PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pariwisata yang sekarang sedang digiatkan oleh pemerintah baik pusat maupun Pekanbaru memiliki dampak terhadap pendapatan asli daerah. Artinya dari potensi pariwisata itu mendatangkan pendapatan bagi daerah untuk menghidupi bidang-bidang lain yang tidak tercover dalam dana APBD. Peran kepala daerah dalam hal ini sangat strategis.
Dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah otonomi melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, kepada setiap daerah diberikan wewenang yang luas terutama untuk mengurus rumah tangga daerahnya dengan nyata dan bertanggung jawab kepada daerah dengan cara yang profesional serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis. Peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup serta kepentingan nasional.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah daerah dan pengusaha.
Pariwisata merupakan sebuah sektor yang telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian. Kemajuan dan kesejahteraan yang semakin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan manusia untuk mengenal alam dan budaya di kawasan-kawasan lain.
Sehingga secara tidak langsung, pergerakan manusia akan berpengaruh terhadap mata rantai ekonomi yang saling berkesinambungan menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi kepada perekonomian dunia, perekonomian bangsa-bangsa, hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal.
Dunia pariwisata selalu mengalami peningkatan dan memunculkan sesuatu yang baru dalam perkembangannya.
Pariwisata ( Tourism) merupakan suatu tren baru dalam dunia pariwisata saat ini. Indonesia dikenal luas di dunia sebagai Pariwisata terbaik di dunia atas kemenangannya dalam event World Best Family Hotel, World Best Honeymoon Destination and World Best Tourism Destination". Hal ini tentunya menjadi sebuah peluang besar yang memudahkan Negara Indonesia untuk terus melakukan pengembangan Pariwisata.
Pengembangan Pariwisata menjadi alternatif bagi industri pariwisata di Indonesia seiring dengan tren Pariwisata yang menjadi bagian dari industri ekonomi islam global. Menurut Thomson Reuters dalam Global Islamic Economy Report 2017- 2018, konsumsi muslim tersebar di dunia pada enam sektor yaitu: makanan (food), keuangan (Islamic finance), pariwisata ( travel), mode/pakaian (modest fashion), media (media & recreation), dan farmasi (pharmaceuticals & cosmetics).
Terdapat delapan jenis Wisata yang ada di pekanbaru yang dikembangan oleh pemerintaha kota pekanbaru melalui dinas pariwisata kota pekanbaru yakni Masjid Raya Senapelan, Makam Marhum Pekan, Pasar Wisata, Rumah Singgah Tuan Qadi, Arsitektur bangunan tua, Jembatan Siak, Ruang Terbuka Hijau Tunjuk Ajar Integritas dan Tugu Titik Nol Pekanbaru.
Dari data yang ada jumlah kunjungan wisata lokal yang berkunjung ke Kota Pekanbaru dari tahun 2019 hingga tahu 2019 mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Sedangankan jumlah kunjungan mencanegara dari tahun 2017 hingga tahun 2019 tidak setabil dan terjadi fluktuasi. Hal Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bencana kabut asap yang melanda Kota Pekanbaru beberapa tahun terakhir, mahalnya tiket pesawat, kurang maksimalnya kegiatan promosi yang telah ditetapkan sebelumnya, hingga kurangnya inovasi serta pengembangan pariwisata di Kota Pekanbaru.
Dengan adanya pengembangan Potensi Pariwisata di Kota Pekanbaru, diharapkan mampu meningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Pekanbaru, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Dari data yang ada terdapat peningkataan pengujung wisata pada tahun 2017-2019. Terjadi penurunan signifikan pada tahun 2020-2021 pada masa pandemi covid,
Dari data terlihat bahwasanya wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal mengalami penurunan, pada tahun 2019 terdapat 604.406 dan terjadinya penurunan yang drastis pada tahun 2021 yakni menjadi 161.549. Hal itu dampak dari pandemi covid sangat berpengaruh terhap PAD di Kota Pekanbaru.
Dengan demikian kedepan peran walikota dalam upaya memajukan pariwista ini sangat penting. Harus ada ide-ide kreatif yang mampu memancing datangnya wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bagaimanpun sektor pariwisata ini adalah sebuah peluang yang bila dimanfaatkan dengan kreatvitas tinggi akan meningkatkan PAD Kota Pekanbaru di masa yang akan datang. Aplagi sektor ini sedang berkembangan di Kota Pekanbaru baik yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun individu atau swasta.
Sektor ini bila diminati jelas akan meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Pekanbaru. Artinya bila selama ini Kota Pekanbaru sangat tergantung pada sektor jasa dan industri maka sektor pariwisata menjadi lahan baru bagi pendapatan asli daerah. Tentunya dibutuhkan peran kepala daerah dalam menigkatkan PAD melalu sektor ini.***