Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Hiii….Jasad Korban Terkaman Harimau Ditemukan Tanpa Kepala

SIAK (RIAUPOS.CO) – Konflik manusia dengan harimau di Kampung Teluk Lanus tak terhindarkan dan benar benar terjadi. Jika selama ini, harimau masuk kampung hanya memakan ternak, kini memangsa warga.

Malfa Alfarel Nduru (15) putra dari Rustam (40) menjadi korban harimau yang ternyata sudah sering terlihat dan belakangan berkeliaran di basecamp perusahaan kelapa sawit PT Uniseraya dengan luas 2.00 hektare lebih.

Jasad korban ditemukan tanpa kepala, setelah diterkam dan diseret harimau pada Ahad (29/8/2021) sekitar pukul 18.00 WIB.

Diceritakan Kaur Pemerintahan Kampung TeluK Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kenang, petang itu listrik di pondok atau   basecamp PT Uniseraya tempat Rustam dan keluarganya tinggal kondisinya hidup matI, sementara Alfarel dan adiknya sedang bermain di luar.

Saat listrik menyala, hanya Alfarel yang tidak kelihatan di pondok, ketika dicari keluar rumah ditemukan darah berceceran   dan bercaknya mengarah ke hutan.

Baca Juga:  Vaksin Efektif Menghentikan Penyebaran Infeksi Penyakit Menular

Melihat kondisi itu, penghuni basecamp terdiri dari dua keluarga tidak berani menelusuri. Situasi itu dilaporkan ke perangkat Kampung Teluk Lanus. 

"Jarak dari lokasi ke Teluk Lanus ke lokasi sekitar 2 jam menggunakan pompong. Kami turun dari kampung sembilan orang," jelas Kenang.

Lokasi kebun sawit milik perusahaan PT Uniseraya itu tidak jauh dari tepi laut, demikian juga dengan basecamp-nya. Dan proses mengelolaan amdalnya baru selesai dibahas di tingkat kecamatan. Sejak beroperasi, tidak ada pembicaraan tentang hak-hak yang harus dipenuhi perusahaan untuk warga Teluk Lanus. Tentu saja hal itu perlu dikaji pihak perusahaan, memperhatikan warga sekitar.

"Kami sampai di lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Suasana mencekam begitu terasa. Kami menghidupkan senter, dan membawa sejenis obor menelusuri jejak darah korban. Sekitar 200 meter ke dalam kebun sawit yang berusia sekitar 5 tahun, kami temukan jasad korban tanpa kepala dan kemaluannya juga hilang," jelas Kenang.

Baca Juga:  Pegawai Diminta Introspeksi Diri

Menurut Kenang, Suasana haru menyelimuti basecamp perusahaan itu ketika jasad korban dibawa keluar kebun. Ibu korban histeris dan warga lainnya ikut menangis.

Diceritakan Kenang, ayah korban Rustam, berkeinginan membawa pulang jasad putranya ke kampung halamannya di Nias, karena kakek korban belum lama ini meninggal dunia juga.

Hasil koordinasi, dijelaskan Kenang, pihak BBKSDA, Polres dan Polsek akan turun ke lokasi kejadian. Atas kejadian ini, Kenang  yakin  akan ada solusi, sehingga tidak ada korban lain.

"Biarlah ini menjadi yang terakhir konflik manusia dengan harimau di wilayah kami," harap Kenang.

 

Laporan: Monang (Siak)
Editor: Eka G Putra

SIAK (RIAUPOS.CO) – Konflik manusia dengan harimau di Kampung Teluk Lanus tak terhindarkan dan benar benar terjadi. Jika selama ini, harimau masuk kampung hanya memakan ternak, kini memangsa warga.

Malfa Alfarel Nduru (15) putra dari Rustam (40) menjadi korban harimau yang ternyata sudah sering terlihat dan belakangan berkeliaran di basecamp perusahaan kelapa sawit PT Uniseraya dengan luas 2.00 hektare lebih.

- Advertisement -

Jasad korban ditemukan tanpa kepala, setelah diterkam dan diseret harimau pada Ahad (29/8/2021) sekitar pukul 18.00 WIB.

Diceritakan Kaur Pemerintahan Kampung TeluK Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kenang, petang itu listrik di pondok atau   basecamp PT Uniseraya tempat Rustam dan keluarganya tinggal kondisinya hidup matI, sementara Alfarel dan adiknya sedang bermain di luar.

- Advertisement -

Saat listrik menyala, hanya Alfarel yang tidak kelihatan di pondok, ketika dicari keluar rumah ditemukan darah berceceran   dan bercaknya mengarah ke hutan.

Baca Juga:  "Diserbu" Warga Sungsang, Rp1,3 M Habis

Melihat kondisi itu, penghuni basecamp terdiri dari dua keluarga tidak berani menelusuri. Situasi itu dilaporkan ke perangkat Kampung Teluk Lanus. 

"Jarak dari lokasi ke Teluk Lanus ke lokasi sekitar 2 jam menggunakan pompong. Kami turun dari kampung sembilan orang," jelas Kenang.

Lokasi kebun sawit milik perusahaan PT Uniseraya itu tidak jauh dari tepi laut, demikian juga dengan basecamp-nya. Dan proses mengelolaan amdalnya baru selesai dibahas di tingkat kecamatan. Sejak beroperasi, tidak ada pembicaraan tentang hak-hak yang harus dipenuhi perusahaan untuk warga Teluk Lanus. Tentu saja hal itu perlu dikaji pihak perusahaan, memperhatikan warga sekitar.

"Kami sampai di lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Suasana mencekam begitu terasa. Kami menghidupkan senter, dan membawa sejenis obor menelusuri jejak darah korban. Sekitar 200 meter ke dalam kebun sawit yang berusia sekitar 5 tahun, kami temukan jasad korban tanpa kepala dan kemaluannya juga hilang," jelas Kenang.

Baca Juga:  Saut Situmorang: Pakai Teori Organisasi Apa Itu?

Menurut Kenang, Suasana haru menyelimuti basecamp perusahaan itu ketika jasad korban dibawa keluar kebun. Ibu korban histeris dan warga lainnya ikut menangis.

Diceritakan Kenang, ayah korban Rustam, berkeinginan membawa pulang jasad putranya ke kampung halamannya di Nias, karena kakek korban belum lama ini meninggal dunia juga.

Hasil koordinasi, dijelaskan Kenang, pihak BBKSDA, Polres dan Polsek akan turun ke lokasi kejadian. Atas kejadian ini, Kenang  yakin  akan ada solusi, sehingga tidak ada korban lain.

"Biarlah ini menjadi yang terakhir konflik manusia dengan harimau di wilayah kami," harap Kenang.

 

Laporan: Monang (Siak)
Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari