Senin, 1 Desember 2025
spot_img

Nggak Harus Mahal, Ternyata Kegiatan Gratis Ini Bisa Bikin Anak Bahagia

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dunia anak memang identik dengan dunia bermain. Orang tua pun mau tak mau membeli alat permainan untuk menunjang tumbuh kembang anaknya. Bahkan, sebagian ada yang mengeluarkan budget khusus untuk membeli mainan demi membahagiakan sang buah hati.

Padahal, bermain tak melulu perlu alat permainan. Hal itu dikatakan oleh dr Dian Dwi Sary SpA (K) IBCLC, divisi Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad/FK Unri. Orang tua bisa mensiasatinya dengan kegiatan bermain yang gratis sekaligus mengandung nilai edukasi.

''Bermain tidak selalu bermain membutuhkan alat permainan. Sangat mungkin menggunakan alat, bahan, perangkat yang ada di rumah atau lingkungan sekitar," terangnya kepada Riaupos.co.

Baca Juga:  Konser Penutup Tahun, Slank Targetkan 35 Ribu Slankers Hadir

Dokter Dian melanjutkan,  kegiatan bermain dengan anak juga perlu disesuaikan dengan usia anak. Permainan anak yang edukatif dan kreatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial dan kemandirian," paparnya.

 Misalnya untuk anak usia 0-1 tahun, dianjurkan bermain cilukba, family band, melihat dab bicara serta mengenal anggota tubuh. Masing-masing memiliki manfaat besar bagi anak jika dilakukan secara tepat.

Salah satunya merangsang indera si kecil sekaligus bounding bagi orang tua.

Jika anak ayah bunda  berusia1-2 tahun, maka ayah bunda dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan permainan. Misalnya membuat mobil-mobilan dari kardus, dapur bersuara, mencoret-coret dengan crayon dan kertas, serta bermaom bola.

Baca Juga:  Jurnalis Ruhollah Zam Dihukum Mati Pemerintah Iran

"Dapur bersuara bisa diterapkan dengan mengamankan barang di dapur yang membahayakan, letakkan panci, wajan, sendok kayu berjajar, buat suara dari alat-alat dapur tersebut," jelasnya.

Sedangkan untuk anak usia 3-4 tahun, sudah bisa diajak bermain menangkap sesuatu dan kejar-kejaran di halaman rumah. Jika bosan, ayah bunda bisa beralih dengan bermain tebak suara dengan anak. Anak usia 3-4 tahun juga sudah bisa diajak bermain dengan pakaian.

"Caranya ambil beberapa kain  atau pakaian yang berbeda. Dorong anak untuk membuat kostum imajinasi dan bermain permainan sesuai kostum imajinasinya," papar dokter humble ini.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dunia anak memang identik dengan dunia bermain. Orang tua pun mau tak mau membeli alat permainan untuk menunjang tumbuh kembang anaknya. Bahkan, sebagian ada yang mengeluarkan budget khusus untuk membeli mainan demi membahagiakan sang buah hati.

Padahal, bermain tak melulu perlu alat permainan. Hal itu dikatakan oleh dr Dian Dwi Sary SpA (K) IBCLC, divisi Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad/FK Unri. Orang tua bisa mensiasatinya dengan kegiatan bermain yang gratis sekaligus mengandung nilai edukasi.

''Bermain tidak selalu bermain membutuhkan alat permainan. Sangat mungkin menggunakan alat, bahan, perangkat yang ada di rumah atau lingkungan sekitar," terangnya kepada Riaupos.co.

Baca Juga:  Lima Warga Buat Surat Pernyataan

Dokter Dian melanjutkan,  kegiatan bermain dengan anak juga perlu disesuaikan dengan usia anak. Permainan anak yang edukatif dan kreatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial dan kemandirian," paparnya.

 Misalnya untuk anak usia 0-1 tahun, dianjurkan bermain cilukba, family band, melihat dab bicara serta mengenal anggota tubuh. Masing-masing memiliki manfaat besar bagi anak jika dilakukan secara tepat.

- Advertisement -

Salah satunya merangsang indera si kecil sekaligus bounding bagi orang tua.

Jika anak ayah bunda  berusia1-2 tahun, maka ayah bunda dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan permainan. Misalnya membuat mobil-mobilan dari kardus, dapur bersuara, mencoret-coret dengan crayon dan kertas, serta bermaom bola.

- Advertisement -
Baca Juga:  5 Media Anggota AMSI Riau Terima Penghargaan dari BNPB

"Dapur bersuara bisa diterapkan dengan mengamankan barang di dapur yang membahayakan, letakkan panci, wajan, sendok kayu berjajar, buat suara dari alat-alat dapur tersebut," jelasnya.

Sedangkan untuk anak usia 3-4 tahun, sudah bisa diajak bermain menangkap sesuatu dan kejar-kejaran di halaman rumah. Jika bosan, ayah bunda bisa beralih dengan bermain tebak suara dengan anak. Anak usia 3-4 tahun juga sudah bisa diajak bermain dengan pakaian.

"Caranya ambil beberapa kain  atau pakaian yang berbeda. Dorong anak untuk membuat kostum imajinasi dan bermain permainan sesuai kostum imajinasinya," papar dokter humble ini.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dunia anak memang identik dengan dunia bermain. Orang tua pun mau tak mau membeli alat permainan untuk menunjang tumbuh kembang anaknya. Bahkan, sebagian ada yang mengeluarkan budget khusus untuk membeli mainan demi membahagiakan sang buah hati.

Padahal, bermain tak melulu perlu alat permainan. Hal itu dikatakan oleh dr Dian Dwi Sary SpA (K) IBCLC, divisi Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad/FK Unri. Orang tua bisa mensiasatinya dengan kegiatan bermain yang gratis sekaligus mengandung nilai edukasi.

''Bermain tidak selalu bermain membutuhkan alat permainan. Sangat mungkin menggunakan alat, bahan, perangkat yang ada di rumah atau lingkungan sekitar," terangnya kepada Riaupos.co.

Baca Juga:  91 Juta Data Akun Tokopedia yang Bocor Sudah Disebar di Forum Internet

Dokter Dian melanjutkan,  kegiatan bermain dengan anak juga perlu disesuaikan dengan usia anak. Permainan anak yang edukatif dan kreatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial dan kemandirian," paparnya.

 Misalnya untuk anak usia 0-1 tahun, dianjurkan bermain cilukba, family band, melihat dab bicara serta mengenal anggota tubuh. Masing-masing memiliki manfaat besar bagi anak jika dilakukan secara tepat.

Salah satunya merangsang indera si kecil sekaligus bounding bagi orang tua.

Jika anak ayah bunda  berusia1-2 tahun, maka ayah bunda dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan permainan. Misalnya membuat mobil-mobilan dari kardus, dapur bersuara, mencoret-coret dengan crayon dan kertas, serta bermaom bola.

Baca Juga:  Habib Rizieq Pakai Rompi Tahanan dan Diborgol

"Dapur bersuara bisa diterapkan dengan mengamankan barang di dapur yang membahayakan, letakkan panci, wajan, sendok kayu berjajar, buat suara dari alat-alat dapur tersebut," jelasnya.

Sedangkan untuk anak usia 3-4 tahun, sudah bisa diajak bermain menangkap sesuatu dan kejar-kejaran di halaman rumah. Jika bosan, ayah bunda bisa beralih dengan bermain tebak suara dengan anak. Anak usia 3-4 tahun juga sudah bisa diajak bermain dengan pakaian.

"Caranya ambil beberapa kain  atau pakaian yang berbeda. Dorong anak untuk membuat kostum imajinasi dan bermain permainan sesuai kostum imajinasinya," papar dokter humble ini.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari