Perdagangan Riau-Amerika Serikat

Terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat akan membawa dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpendapat bahwa terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS akan menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia ke depannya. Biden akan membawa AS kembali mengikuti climate change dan Paris Agreement, yang disepakati tahun 2015, yang kemudian oleh presiden Trump keluar secara resmi tahun 2019.

Kebijakan Biden tersebut, tentu akan direspon dengan seksama oleh berbagai kalangan pelaku usaha termasuk di Riau, terutama yang bergerak di bidang perdagangan luar negeri. Sebab perdagangan luar negeri antara Provinsi Riau dengan AS sudah berlangsung sejak lama. Karena bagaimanapun kegiatan ekspor impor Riau bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekspor impor Indonesia pada umumnya.

- Advertisement -

Puluhan komoditas hasil bumi Riau baik migas maupun nonmigas setiap bulan masuk ke negara Paman Sam. Komoditas tersebut digolongkan berdasarkan kode harmonized system (HS), yaitu nomenklatur klasifikasi barang yang digunakan secara seragam di seluruh dunia. Contohnya golongan lemak & minyak hewan/nabati berkode 15. Komoditas yang termasuk golongan lemak & minyak hewan/nabati (kode 15) adalah CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil), dan produksi lainnya dari buah sawit serta minyak dari kelapa (crude oil of coconut).

Dalam tujuh tahun terakhir, ekspor Riau ke AS rata-rata mencapai 1,10 miliar dolar AS per tahun. Tentu ini nilai yang cukup besar bagi suatu perdagangan luar negeri. Namun meskipun beragam komoditas yang di ekspor ke AS, tetap saja total ekspor Riau ke AS masih kalah jauh jika dibanding dengan total ekspor Riau ke Cina, India, Pakistan, Malaysia, bahkan ekspor Riau ke Belanda.

- Advertisement -

Apalagi sejak Riau tidak lagi mengekspor migas ke AS, nilai ekspor Riau ke AS turun merosot tajam menjadi hanya 469,72 juta dolar AS tahun 2019 dan  508,08 juta dolar AS tahun 2020. Otomatis sekarang ekspor Riau ke AS hanya berupa sektor nonmigas. Sedangkan ekspor migas belum ada informasi hingga saat ini. Komoditas nonmigas yang menjadi andalan ekspor Riau ke berbagai negara di dunia saat ini adalah komoditas golongan lemak & minyak hewan/nabati (kode 15) termasuk ke AS. Komoditas ini berasal dari hasil pengolahan kelapa dan kelapa sawit.

Tahun 2020 total ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) Provinsi Riau ke berbagai negara mencapai 8,30 miliar dolar AS, meningkat sebesar 21,50 persen dibanding tahun 2019 meskipun wabah pandemi Covid-19 menerjang perekonomian dunia. Tren ekspor  lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) ke AS 2010-2020 cukup berfluktuatif. Ternyata tahun 2020 adalah ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) yang tertinggi ke AS selama 2010-2020 meskipun terjadi pandemi Covid-19.

Berikut komoditas andalan ekspor Riau terbesar kedua tahun 2020, yaitu golongan kertas dan karton (kode 48). Komoditas ini diproduksi oleh dua perusahaan besar industri pulp atau bubur kertas yang ada di Riau. Tahun 2020 total ekspor kertas dan karton (kode 48) Provinsi Riau ke berbagai negara mencapai 1,63 miliar dolar AS. Namun menurun sebesar 69,27 persen dibanding tahun 2019 yang nilainya 5,31 miliar dolar AS, mungkin ini pengaruh dari pandemi Covid-19.

Sebenarnya masih banyak komoditas ekspor nonmigas Riau yang bisa bersaing di pasar AS, seperti karet dan barang dari karet (kode 40), berbagai produk kimia (kode 38), mesin-mesin/pesawat mekanik (kode 84), ampas dan sisa industri makanan (kode 23), dan lain sebagainya yang terlalu panjang untuk diurai satu persatu.

Menurut para pengamat ekonomi, berhubung AS saat ini sedang dalam tahap pemulihan, Indonesia dapat bersegera melakukan semacam survei atau telaah pasar produk apa saja yang sedang dibutuhkan oleh konsumen AS, trennya ke arah mana. Kemudian terus berupaya meningkatkan kualitas produk sehingga memiliki daya saing yang kuat. Memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan AS. Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah berbagai insentif harus dipersiapkan oleh pemerintah agar kelak para investor dari AS tidak menemui hambatan yang berarti ketika akan menanamkan modalnya di tanah air.

Kemenangan Biden ini, merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menggaet para investor dari AS dengan melakukan diversifikasi investasi, karena selama ini investasi AS di Indonesia sangat terbatas dan hanya pada sektor tertentu.***

 

Terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat akan membawa dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpendapat bahwa terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS akan menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia ke depannya. Biden akan membawa AS kembali mengikuti climate change dan Paris Agreement, yang disepakati tahun 2015, yang kemudian oleh presiden Trump keluar secara resmi tahun 2019.

Kebijakan Biden tersebut, tentu akan direspon dengan seksama oleh berbagai kalangan pelaku usaha termasuk di Riau, terutama yang bergerak di bidang perdagangan luar negeri. Sebab perdagangan luar negeri antara Provinsi Riau dengan AS sudah berlangsung sejak lama. Karena bagaimanapun kegiatan ekspor impor Riau bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekspor impor Indonesia pada umumnya.

Puluhan komoditas hasil bumi Riau baik migas maupun nonmigas setiap bulan masuk ke negara Paman Sam. Komoditas tersebut digolongkan berdasarkan kode harmonized system (HS), yaitu nomenklatur klasifikasi barang yang digunakan secara seragam di seluruh dunia. Contohnya golongan lemak & minyak hewan/nabati berkode 15. Komoditas yang termasuk golongan lemak & minyak hewan/nabati (kode 15) adalah CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil), dan produksi lainnya dari buah sawit serta minyak dari kelapa (crude oil of coconut).

Dalam tujuh tahun terakhir, ekspor Riau ke AS rata-rata mencapai 1,10 miliar dolar AS per tahun. Tentu ini nilai yang cukup besar bagi suatu perdagangan luar negeri. Namun meskipun beragam komoditas yang di ekspor ke AS, tetap saja total ekspor Riau ke AS masih kalah jauh jika dibanding dengan total ekspor Riau ke Cina, India, Pakistan, Malaysia, bahkan ekspor Riau ke Belanda.

Apalagi sejak Riau tidak lagi mengekspor migas ke AS, nilai ekspor Riau ke AS turun merosot tajam menjadi hanya 469,72 juta dolar AS tahun 2019 dan  508,08 juta dolar AS tahun 2020. Otomatis sekarang ekspor Riau ke AS hanya berupa sektor nonmigas. Sedangkan ekspor migas belum ada informasi hingga saat ini. Komoditas nonmigas yang menjadi andalan ekspor Riau ke berbagai negara di dunia saat ini adalah komoditas golongan lemak & minyak hewan/nabati (kode 15) termasuk ke AS. Komoditas ini berasal dari hasil pengolahan kelapa dan kelapa sawit.

Tahun 2020 total ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) Provinsi Riau ke berbagai negara mencapai 8,30 miliar dolar AS, meningkat sebesar 21,50 persen dibanding tahun 2019 meskipun wabah pandemi Covid-19 menerjang perekonomian dunia. Tren ekspor  lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) ke AS 2010-2020 cukup berfluktuatif. Ternyata tahun 2020 adalah ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (kode 15) yang tertinggi ke AS selama 2010-2020 meskipun terjadi pandemi Covid-19.

Berikut komoditas andalan ekspor Riau terbesar kedua tahun 2020, yaitu golongan kertas dan karton (kode 48). Komoditas ini diproduksi oleh dua perusahaan besar industri pulp atau bubur kertas yang ada di Riau. Tahun 2020 total ekspor kertas dan karton (kode 48) Provinsi Riau ke berbagai negara mencapai 1,63 miliar dolar AS. Namun menurun sebesar 69,27 persen dibanding tahun 2019 yang nilainya 5,31 miliar dolar AS, mungkin ini pengaruh dari pandemi Covid-19.

Sebenarnya masih banyak komoditas ekspor nonmigas Riau yang bisa bersaing di pasar AS, seperti karet dan barang dari karet (kode 40), berbagai produk kimia (kode 38), mesin-mesin/pesawat mekanik (kode 84), ampas dan sisa industri makanan (kode 23), dan lain sebagainya yang terlalu panjang untuk diurai satu persatu.

Menurut para pengamat ekonomi, berhubung AS saat ini sedang dalam tahap pemulihan, Indonesia dapat bersegera melakukan semacam survei atau telaah pasar produk apa saja yang sedang dibutuhkan oleh konsumen AS, trennya ke arah mana. Kemudian terus berupaya meningkatkan kualitas produk sehingga memiliki daya saing yang kuat. Memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan AS. Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah berbagai insentif harus dipersiapkan oleh pemerintah agar kelak para investor dari AS tidak menemui hambatan yang berarti ketika akan menanamkan modalnya di tanah air.

Kemenangan Biden ini, merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menggaet para investor dari AS dengan melakukan diversifikasi investasi, karena selama ini investasi AS di Indonesia sangat terbatas dan hanya pada sektor tertentu.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya