Kamis, 19 September 2024

Aksi Solidaritas untuk Dlamini

CAPE TOWN (RIAUPOS.CO) — Insiden konyol sekaligus memilukan yang dialami cyclist Nicholas Dlamini mendapat perhatian serius dari rekan-rekan sejawatnya. Atlet yang bernaung di bawah tim Dimension Data tersebut harus menjalani operasi patah lengan (28/12) di Cape Town, Afrika Selatan, setelah terlibat perkelahian dengan penjaga Taman Nasional Table Mountain Afrika Selatan tiga hari lalu.

Sebagaimana diberitakan kemarin, Senin (30/12), insiden tersebut bermula saat Dlamini dan rekannya sesama cyclist, Donovan Le Cok, melintasi pintu penjagaan taman nasional untuk melakukan latihan. Ada miskomunikasi di antara kedua pihak lantaran penjaga meminta bukti tanda masuk atau karcis Dlamini. Mereka memaksa keduanya berhenti dan membuat Dlamini jatuh.

Dalam sebuah rekaman video terlihat empat petugas terlibat adu mulut dan berusaha mengamankan Dlamini. Dalam insiden itu, perlakuan kasar diterima Dlamini. Badan dan wajah pembalap 24 tahun tersebut ditempelkan dengan paksa ke bodi mobil petugas. Tangannya dipiting seperti pelaku kriminal. Atas aksi tersebut, lengan kirinya patah.

Baca Juga:  PS Siak Juara Grup, Gado Gado FAT Runner-up

Guna meringankan beban Dlamini, para pembalap Inggris menggalang dana untuk biaya pengobatan dan urusan hukum yang akan dijalani Dlamini. Juara master trek Ryan Visser memulai penggalangan dana tersebut. Dana yang terkumpul nanti juga diperuntukkan biaya pemulihan pembalap 24 tahun tersebut. Namun, hingga kemarin belum diketahui jumlah dana yang terkumpul.

- Advertisement -

Visser berjumpa dengan Dlamini saat ambil bagian pada event Cape Rouleur 2015. Keduanya juga turun di Tour of Good Hope pada 2017. "Dia adalah orang paling ramah yang pernah saya temui. Dia berhak mendapatkan kesuksesan yang dia dapat sejauh ini," terang Visser sebagaimana dikutip Cycling Weekly.

Pada 2018, Dlamini menempati peringkat pertama klasifikasi mountain di Tour Down Under dan Tour of Britain bersama Dimension Data. Visser mengungkapkan, biaya pengobatan di Afsel cukup banyak. "Untuk itu, kami akan melakukan apa pun untuk membantu dia," kataya.

- Advertisement -

Tim Dimension Data yang akan bertransformasi menjadi NTT Pro Cycling pada 2020 World Tour memastikan operasi yang dijalani pembalapnya. "Dia sedang menjalani perawatan medis saat ini. Selanjutnya, kami akan memberikan update tentang dia," tulis pernyataan resmi tim NTT Pro Cycling.

Baca Juga:  Barcelona dan Madrid Rebutan Torres, Juventus Siap Menelikung

Pihak Taman Nasional Table Mountain bersikukuh bahwa penanganan terhadap kasus Dlamini dan Donovan Le Cok sudah sesuai dengan prosedur.

"Setelah menjalani penyelidikan, kami menemukan cyclist tidak bisa memperlihatkan tiket masuk atau izin kegiatan yang valid. Situasi itu berubah dan mengakibatkan dirinya terluka selama penanganan," kata juru bicara petugas.

Sementara itu, empati juga diperlihatkan pemerintah Afsel dan Western Cape. Premier (Gubernur) Western Cape Alan Winde meminta SANParks (South African National Parks) segera melakukan penyelidikan ulang secara menyeluruh.

"Pasti ada konsekuensi atas kesewenang-wenangan yang dijalankan petugas SANParks dalam situasi ini," terang Winde sebagaimana dikutip Cycling News.

Sebagai langkah awal, SANParks telah menonaktifkan lima ranger yang terlibat dalam insiden tersebut. Selain itu, mereka menunjuk penyelidik independen untuk menangani kasus tersebut.(jpg)

CAPE TOWN (RIAUPOS.CO) — Insiden konyol sekaligus memilukan yang dialami cyclist Nicholas Dlamini mendapat perhatian serius dari rekan-rekan sejawatnya. Atlet yang bernaung di bawah tim Dimension Data tersebut harus menjalani operasi patah lengan (28/12) di Cape Town, Afrika Selatan, setelah terlibat perkelahian dengan penjaga Taman Nasional Table Mountain Afrika Selatan tiga hari lalu.

Sebagaimana diberitakan kemarin, Senin (30/12), insiden tersebut bermula saat Dlamini dan rekannya sesama cyclist, Donovan Le Cok, melintasi pintu penjagaan taman nasional untuk melakukan latihan. Ada miskomunikasi di antara kedua pihak lantaran penjaga meminta bukti tanda masuk atau karcis Dlamini. Mereka memaksa keduanya berhenti dan membuat Dlamini jatuh.

Dalam sebuah rekaman video terlihat empat petugas terlibat adu mulut dan berusaha mengamankan Dlamini. Dalam insiden itu, perlakuan kasar diterima Dlamini. Badan dan wajah pembalap 24 tahun tersebut ditempelkan dengan paksa ke bodi mobil petugas. Tangannya dipiting seperti pelaku kriminal. Atas aksi tersebut, lengan kirinya patah.

Baca Juga:  Mantan Pemain Nomor Satu Dunia Bisa Batal Tanding

Guna meringankan beban Dlamini, para pembalap Inggris menggalang dana untuk biaya pengobatan dan urusan hukum yang akan dijalani Dlamini. Juara master trek Ryan Visser memulai penggalangan dana tersebut. Dana yang terkumpul nanti juga diperuntukkan biaya pemulihan pembalap 24 tahun tersebut. Namun, hingga kemarin belum diketahui jumlah dana yang terkumpul.

Visser berjumpa dengan Dlamini saat ambil bagian pada event Cape Rouleur 2015. Keduanya juga turun di Tour of Good Hope pada 2017. "Dia adalah orang paling ramah yang pernah saya temui. Dia berhak mendapatkan kesuksesan yang dia dapat sejauh ini," terang Visser sebagaimana dikutip Cycling Weekly.

Pada 2018, Dlamini menempati peringkat pertama klasifikasi mountain di Tour Down Under dan Tour of Britain bersama Dimension Data. Visser mengungkapkan, biaya pengobatan di Afsel cukup banyak. "Untuk itu, kami akan melakukan apa pun untuk membantu dia," kataya.

Tim Dimension Data yang akan bertransformasi menjadi NTT Pro Cycling pada 2020 World Tour memastikan operasi yang dijalani pembalapnya. "Dia sedang menjalani perawatan medis saat ini. Selanjutnya, kami akan memberikan update tentang dia," tulis pernyataan resmi tim NTT Pro Cycling.

Baca Juga:  City Kalahkan Real Madrid 4-3, Semifinal Terproduktif dalam Sejarah

Pihak Taman Nasional Table Mountain bersikukuh bahwa penanganan terhadap kasus Dlamini dan Donovan Le Cok sudah sesuai dengan prosedur.

"Setelah menjalani penyelidikan, kami menemukan cyclist tidak bisa memperlihatkan tiket masuk atau izin kegiatan yang valid. Situasi itu berubah dan mengakibatkan dirinya terluka selama penanganan," kata juru bicara petugas.

Sementara itu, empati juga diperlihatkan pemerintah Afsel dan Western Cape. Premier (Gubernur) Western Cape Alan Winde meminta SANParks (South African National Parks) segera melakukan penyelidikan ulang secara menyeluruh.

"Pasti ada konsekuensi atas kesewenang-wenangan yang dijalankan petugas SANParks dalam situasi ini," terang Winde sebagaimana dikutip Cycling News.

Sebagai langkah awal, SANParks telah menonaktifkan lima ranger yang terlibat dalam insiden tersebut. Selain itu, mereka menunjuk penyelidik independen untuk menangani kasus tersebut.(jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari