(RIAUPOS.CO) – Foto newborn ini memiliki peluang menjanjikan untuk menambah penghasilan bagi fotografer yang ingin menggelutinya. Namun, sebelum menginjakkan kaki ke dunia potret newborn, Akhmad Maxi mengatakan ada beberapa hal yang menjadi hightlight bagi seorang fotografer. Di antaranya ialah memiliki kecintaan yang tulus pada anak-anak (bayi), mampu membangun trust dengan ayah bunda dan juga sabar.
Sebab, model utamanya adalah bayi yang rentan. Dalam artian, di usia tersebut, bayi hanya bisa menangis, mimik dan pup (buang air besar). Belum bisa diarahkan sesuka hati layaknya orang dewasa. Sehingga, sang fotograferlah yang harus menyesuaikan diri dan kondisi selama pemotretan berlangsung. Kebayangkan kalau si fotografer nggak suka anak kecil?
‘’Ya karena itu, fotografernya harus punya mental yang sayang sama anak kecil dulu sih. Kan ada ya tipe orang yang nggak suka dengar suara tangisan anak kecil. Mood-nya langsung berubah. Itu mempengaruhi sih,’’ terangnya.
Nah, kalau sudah suka, fotografer pun dikatakannya bakalan sabar menghadapi pola dan tingkah si bayi. ‘’Kalau sudah suka, kita jadinya sabar dan senang memotret bayi dengan berbagai macam properti,’’ sambungnya.
Kemudian, dilanjutkannya, fotografer newborn juga harus mempelajari cara memegang bayi. Seiring berjalannya waktu, dikatakannya bahwa tingkat kepercayaan pengguna jasa foto newborn lebih percaya kalau yang memegang bayi adalah seorang perempuan.
Faktanya, memang sebagian besar fotografer newborn di dunia ini adalah seorang perempuan. Bukan tanpa alasan. Karena orang tua bayi merasa bahwa anaknya lebih aman saat dipegang oleh seorang perempuan yang dinilai keibuan dan lemah lembut. ‘’Di awal-awal dulu, saya sempat dibantu oleh istri saya untuk handle bayi saat sesi pemotretan. Istri yang memindahkan posisinya dan saya eksekutornya,’’ terangnya.
Ia juga pernah menyewa jasa perawat, khusus untuk memegang bayi saat pemotretan. ‘’Itu bagian dari cara kami untuk menumbuhkan trust atau rasa percaya dari orang tua bayi,’’ ujar pecinta musik ini. Kini, ia pun sudah memiliki tim khusus untuk meng-handle foto newborn. Tim ini terdiri dari styling, nursery dan fotografernya sendiri. Ini bukti bahwa memang dunia foto newborn ini cukup menjanjikan dan layak dicoba oleh fotografer kreatif. Karena faktanya menurut Akhmad, foto newborn ini adalah jenis jasa yang tidak tergerus oleh pandemi. Karena tidak dilakukan secara berkerumunan dan tren saat ini.
Aman Menurut Medis
Dikatakan oleh dokter spesialis anak, dr Dewi Shandi Laila MKed (Ped) SpA, newborn photography pada dasarnya aman untuk dilakukan. Dengan catatan harus memperhatikan beberapa hal. Terutama kondisi kesehatan bayi. Bila saat lahir dalam kondisi sehat, maka newborn photography bisa dilakukan dengan menggunakan jasa fotografer profesioanal.
‘’Newborn photography ini sebaiknya dilakukan ketika bayi belum berusia lebih dari 1 bulan atau tepatnya saat berusia 5-14 hari. Karena pada usia tersebut bayi masih lebih banyak tidur sehingga akan lebih memudahkan pemotretan,’’ terangnya.
Sedangkan terkait penggunaan cahaya saat sesi pemotretan, dikatakannya tak masalah asal tidak berlebihan. ‘’Pencahayaan yang tidak berlebihan pada bayi di sesi foto newborn memiliki tujuan untuk membuat nyaman dan lebih mudah mencapai dan tetap berada fase deep sleep,’’ ujarnya.(azr)