Kamis, 19 September 2024

Meski Berat, Tenis Putri Indonesia Punya Kans ke Olimpiade

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tenis Indonesia, terutama sektor putri, punya kans untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Meskipun, perjuangannya bakal sangat berat. Sebab, peringkat para petenis kita masih jauh di luar 100 besar.

Padahal, ajang multievent paling prestisius sejagat itu juga diincar petenis-petenis papan atas. Kebanyakan petenis putri kita punya peringkat di tunggal maupun ganda. Misalnya, Beatrice Gumulya yang menempati ranking ke-780 perorangan dan ke-155 ganda.

Sedangkan Jessy Rompies di 896 single dan 166 double. Aldila Sutjiadi, yang selama ini sering bermain rangkap di single dan ganda campuran, menempati peringkat ke-378 perorangan dan ke-173 ganda.

Aldila menyadari, peluang meraih tiket ke Olimpiade sangat sulit. Saingannya ngeri-ngeri. Pada edisi 2012 dan 2016, misalnya, bintang-bintang top seperti Serena Williams, Maria Sharapova, dan Angelique Kerber turut memburu medali.

- Advertisement -

"Sama beratnya dengan grand slam. Harus naikkan peringkat untuk bisa masuk cut off," papar Aldila kemarin (12/6).

Petenis berusia 25 tahun itu bertekad untuk bisa menembus 200 besar pada nomor perorangan. Itu sebagai langkah awal agar peraih emas Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 tersebut bisa masuk grand slam.

- Advertisement -
Baca Juga:  Besok, Napoli Mulai Gelar Latihan

Misalnya, di Australia Terbuka yang dimulai pada awal tahun. Jika masuk ajang mayor seperti Australia Terbuka, poin peringkatnya bakal cepat terdongkrak.

Namun, untuk ikut grand slam pun, ada batas peringkat minimal yang harus dia tembus. Dia harus lebih dulu mengikuti beberapa turnamen. Aldila tidak bisa menjelaskan secara detail butuh terjun di berapa turnamen untuk bisa tampil di Melbourne.

"Tapi, pastinya semakin tinggi turnamen, poin yang didapat semakin banyak. Minimal harus ikut tur 25 K. Kalau bisa 60 K lebih bagus," ujarnya.

Di sisi lain, Beatrice juga menyebut peringkatnya masih jauh untuk bisa mendapat tiket Olimpiade. Terlebih, pandemi virus corona baru membuat seluruh turnamen terhenti. Meski begitu, petenis bertinggi 164 cm tersebut menilai masih punya peluang di sektor ganda. Karena itu, dia juga lebih fokus untuk bermain di ganda. Berpasangan dengan Jessy.

Senada dengan Aldila, Beatrice berkeinginan untuk mengikuti pertandingan-pertandingan di level lebih tinggi untuk bisa menaikkan peringkat. "Harapannya bisa masuk top 100. Kalau untuk amannya sebenarnya harus 60 besar," ucap adik Sandy Gumulya itu.

Baca Juga:  De Rossi Tolak Boca Juniors

Pelatih pelatnas tenis Deddy Tedjamukti menyebutkan, peluang lolos di ganda putri memang lebih besar. Saat ini setiap petenis masih fokus pada maintenance dan building up kondisi. Latihan belum terlalu spesifik ke pertandingan karena memang belum ada turnamen yang bisa diikuti dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Federasi Tenis International (ITF) memastikan bahwa kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung hingga 7 Juni 2021. Proses kualifikasi didasarkan pada peringkat ATP (putra) dan peringkat WTA (putri).

Sekjen PP Pelti Lani Sardadi menunggu revisi kalender WTA dan ATP Tour sepanjang tahun ini serta perkembangan pandemi Covid-19. Sebab, menurut dia, setiap negara memiliki protokol kesehatan yang berbeda. Jika tur sudah dimulai pun, mengikuti turnamen bukan perkara mudah.

Lani menyebutkan, setiap negara memiliki jatah kuota maksimal enam petenis ke Olimpiade. Karena itu, meski sangat berat, kans tetaplah ada. Selama libur kompetisi, para pemain meningkatkan latihan.

