasai.
- Advertisement -
“Dengan niat dan tujuan agar murid lebih mendapat pembinaan memperdalam belajar agama, maka kami juga mendapat dukungan dari wali murid. Hampir semua murid muslim ikut mendafrar MDA “ jelasnya kepada Riau Pos, Rabu,(24/4)
Untuk tenaga pengajar di MDA, sebagian dari guru dan juga mendatangkan guru ngaji dari luar.
Hal tersebut karena orang tua wali murid dari kelas 1 sampai kelas 6 mengikutkan anaknya belajar di MDA setelah sekolah di SDN 144 Pekanbaru.
“Karena wali murid banyak yang kerja buruh, pulang sore sehingga tidak bisa mengantar, mengontrol anaknya ke MDA. Dengan adanya MDA di sekolah orang tua murid merasa terbantu, sehingga pendidikan agamanya bisa meningkat,” kata Hardion.(*1/rul)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam peningkatan pembinaan pendidikan agama di SDN 144 Pekanbaru, didirikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di sekolah yang beralamat di Jalan Giam, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan tersebut sebagai sarana untuk belajar Al-Quran dan meningkatkan iman dan takwa murid.
Wakil Kepala SDN 144 Pekanbaru Hardion SPdI menjelaskan, asal mula di bentuknya MDA di lingkungan sekolah karena tidak lebih dari 20 murid saja yang bisa baca Al-Qur’an. Selebihnya masih belum menguasai.
“Dengan niat dan tujuan agar murid lebih mendapat pembinaan memperdalam belajar agama, maka kami juga mendapat dukungan dari wali murid. Hampir semua murid muslim ikut mendafrar MDA “ jelasnya kepada Riau Pos, Rabu,(24/4)
Untuk tenaga pengajar di MDA, sebagian dari guru dan juga mendatangkan guru ngaji dari luar.
Hal tersebut karena orang tua wali murid dari kelas 1 sampai kelas 6 mengikutkan anaknya belajar di MDA setelah sekolah di SDN 144 Pekanbaru.
“Karena wali murid banyak yang kerja buruh, pulang sore sehingga tidak bisa mengantar, mengontrol anaknya ke MDA. Dengan adanya MDA di sekolah orang tua murid merasa terbantu, sehingga pendidikan agamanya bisa meningkat,” kata Hardion.(*1/rul)