Brisbane (RIAUPOS.CO) – Petenis Kazakhstan Elena Rybakina berhasil menyabet gelar keenam dalam kariernya sekaligus gelar pertama musim 2024 di Brisbane International.
Di final Brisbane International, petenis peringkat 4 dunia bantai petenis peringkat 2 dunia, Aryna Sabalenka dengan hasil meyakinkan 6-0, 6-3. Kemenangan tersebut mematahkan 15 kemenangan beruntun petenis unggulan pertama di Australia, kemenangan beruntun yang dimulai pada musim 2023 dengan kemenangan di Adelaide dan Australia Open.
Final Brisbane International musim 2024 merupakan laga ulang dari final Australia Open musim 2023. Tetapi, petenis unggulan kedua mampu membalikkan keadaan di pertemuan kali ini dan menutup pekan pembuka musim baru yang hampir tanpa cela dengan performa memukau demi mendominasi petenis unggulan pertama, Sabalenka.
Kemenangan tersebut mengantarkan juara Wimbledon musim 2022 untuk memenangkan gelar ketiga di turnamen hard-court sekaligus gelar pertama sejak mengalahkan petenis unggulan pertama demi memenangkan gelar di Indian Wells musim lalu. Gelar tersebut juga merupakan gelar kedua sang petenis di Australia setelah ia memenangkan gelar turnamen WTA pertama dalam kariernya di Hobart musim 2020.
“Terlepas dari kedudukan akhir, rasanya selalu sengit bertanding melawanmu,” ungkap Rybakina di lapangan setelah mendapatkan trofi Evonne Goolagong Cawley.
“Kami selalu menyudutkan satu sama lain dan saya pikir itu luar biasa. Kami berkembang dengan cara sepert itu, jadi, mudah-mudahan kami masih bisa meneruskannya.”
Dua petenis unggulan teratas di Brisbane International musim 2024 memasuki partai puncak tanpa kehilangan satu set pun dan petenis unggulan kedua tertinggal dalam head to head mereka dengan 2-5, tetapi kedua petenis masing-masing mengklaim dua kemenangan dari empat pertemuan mereka pada musim lalu.
Sabalenka memenangkan pertemuan mereka di Melbourne dan Cancun, sedangkan petenis berkebangsaan Kazakhstan memenangkan pertemuan mereka di Indian Wells dan Beijing.
Kelima kemenangan petenis peringkat 2 dunia dalam rivalitas mereka harus dimenangkan dengan tiga set, tetapi petenis berkebangsaan Kazakhstan memenangkan dua pertemuan mereka sebelumnya dengan dua set langsung, tren yang ia lanjutkan di Brisbane musim ini.
Di final, petenis unggulan kedua memperlihatkan mengapa ia masih menjadi lawan yang berbahaya. Ia memanfaatkan awal yang lambat dari Sabalenka untuk membangun keunggulan 5-0 dalam waktu 20 menit sebelum memenangkan set pertama tanpa balas, termasuk kehilangan empat poin saja dan hanya melakukan satu unforced error.
Sabalenka akhirnya menghentikan kemenangan beruntun Rybakina di game ketiga set kedua. Tetapi usaha tersebut tidak cukup kuat untuk menahan laju petenis unggulan kedua yang akhirnya memenangkan final setelah 1 jam 13 menit.(jpg)