"Saat ini, dengan berhentinya semua turnamen, boleh dibilang restart. Jadi, baik tunggal ataupun ganda ada peluang lolos," yakin Lani.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tenis Indonesia, terutama sektor putri, punya kans untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Meskipun, perjuangannya bakal sangat berat. Sebab, peringkat para petenis kita masih jauh di luar 100 besar.

Padahal, ajang multievent paling prestisius sejagat itu juga diincar petenis-petenis papan atas. Kebanyakan petenis putri kita punya peringkat di tunggal maupun ganda. Misalnya, Beatrice Gumulya yang menempati ranking ke-780 perorangan dan ke-155 ganda.

Sedangkan Jessy Rompies di 896 single dan 166 double. Aldila Sutjiadi, yang selama ini sering bermain rangkap di single dan ganda campuran, menempati peringkat ke-378 perorangan dan ke-173 ganda.

Aldila menyadari, peluang meraih tiket ke Olimpiade sangat sulit. Saingannya ngeri-ngeri. Pada edisi 2012 dan 2016, misalnya, bintang-bintang top seperti Serena Williams, Maria Sharapova, dan Angelique Kerber turut memburu medali.

"Sama beratnya dengan grand slam. Harus naikkan peringkat untuk bisa masuk cut off," papar Aldila kemarin (12/6).

Petenis berusia 25 tahun itu bertekad untuk bisa menembus 200 besar pada nomor perorangan. Itu sebagai langkah awal agar peraih emas Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 tersebut bisa masuk grand slam.

Baca Juga:  Novak Djokovic Dipastikan Bisa Mempertahankan Gelar di Wimbledon

Misalnya, di Australia Terbuka yang dimulai pada awal tahun. Jika masuk ajang mayor seperti Australia Terbuka, poin peringkatnya bakal cepat terdongkrak.

Namun, untuk ikut grand slam pun, ada batas peringkat minimal yang harus dia tembus. Dia harus lebih dulu mengikuti beberapa turnamen. Aldila tidak bisa menjelaskan secara detail butuh terjun di berapa turnamen untuk bisa tampil di Melbourne.

"Tapi, pastinya semakin tinggi turnamen, poin yang didapat semakin banyak. Minimal harus ikut tur 25 K. Kalau bisa 60 K lebih bagus," ujarnya.

Di sisi lain, Beatrice juga menyebut peringkatnya masih jauh untuk bisa mendapat tiket Olimpiade. Terlebih, pandemi virus corona baru membuat seluruh turnamen terhenti. Meski begitu, petenis bertinggi 164 cm tersebut menilai masih punya peluang di sektor ganda. Karena itu, dia juga lebih fokus untuk bermain di ganda. Berpasangan dengan Jessy.

Senada dengan Aldila, Beatrice berkeinginan untuk mengikuti pertandingan-pertandingan di level lebih tinggi untuk bisa menaikkan peringkat. "Harapannya bisa masuk top 100. Kalau untuk amannya sebenarnya harus 60 besar," ucap adik Sandy Gumulya itu.

Baca Juga:  Buah Investasi Tiga Tahun

Pelatih pelatnas tenis Deddy Tedjamukti menyebutkan, peluang lolos di ganda putri memang lebih besar. Saat ini setiap petenis masih fokus pada maintenance dan building up kondisi. Latihan belum terlalu spesifik ke pertandingan karena memang belum ada turnamen yang bisa diikuti dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Federasi Tenis International (ITF) memastikan bahwa kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung hingga 7 Juni 2021. Proses kualifikasi didasarkan pada peringkat ATP (putra) dan peringkat WTA (putri).

Sekjen PP Pelti Lani Sardadi menunggu revisi kalender WTA dan ATP Tour sepanjang tahun ini serta perkembangan pandemi Covid-19. Sebab, menurut dia, setiap negara memiliki protokol kesehatan yang berbeda. Jika tur sudah dimulai pun, mengikuti turnamen bukan perkara mudah.

Lani menyebutkan, setiap negara memiliki jatah kuota maksimal enam petenis ke Olimpiade. Karena itu, meski sangat berat, kans tetaplah ada. Selama libur kompetisi, para pemain meningkatkan latihan.

"Saat ini, dengan berhentinya semua turnamen, boleh dibilang restart. Jadi, baik tunggal ataupun ganda ada peluang lolos," yakin Lani.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari