TOKYO, (RIAUPOS.CO) – Ni Nengah Widiasih meraih perak dalam Paralimpiade Tokyo 2020, kemarin (26/8). Ini merupakan medali pertama yang diraih kontingen Indonesia. Ini juga menjadi perak pertama Indonesia sejak Paralimpiade Seoul 1988 silam.
Widi menempati posisi kedua di nomor angkat berat kelas 41 kg di Tokyo International Forum. Widi mencatat angkatan 98 kg. Dari tiga kali kesempatan, Widi berhasil dua kali. Sementara emas diraih Guo Ling Ling dengan hasil 109 kg. Angkatan tersebut juga tercatat sebagai rekor dunia.
Capaian ini begitu membanggakan bagi Widi. Dia berhasil melampaui raihannya saat Paralimpiade Rio 2016 lalu. Saat itu Widi meraih perunggu dan menjadi satu-satunya penyumbang medali bagi Indonesia. Dia mencatat hasil angkatan 95 kg.
"Saya sangat senang dan bangga. Ini sesuai target pribadi. Sebelum ke sini, saya berada di ranking kedua setelah Tiongkok. Dia (Guo) memang tangguh sekali," ucap Widi kepada Humas NPC Indonesia, kemarin.
Meski masih kalah oleh Cina, Widi tetap bersyukur dengan hasil yang diperoleh. Apalagi, angkatan 98 kg juga menjadi rekor terbaiknya sampai saat ini. Lifter kelahiran Karangasem, 12 Desember 1992 itu tidak ingin berhenti sampai di sini.
"Hari ini (kemarin, red) Merah Putih bisa berkibar dan saya bisa memperbaiki angkatan saya. Dari perunggu menjadi perak," kata lifter 28 tahun itu.
Widi divonis mengalami polio dan harus duduk di kursi roda sejak berusia 4 tahun. Dia mulai menggeluti angkat berat sejak SMP.(gil/c17/bas/jpg)
TOKYO, (RIAUPOS.CO) – Ni Nengah Widiasih meraih perak dalam Paralimpiade Tokyo 2020, kemarin (26/8). Ini merupakan medali pertama yang diraih kontingen Indonesia. Ini juga menjadi perak pertama Indonesia sejak Paralimpiade Seoul 1988 silam.
Widi menempati posisi kedua di nomor angkat berat kelas 41 kg di Tokyo International Forum. Widi mencatat angkatan 98 kg. Dari tiga kali kesempatan, Widi berhasil dua kali. Sementara emas diraih Guo Ling Ling dengan hasil 109 kg. Angkatan tersebut juga tercatat sebagai rekor dunia.
- Advertisement -
Capaian ini begitu membanggakan bagi Widi. Dia berhasil melampaui raihannya saat Paralimpiade Rio 2016 lalu. Saat itu Widi meraih perunggu dan menjadi satu-satunya penyumbang medali bagi Indonesia. Dia mencatat hasil angkatan 95 kg.
"Saya sangat senang dan bangga. Ini sesuai target pribadi. Sebelum ke sini, saya berada di ranking kedua setelah Tiongkok. Dia (Guo) memang tangguh sekali," ucap Widi kepada Humas NPC Indonesia, kemarin.
- Advertisement -
Meski masih kalah oleh Cina, Widi tetap bersyukur dengan hasil yang diperoleh. Apalagi, angkatan 98 kg juga menjadi rekor terbaiknya sampai saat ini. Lifter kelahiran Karangasem, 12 Desember 1992 itu tidak ingin berhenti sampai di sini.
"Hari ini (kemarin, red) Merah Putih bisa berkibar dan saya bisa memperbaiki angkatan saya. Dari perunggu menjadi perak," kata lifter 28 tahun itu.
Widi divonis mengalami polio dan harus duduk di kursi roda sejak berusia 4 tahun. Dia mulai menggeluti angkat berat sejak SMP.(gil/c17/bas/jpg)