JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Akankah perekonomian dunia membaik di tengah berita bahwa dua negara terbesar di dunia saat ini, Amerika Serikat dan China akan menandatangani perjanjian dagang minggu depan.
Harian Hong Kong The South China Morning Post melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah tiba di Washington minggu ini untuk menandatangani perjanjian dagang tersebut.
Penasehat masalah perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan kesepakatan tersebut akan ditandatangani minggu depan.
Namun dia mengatakan pengukuhan kepastian akan diberikan oleh Presiden AS Donald Trump.
Navarro mengatakan kesepakatan setebal 86 halaman tersebut sedang diterjemahkan dan termasuk berbagai hal mengenai hak kepemilikan intelektual, pemaksaan pemindahan teknologi, dan manipulasi mata uang.
"Pada dasarnya, semua ini harus diterjemahkan ke bahasa China, dan diperiksa lagi sehingga versi dua bahasa itu benar-benar akurat." katanya kepada Fox News.
Beberapa masalah itu selama ini menjadi keberatan Amerika Serikat yang berakibat Presiden Trump menerapkan biaya tarif atas impor dari China dan kemudian Beijing melakukan tindak balasan.
Berita kemungkinan persetujuan perjanjian dagang antara AS-China ini muncul di saat defisit perdagangan AS berada di titik terencah sejak bulan November 2016.
Perbedaan antara impor dan ekspor yang dilakukan negara tersebut turun sebesar $US 3.6 miliar menjadi $US 63.2 miliar.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Akankah perekonomian dunia membaik di tengah berita bahwa dua negara terbesar di dunia saat ini, Amerika Serikat dan China akan menandatangani perjanjian dagang minggu depan.
Harian Hong Kong The South China Morning Post melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah tiba di Washington minggu ini untuk menandatangani perjanjian dagang tersebut.
- Advertisement -
Penasehat masalah perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan kesepakatan tersebut akan ditandatangani minggu depan.
Namun dia mengatakan pengukuhan kepastian akan diberikan oleh Presiden AS Donald Trump.
- Advertisement -
Navarro mengatakan kesepakatan setebal 86 halaman tersebut sedang diterjemahkan dan termasuk berbagai hal mengenai hak kepemilikan intelektual, pemaksaan pemindahan teknologi, dan manipulasi mata uang.
"Pada dasarnya, semua ini harus diterjemahkan ke bahasa China, dan diperiksa lagi sehingga versi dua bahasa itu benar-benar akurat." katanya kepada Fox News.
Beberapa masalah itu selama ini menjadi keberatan Amerika Serikat yang berakibat Presiden Trump menerapkan biaya tarif atas impor dari China dan kemudian Beijing melakukan tindak balasan.
Berita kemungkinan persetujuan perjanjian dagang antara AS-China ini muncul di saat defisit perdagangan AS berada di titik terencah sejak bulan November 2016.
Perbedaan antara impor dan ekspor yang dilakukan negara tersebut turun sebesar $US 3.6 miliar menjadi $US 63.2 miliar.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal