LONDON (RIAUPOS.CO) — Ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo akan langsung mendapatkan ujian berat pada babak pertama All England 2020.
Di ronde pembuka, Minions akan menghadapi ganda nomor satu India Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy.
Hal yang bikin lega, dari rekor pertemuan, Marcus/Kevin memiliki catatan sempurna melawan Shetty/Rankireddy.
Dalam delapan kali duel, ganda putra andalan kita menyapu bersih semua kemenangan yakni 8-0. Dua pasangan belum pernah bertemu pada awal 2020 ini. Tetapi, sepanjang 2019, Marcus/Kevin tiga kali terlibat duel melawan Shetty/Rankireddy.
Hasilnya, Marcus/Kevin terus menang, selalu dalam straight game.
Kalau ditotal, dalam delapan laga itu, Marcus/Kevin hanya sekali menjalani rubber game dengan Shetty/Rankireddy. Yakni pada ajang beregu putra Asian Games 2018 di Jakarta.
Pelatih ganda putra tim nasional India Flandy Limpele mengatakan tidak gusar dengan hasil undian All England 2020 ini. Bertemu dengan ganda putra nomor satu dunia, ucap Flandy, adalah resiko karena anak asuhannya tidak menjadi unggulan turnamen.
Di sisi lain, Flandy yang bersama Eng Hian sukses merebut perunggu Olimpiade Athena 2004, memuji tinggi kualitas Marcus/Kevin.
“Pasangan ini hampir tak punya kelemahan berarti. Yang terlihat ya hanya postur tubuh saja. Jadi, kebanyakan lawan akan memanfaatkan kekurangan tersebut dengan strategi permainan,” kata Flandy kepada Jawa Pos.
Pelatih berusia 46 tahun itu menambahkan bahwa Marcus/Kevin sangat sadar dengan kekurangan mereka dalam hal postur ini. Jadi, mereka terus berusaha lebih keras untuk menaklukkan kelemahan itu.
Marcus memiliki tinggi 168 cm. Sedangkan Kevin punya postur sedikit lebih tinggi yakni 170 cm.
Jadi, apa kelebihan dan modal utama Marcus/Kevin sehingga mereka sukses menjadi ganda putra nomor satu dunia?
“Fighting spirit, attitude latihan mereka sangat baik. Mereka tahu, salah satu kelemahan mereka ada di postur tubuh. Sehingga mereka benar-benar berusaha bermain untuk menutupi kekurangan itu,” jawab Flandy.
“Mereka memiliki style bermain yang sangat baik dengan skill yang terus dikembangkan. Pasangan ini bisa menjadi contoh untuk pair lain dalam hal latihan, fighting, dan konsistensinya,” tambahnya.
Flandy lantas menjelaskan apa yang sebenarnya dia maksud dengan style bermain yang sangat baik itu. “Ya, style yang komplet. Dalam hal speed, power, rotation, dan strategi emosi. Bola depan pasangan ini sangat baik, istimewa. Block dari Kevin itu yang paling bahaya,” tegasnya.
Intinya, imbuh Flandy, Marcus dan Kevin adalah pasangan yang sangat pas dan saling melengkapi.
Di sisi lain, Flandy menambahkan bahwa ganda putra India terutama Shetty/Rankireddy memang masih belum konsisten. Namun, sebagai pasangan yang belum punya banyak pengalaman menjadi juara, naik dan turun dalam hal performa itu sejatinya hal yang biasa. “Namun ke depannya harus bisa up terus,” ucapnya.
All England akan berlangsung di Birmingham Arena pada 11 sampai 15 Maret. Marcus/Kevin sukses dua kali menjadi juara ajang bulu tangkis tertua di dunia ini. Yakni pada 2017 dan 2018.
Namun, pada tahun lalu, secara mengejutkan Marcus/Kevin langsung tumbang pada babak pertama. Mereka dikalahkan ganda Tiongkok Zhang Nan/Liu Cheng dalam rubber game, 19-21, 22-20, dan 17-21.
Juara ganda putra All England 2019 adalah pasangan Indonesia lainnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal