Sabtu, 9 November 2024

Covid-19 Tak Selamanya Berujung Kematian

- Advertisement -

Rully Hevrialni adalah satu dari sekian banyak pasien Covid-19 yang menjalani isolasi dan perawatan intensif di rumah sakit. Berbekal semangat dan tekad yang kuat, wanita yang berprofesi sebagai dosen kebidanan ini berhasil sembuh dalam waktu 15 hari dan menjadi motivator bagi pasien lainnya selama dirawat inap.

Laporan PANJI AHMAD SYUHADA, Pekanbaru

- Advertisement -

KECERIAAN terpancar jelas dari wajah Rully saat hasil swab terakhirnya dinyatakan negatif. Sebagai pasien yang pernah terpapar Covid-19, kesembuhan tentu menjadi asa dalam batinnya.

Sejak dirawat mulai Sabtu 5 September 2020 itu pula, pemilik nama lengkap Rully Hevrialni ini menjadi salah satu pasien yang mampu menyembunyikan kesedihan dan selalu tegar menghadapi cobaan. Bagaimana tidak, saat dirawat selama 15 hari di ruang isolasi Rumah Sakit Madani Pekanbaru, dirinya justru menjadi motivator bagi para penyintas lainnya untuk bisa sembuh melawan wabah yang diderita.

Dalam perjalanan kasus ini, Rully tak sendiri. Ada ribuan bahkan jutaan penyintas lain di seluruh dunia. Namun bedanya, dia justru menjadikan sakit itu jadi suatu semangat untuk meningkatkan optimisme dan ketakwaan.

- Advertisement -

"Mungkin ini nikmat yang Allah berikan lewat penyakit Covid-19 agar saya bisa berbagi, bisa menepis stigma negatif dan membuktikan bahwa penyakit ini bisa sembuh. Covid-19 itu tak selamanya menakutkan. Tak selamanya juga berujung kematian," katanya kepada Riau Pos, Kamis (24/9).

Baca Juga:  JPU Limpahkan Berkas dan Tersangka Korupsi Dana MTQ Inhu

Selama dirawat, Wakil Direktur Poltekkes Kemenkes Riau ini semakin tegar saat rekan sejawat dan keluarga sering menghubungi, walaupun sekadar tanya kabar.

"Itulah yang menguatkan kita," ujarnya.

Dosen sekaligus motivator yang telah go internasional hingga Asia-Eropa itu pun mencoba berbagi kisah kesembuhan kepada masyarakat luas yang menderita hal serupa. Agar mampu optimis dan semangat untuk sembuh. Dirinya punya tujuh trik jitu menghadapi Covid-19. Pertama, harus sabar dan ikhlas, lantaran selama dinyatakan mengidap Covid-19 dirinya harus menjalani isolasi, dirawat di rumah sakit dan pisah dari keluarga.

"Hari-hari awal ini memang terasa berat. Namun saya punya cita-cita yaitu setelah saya terkonfirmasi, saya harus bisa memotivasi diri dan memotivasi orang lain untuk sembuh," ungkapnya.

Kedua, tetap harus semangat. Menurut Rully, untuk mencapai kesembuhan rasa semangat yang yang tinggi harus senantiasa dimiliki.

"Jangan mikir-mikir negatif. Kita harus rajin baca berita positif setiap hari agar bersemangat untuk sembuh," ungkapnya.

Awal dinyatakan terpapar Covid-19, hal yang dirasakan Rully sama dengan pasien lain. Seperti gejala batuk, lemas, penciuman terganggu, pusing hingga mual. Hal ini lumrah dirasakan bagi pasien sehari hingga tiga hari pada fase awal.

Selanjutnya tips ketiga, kata Rully, jangan stres dan panik. Sebagai penyintas, harus bisa mengelola stres supaya tidak menjadi beban dan justru malah memperparah keadaan.

Baca Juga:  Mengapa Menikah Usia Dini Lebih Rentan Kena Kanker Serviks?

"Saya punya jadwal supaya nggak stres dan nggak sempat termenung. Sudah diskedulkan dari bangun hingga tidur lagi. Teman sekamar saya juga, sama-sama kami sembuh dan dinyatakan negatif. Saya yang memotivasi dia. Sementara di kamar lain ada yang sampe 40 hari, 29 hari hingga 2 bulan. Supaya nggak stres mesti selalu diisi dengan kegiatan positif," jelasnya.

Selama dirawat inap itu, Rully selalu berbagi motivasi kepada penyintas lain. Setiap pagi dirinya selalu paling riang. Dia menegur sapa para pasien lainnya di kawasan isolasi itu.

"Tiap pagi saya berikan motivasi. Selamat pagi, negatif, negatif, negatif. Saya ketuk pintu pasien lainnya, dan mereka jadi gembira," katanya.

Dalam perjalanan kasus Covid-19 yang diderita Rully, rupanya dirinya sempat terpapar dari sejawatnya sesama dosen di Poltekkes Riau. Saat itu pasien tersebut lebih awal dinyatakan positif, setelah di-tracing ternyata Rully juga tertular.

"Kami di-swab ada 30 orang. Rupanya saya positif juga. Tapi alhamdulillah anak-anak saya tidak, jadi ada ketenangan sedikit," tuturnya.

Kemudian tips keempat adalah ikhtiar, disiplin dan yakin akan kesembuhan. Kelima, always happy. Keenam, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga. Yang ketujuh dan yang paling utama adalah berdoa dan ibadah.

"Itulah ketujuh tips agar kita bisa cepat sembuh dan tanggal 19 September saya dinyatakan sembuh dan boleh pulang," ujarnya.***

Rully Hevrialni adalah satu dari sekian banyak pasien Covid-19 yang menjalani isolasi dan perawatan intensif di rumah sakit. Berbekal semangat dan tekad yang kuat, wanita yang berprofesi sebagai dosen kebidanan ini berhasil sembuh dalam waktu 15 hari dan menjadi motivator bagi pasien lainnya selama dirawat inap.

Laporan PANJI AHMAD SYUHADA, Pekanbaru

KECERIAAN terpancar jelas dari wajah Rully saat hasil swab terakhirnya dinyatakan negatif. Sebagai pasien yang pernah terpapar Covid-19, kesembuhan tentu menjadi asa dalam batinnya.

- Advertisement -

Sejak dirawat mulai Sabtu 5 September 2020 itu pula, pemilik nama lengkap Rully Hevrialni ini menjadi salah satu pasien yang mampu menyembunyikan kesedihan dan selalu tegar menghadapi cobaan. Bagaimana tidak, saat dirawat selama 15 hari di ruang isolasi Rumah Sakit Madani Pekanbaru, dirinya justru menjadi motivator bagi para penyintas lainnya untuk bisa sembuh melawan wabah yang diderita.

Dalam perjalanan kasus ini, Rully tak sendiri. Ada ribuan bahkan jutaan penyintas lain di seluruh dunia. Namun bedanya, dia justru menjadikan sakit itu jadi suatu semangat untuk meningkatkan optimisme dan ketakwaan.

"Mungkin ini nikmat yang Allah berikan lewat penyakit Covid-19 agar saya bisa berbagi, bisa menepis stigma negatif dan membuktikan bahwa penyakit ini bisa sembuh. Covid-19 itu tak selamanya menakutkan. Tak selamanya juga berujung kematian," katanya kepada Riau Pos, Kamis (24/9).

Baca Juga:  Mengapa Menikah Usia Dini Lebih Rentan Kena Kanker Serviks?

Selama dirawat, Wakil Direktur Poltekkes Kemenkes Riau ini semakin tegar saat rekan sejawat dan keluarga sering menghubungi, walaupun sekadar tanya kabar.

"Itulah yang menguatkan kita," ujarnya.

Dosen sekaligus motivator yang telah go internasional hingga Asia-Eropa itu pun mencoba berbagi kisah kesembuhan kepada masyarakat luas yang menderita hal serupa. Agar mampu optimis dan semangat untuk sembuh. Dirinya punya tujuh trik jitu menghadapi Covid-19. Pertama, harus sabar dan ikhlas, lantaran selama dinyatakan mengidap Covid-19 dirinya harus menjalani isolasi, dirawat di rumah sakit dan pisah dari keluarga.

"Hari-hari awal ini memang terasa berat. Namun saya punya cita-cita yaitu setelah saya terkonfirmasi, saya harus bisa memotivasi diri dan memotivasi orang lain untuk sembuh," ungkapnya.

Kedua, tetap harus semangat. Menurut Rully, untuk mencapai kesembuhan rasa semangat yang yang tinggi harus senantiasa dimiliki.

"Jangan mikir-mikir negatif. Kita harus rajin baca berita positif setiap hari agar bersemangat untuk sembuh," ungkapnya.

Awal dinyatakan terpapar Covid-19, hal yang dirasakan Rully sama dengan pasien lain. Seperti gejala batuk, lemas, penciuman terganggu, pusing hingga mual. Hal ini lumrah dirasakan bagi pasien sehari hingga tiga hari pada fase awal.

Selanjutnya tips ketiga, kata Rully, jangan stres dan panik. Sebagai penyintas, harus bisa mengelola stres supaya tidak menjadi beban dan justru malah memperparah keadaan.

Baca Juga:  Pendidikan BMR Perkuat Madrasah di Riau

"Saya punya jadwal supaya nggak stres dan nggak sempat termenung. Sudah diskedulkan dari bangun hingga tidur lagi. Teman sekamar saya juga, sama-sama kami sembuh dan dinyatakan negatif. Saya yang memotivasi dia. Sementara di kamar lain ada yang sampe 40 hari, 29 hari hingga 2 bulan. Supaya nggak stres mesti selalu diisi dengan kegiatan positif," jelasnya.

Selama dirawat inap itu, Rully selalu berbagi motivasi kepada penyintas lain. Setiap pagi dirinya selalu paling riang. Dia menegur sapa para pasien lainnya di kawasan isolasi itu.

"Tiap pagi saya berikan motivasi. Selamat pagi, negatif, negatif, negatif. Saya ketuk pintu pasien lainnya, dan mereka jadi gembira," katanya.

Dalam perjalanan kasus Covid-19 yang diderita Rully, rupanya dirinya sempat terpapar dari sejawatnya sesama dosen di Poltekkes Riau. Saat itu pasien tersebut lebih awal dinyatakan positif, setelah di-tracing ternyata Rully juga tertular.

"Kami di-swab ada 30 orang. Rupanya saya positif juga. Tapi alhamdulillah anak-anak saya tidak, jadi ada ketenangan sedikit," tuturnya.

Kemudian tips keempat adalah ikhtiar, disiplin dan yakin akan kesembuhan. Kelima, always happy. Keenam, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga. Yang ketujuh dan yang paling utama adalah berdoa dan ibadah.

"Itulah ketujuh tips agar kita bisa cepat sembuh dan tanggal 19 September saya dinyatakan sembuh dan boleh pulang," ujarnya.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari