PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri) melalui Program Studi (Prodi) Kedokteran Hewan bekerja sama dengan One Health Collaborating Center (OHCC) Udayana melaksanakan OHAWE project pertama di Riau. Kegiatan ini berlangsung di Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan melibatkan berbagai pihak, termasuk kepala desa, kepala balai TNTN, serta tim akademisi dari OHCC Udayana, baru-baru ini.
Sebelum pelaksanaan storytelling, telah dilakukan penyusunan buku cerita yang bertemakan “Harimau Sumatera”. Buku ini disusun untuk memberikan edukasi kepada anak-anak tentang kondisi harimau Sumatera yang semakin mengkhawatirkan.
Kegiatan storytelling sendiri dihadiri oleh 75 murid SD kelas IV-VI dari SDN 003 Lubuk Kembang Bunga. Melalui cerita interaktif, anak-anak diajak memahami pentingnya perlindungan harimau Sumatera dan bagaimana upaya bersama dapat membantu mencegah kepunahannya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh tim OHCC Udayana yang dipimpin oleh Koordinator OHCC Udayana, Prof Dr dr Ni Nyoman Sri Budayanti SpMK (K), serta Regional Coordinator OHCC Udayana Wilayah Riau, Dr dr Dewi Angraini SpMK (K).
Prof Dr dr Ni Nyoman Sri Budayanti SpMK (K) menyampaikan, kegiatan ini merupakan langkah awal yang sangat baik dalam membangun kesadaran sejak dini terhadap pentingnya perlindungan satwa liar dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. ‘’Kami berharap kegiatan ini dapat terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya konservasi,’’ katanya.
Sementara itu, Dr dr Dewi Angraini SpMK (K) menambahkan, pihaknya sangat bangga dapat menghadirkan OHAWE Project di Riau untuk pertama kalinya. Antusiasme peserta, baik murid, guru, maupun orang tua, sangat luar biasa. ‘’Ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya perlindungan satwa liar dapat tumbuh sejak usia dini,’’ sebutnya.
Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro SHut MM menyatakan, kegiatan seperti ini sangat membantu upaya konservasi. Dengan melibatkan anak-anak sebagai generasi penerus. ‘’Hal ini dapat membangun kesadaran yang lebih kuat untuk melindungi ekosistem Tesso Nilo,’’ ujarnya.
Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga juga menambahkan, pihaknya berharap kegiatan ini tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga dapat menggerakkan masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan satwa liar di wilayah ini.(hen/c)