Jumat, 20 September 2024

Pemberontak Houthi Klaim Tewaskan 200 Lebih Tentara Arab Saudi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemberontak Houthi di Yaman merilis video terkait serangan mereka ke pasukan Arab Saudi selama Agustus 2019. Mereka mengklaim serangan gencar tersebut menewaskan lebih dari 200 tentara Arab Saudi. Sementara, 300 lebih disebut mengalami luka-luka. Terkait klaim tersebut, Arab Saudi belum memberikan tanggapan.

Rekaman video tersebut disiarkan pemberontak Houthi pada Ahad (29/9). Mereka mengklaim itu merupakan serangan besar ke Arab Saudi pada Agustus. Lebih dari 200 tentara Arab Saudi tewas, 300 lebih luka-luka dan menyerah.

Yehia Saree, juru bicara militer Houthi, menceritakan ihwal serangan terhadap pasukan Arab Saudi yang kemudian berkembang menjadi serangan lintas-batas habis-habisan.

"Lebih dari 200 tewas dalam serangan puluhan rudal ketika mereka (tentara Arab Saudi) berusaha melarikan diri atau menyerah," kata Saree seperti dilansir Aljazeera.

- Advertisement -

Pertempuran itu sendiri terjadi di wilayah selatan Najran. Gambar video yang ditayangkan menunjukkan kendaraan lapis baja yang terkena ledakan dan sejumlah tentara menyerah.

Baca Juga:  Pengedar Sabu Ditangkap

Saree menambahkan dalam serangan hampir 72 jam sebelumnya, telah memukul mundur tiga brigade militer musuh. Selain itu diikuti penangkapan ribuan pasukan, termasuk perwira dan prajurit militer Arab Saudi. Ratusan kendaraan lapis baja juga dirampas oleh pemberontak Houthi.

- Advertisement -

Saree mengatakan para tahanan akan diperlakukan sesuai dengan etika dan berdasarkan kesepakatan untuk menukar tawanan perang dengan para agresor. Video menunjukkan kendaraan lapis baja yang di antaranya ada yang terbakar dan berlogo Arab Saudi. Selain itu, dalam video tersebut memperlihatkan tumpukan senjata dan amunisi yang menurut pemberontak Houthi merupakan milik tentara Arab Saudi. Terlihat pula pria berseragam militer Arab Saudi.

Catherine Shakdam dari Yayasan Next Century, seperti dilansir Aljazeera, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk meragukan klaim dari pemberontak Houthi.

"Video dan gambar yang dirilis adalah benar. Poin pentingnya, dalam perang saat ini, Yaman mulai masuk ke Arab Saudi," kata Shakdam.

Baca Juga:  Vinyl #20DetikCuciCorona Diserahkan, Agar Masyarakat Tak Terabaikan

Pasukan pemerintah Yaman yang didukung militer udara dari koalisi pimpinan Arab Saudi, dalam beberapa bulan terakhir berperang dengan pasukan Houthi di wilayah Kataf di Provinsi Saada, Yaman utara, dekat perbatasan Arab Saudi. Sumber-sumber lokal mengatakan pemberontak Houthi telah menangkap sejumlah tentara Yaman dalam pertempuran tersebut.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang dibantu senjata dan intelijen dari negara-negara Barat, melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 setelah pemberontak Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui internasional.

Pemberontak Houthi yang telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke kota-kota di Arab Saudi, mengaku bertanggung jawab atas serangan besar pada fasilitas minyak Arab Saudi pada 14 September lalu. Arab Saudi menolak klaim tersebut dan mengatakan serangan itu tidak datang dari Yaman, serta menyalahkan Iran. Di satu sisi, Iran secara tegas membantah tuduhan Arab Saudi.

Sumber : Jawapos.co.id
Editor : Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemberontak Houthi di Yaman merilis video terkait serangan mereka ke pasukan Arab Saudi selama Agustus 2019. Mereka mengklaim serangan gencar tersebut menewaskan lebih dari 200 tentara Arab Saudi. Sementara, 300 lebih disebut mengalami luka-luka. Terkait klaim tersebut, Arab Saudi belum memberikan tanggapan.

Rekaman video tersebut disiarkan pemberontak Houthi pada Ahad (29/9). Mereka mengklaim itu merupakan serangan besar ke Arab Saudi pada Agustus. Lebih dari 200 tentara Arab Saudi tewas, 300 lebih luka-luka dan menyerah.

Yehia Saree, juru bicara militer Houthi, menceritakan ihwal serangan terhadap pasukan Arab Saudi yang kemudian berkembang menjadi serangan lintas-batas habis-habisan.

"Lebih dari 200 tewas dalam serangan puluhan rudal ketika mereka (tentara Arab Saudi) berusaha melarikan diri atau menyerah," kata Saree seperti dilansir Aljazeera.

Pertempuran itu sendiri terjadi di wilayah selatan Najran. Gambar video yang ditayangkan menunjukkan kendaraan lapis baja yang terkena ledakan dan sejumlah tentara menyerah.

Baca Juga:  Vinyl #20DetikCuciCorona Diserahkan, Agar Masyarakat Tak Terabaikan

Saree menambahkan dalam serangan hampir 72 jam sebelumnya, telah memukul mundur tiga brigade militer musuh. Selain itu diikuti penangkapan ribuan pasukan, termasuk perwira dan prajurit militer Arab Saudi. Ratusan kendaraan lapis baja juga dirampas oleh pemberontak Houthi.

Saree mengatakan para tahanan akan diperlakukan sesuai dengan etika dan berdasarkan kesepakatan untuk menukar tawanan perang dengan para agresor. Video menunjukkan kendaraan lapis baja yang di antaranya ada yang terbakar dan berlogo Arab Saudi. Selain itu, dalam video tersebut memperlihatkan tumpukan senjata dan amunisi yang menurut pemberontak Houthi merupakan milik tentara Arab Saudi. Terlihat pula pria berseragam militer Arab Saudi.

Catherine Shakdam dari Yayasan Next Century, seperti dilansir Aljazeera, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk meragukan klaim dari pemberontak Houthi.

"Video dan gambar yang dirilis adalah benar. Poin pentingnya, dalam perang saat ini, Yaman mulai masuk ke Arab Saudi," kata Shakdam.

Baca Juga:  Pengawas Sekolah Bikin Mutu Pendidikan Jeblok, Layak Dihapus!

Pasukan pemerintah Yaman yang didukung militer udara dari koalisi pimpinan Arab Saudi, dalam beberapa bulan terakhir berperang dengan pasukan Houthi di wilayah Kataf di Provinsi Saada, Yaman utara, dekat perbatasan Arab Saudi. Sumber-sumber lokal mengatakan pemberontak Houthi telah menangkap sejumlah tentara Yaman dalam pertempuran tersebut.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang dibantu senjata dan intelijen dari negara-negara Barat, melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 setelah pemberontak Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui internasional.

Pemberontak Houthi yang telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke kota-kota di Arab Saudi, mengaku bertanggung jawab atas serangan besar pada fasilitas minyak Arab Saudi pada 14 September lalu. Arab Saudi menolak klaim tersebut dan mengatakan serangan itu tidak datang dari Yaman, serta menyalahkan Iran. Di satu sisi, Iran secara tegas membantah tuduhan Arab Saudi.

Sumber : Jawapos.co.id
Editor : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari