SURABAYA (RIAUPOS.CO) — Setelah mengikuti serangkaian materi yang diberikan, bertempat di function room Surabaya Convention Center 52 pelatih dari Aceh hingga Papua mengikuti tes tertulis. Mereka mendapatkan ujian dari World Basketball Academy (WBA). Tes yang diujikan seputar filosofi dari seorang pelatih. Hasil ini akan digunakan untuk memilih Best 12 coaches.
Salah satu pelatih dari Kupang, Nusa Tenggara Timur Alessandro Junior Johannis merasa beruntung bisa menjadi peserta Honda DBL Camp. Sebab, banyak ilmu yang diserap olehnya. "Sesuai yang telah diberikan. Pada saat tes, pertanyaannya seputar filosofi seorang pelatih. Karena seorang pelatih harus punya filosofi," cetus pelatih SMAN 4 Kupang itu.
Saat ditanya mengenai kans untuk menembus skuad All Stars dirinya masih optimis. "Semua pasti punya optimisme yang tinggi termasuk saya. Tapi, yang paling terpenting adalah pengalaman dan ilmu yang didapat di sini," cetusnya.
Tak jauh berbeda, pelatih DKI Jakarta asal SMAN 21 Jakarta juga menuturkan hal seputar ujian tes pada pagi hari tadi. "Untuk tes tadi yang jelas kami dituntut untuk berpikir bagaimana bisa melihat situasi di lapangan. Ada beberapa study case bagaimana seorang pelatih harus punya filosofi menyerang dan juga bertahan," cetusnya.
"Semua harus punya rasa optimisme untuk terbang ke Amerika, yang terpenting sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalaupun tak sesuai ekspektasi saya sudah mendapat pelajaran berharga," tuturnya.(jpg)
SURABAYA (RIAUPOS.CO) — Setelah mengikuti serangkaian materi yang diberikan, bertempat di function room Surabaya Convention Center 52 pelatih dari Aceh hingga Papua mengikuti tes tertulis. Mereka mendapatkan ujian dari World Basketball Academy (WBA). Tes yang diujikan seputar filosofi dari seorang pelatih. Hasil ini akan digunakan untuk memilih Best 12 coaches.
Salah satu pelatih dari Kupang, Nusa Tenggara Timur Alessandro Junior Johannis merasa beruntung bisa menjadi peserta Honda DBL Camp. Sebab, banyak ilmu yang diserap olehnya. "Sesuai yang telah diberikan. Pada saat tes, pertanyaannya seputar filosofi seorang pelatih. Karena seorang pelatih harus punya filosofi," cetus pelatih SMAN 4 Kupang itu.
- Advertisement -
Saat ditanya mengenai kans untuk menembus skuad All Stars dirinya masih optimis. "Semua pasti punya optimisme yang tinggi termasuk saya. Tapi, yang paling terpenting adalah pengalaman dan ilmu yang didapat di sini," cetusnya.
Tak jauh berbeda, pelatih DKI Jakarta asal SMAN 21 Jakarta juga menuturkan hal seputar ujian tes pada pagi hari tadi. "Untuk tes tadi yang jelas kami dituntut untuk berpikir bagaimana bisa melihat situasi di lapangan. Ada beberapa study case bagaimana seorang pelatih harus punya filosofi menyerang dan juga bertahan," cetusnya.
- Advertisement -
"Semua harus punya rasa optimisme untuk terbang ke Amerika, yang terpenting sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalaupun tak sesuai ekspektasi saya sudah mendapat pelajaran berharga," tuturnya.(jpg)