Sabtu, 23 November 2024
spot_img

BaKri The Next Big Thing: Ganda Muda Indonesia Juara All England

BIRMINGHAM (RIAUPOS.CO) – Mengalahkan juara dunia asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dan menyisihkan tiga pasangan Indonesia lainnya. Laju sensasional ganda putra Bagas Maulana/Mohammad Shohibul Fikri di All England akhirnya mencapai klimaks, malam tadi (20/3).

Sesuai julukannya, The Next Big Thing, BaKri –sebutan Bagas Maulana/Mohammad Shohibul Fikri– menunjukkan potensi mereka dengan memenangi ganda putra All England. Pasangan yang notabene debutan itu mengalahkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dengan dua game langsung (21-19, 21-13) di Utilita Arena, Birmingham.

"Senang dan bangga bisa melangkah sejauh ini. Apalagi bisa menang dari senior kami sendiri untuk menjadi juara. Benar-benar bangga," kata Bagas dalam wawancara setelah pertandingan di mixed zone dengan BWF.

Bagas mengatakan bahwa mereka tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi Hendra/Ahsan yang sejatinya merupakan partner latihan sendiri. Sebelumnya, ganda nomor 28 dunia itu juga menghadapi ganda Indonesia yang menempati posisi nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di semifinal.

Baca Juga:  Kalahkan Middlesbrough, Chelsea ke Semifinal

"Kami bersiap seperti sebelumnya, seperti biasanya saja. Selalu fokus, tidak takut, dan berjuang sampai akhir," ucap Fikri yang sempat meneteskan air mata haru.

Fikri mengungkapkan, kunci sukses mereka di All England adalah tidak pernah takut menghadapi siapa pun lawannya.

"Juga tidak kenal menyerah, berjuang sampai akhir," tegas pemain asal PB SGS PLN Bandung tersebut.

Kemenangan BaKri juga tak bisa lepas dari kondisi Ahsan. Dia belum fit seratus persen dari cedera betis kiri. Pemain yang akrab disapa Babah itu sempat meminta perawatan di game kedua. Meski begitu, Ahsan menolak untuk mengomentari cederanya. "Aku tidak mau bahas soal cedera. Mereka (BaKri, red) memang bermain bagus. Sangat pantas (untuk juara, red)," tuturnya.

Baca Juga:  Duel Hidup Mati si Raja Liga Champions

Hendra juga mengakui bahwa BaKri dengan usia yang lebih muda diuntungkan dengan permainan cepat. "Mereka menyerang kami lebih baik dan bermain lebih cepat daripada biasanya," ucapnya.

Meski gagal melengkapi gelar juara All England yang pernah diraih pada 2014 dan 2019, The Daddies –julukan Ahsan/Hendra– tetap senang karena yang mengalahkan mereka adalah juniornya. Itu artinya, regenerasi ganda putra tanah air berjalan dengan baik. ’’Yang pasti, regenerasi sudah berjalan di jalur yang tepat," kata Ahsan.

Menurut Ahsan, kalau BaKri terus konsisten di level permainan yang dipertunjukkan di All England, ganda ranking ke-28 dunia itu bisa lebih sukses ke depan. "Kami berlatih bersama setiap hari. Sering kali menjadi partner untuk pertandingan di latihan. Jadi, tahu seperti apa mereka," papar pemain PB Djarum tersebut.(raf/c7/dns/jpg)

 

BIRMINGHAM (RIAUPOS.CO) – Mengalahkan juara dunia asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dan menyisihkan tiga pasangan Indonesia lainnya. Laju sensasional ganda putra Bagas Maulana/Mohammad Shohibul Fikri di All England akhirnya mencapai klimaks, malam tadi (20/3).

Sesuai julukannya, The Next Big Thing, BaKri –sebutan Bagas Maulana/Mohammad Shohibul Fikri– menunjukkan potensi mereka dengan memenangi ganda putra All England. Pasangan yang notabene debutan itu mengalahkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dengan dua game langsung (21-19, 21-13) di Utilita Arena, Birmingham.

- Advertisement -

"Senang dan bangga bisa melangkah sejauh ini. Apalagi bisa menang dari senior kami sendiri untuk menjadi juara. Benar-benar bangga," kata Bagas dalam wawancara setelah pertandingan di mixed zone dengan BWF.

Bagas mengatakan bahwa mereka tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi Hendra/Ahsan yang sejatinya merupakan partner latihan sendiri. Sebelumnya, ganda nomor 28 dunia itu juga menghadapi ganda Indonesia yang menempati posisi nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di semifinal.

- Advertisement -
Baca Juga:  Duel Hidup Mati si Raja Liga Champions

"Kami bersiap seperti sebelumnya, seperti biasanya saja. Selalu fokus, tidak takut, dan berjuang sampai akhir," ucap Fikri yang sempat meneteskan air mata haru.

Fikri mengungkapkan, kunci sukses mereka di All England adalah tidak pernah takut menghadapi siapa pun lawannya.

"Juga tidak kenal menyerah, berjuang sampai akhir," tegas pemain asal PB SGS PLN Bandung tersebut.

Kemenangan BaKri juga tak bisa lepas dari kondisi Ahsan. Dia belum fit seratus persen dari cedera betis kiri. Pemain yang akrab disapa Babah itu sempat meminta perawatan di game kedua. Meski begitu, Ahsan menolak untuk mengomentari cederanya. "Aku tidak mau bahas soal cedera. Mereka (BaKri, red) memang bermain bagus. Sangat pantas (untuk juara, red)," tuturnya.

Baca Juga:  Laga Grup B, Thailand Kalah dari Malaysia, Singapura Diimbangi Laos

Hendra juga mengakui bahwa BaKri dengan usia yang lebih muda diuntungkan dengan permainan cepat. "Mereka menyerang kami lebih baik dan bermain lebih cepat daripada biasanya," ucapnya.

Meski gagal melengkapi gelar juara All England yang pernah diraih pada 2014 dan 2019, The Daddies –julukan Ahsan/Hendra– tetap senang karena yang mengalahkan mereka adalah juniornya. Itu artinya, regenerasi ganda putra tanah air berjalan dengan baik. ’’Yang pasti, regenerasi sudah berjalan di jalur yang tepat," kata Ahsan.

Menurut Ahsan, kalau BaKri terus konsisten di level permainan yang dipertunjukkan di All England, ganda ranking ke-28 dunia itu bisa lebih sukses ke depan. "Kami berlatih bersama setiap hari. Sering kali menjadi partner untuk pertandingan di latihan. Jadi, tahu seperti apa mereka," papar pemain PB Djarum tersebut.(raf/c7/dns/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari