SIAK (RIAUPOS.CO) — Rapat pematangan jelang Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) pada Sabtu (22/2) di zamrud room kediaman Bupati Siak, Jalan Raja Kecik, dihadiri sejumlah kepala daerah. Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza Mahendra, Wakil Bupati Sambas Juliarti Djuhardi Alwi, sejumlah Sekda dan Kadis Pariwisata, baik perwakilan dari Bali, Karangasem, Aceh, Solo, Sawahlunto, Palembang dan kota serta kabupaten lainnya.
Rapat dipimpin Ketua Dewan Presidium Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, Direktur eksekutif JKPI Asfarinal Sutan rumah gadang dan Ketua Panitia yang juga Asisten II Hendrisan serta seluruh kepala OPD Pemkab Siak.
Dalam kesempatan itu, Bupati Siak memberikan penjelasan sejauh mana persiapan Siak sebagai ruan rumah untuk menggelar Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (Rakernas JKPI) VIII, dan rangkaian iven Festival Kota Pusaka Indonesia 2020 pada Jumat-Senin (3-6/4) mendatang.
Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza Mahendra memberikan masukan kepada panitia bagaimana caranya agar iven yang digelar berlangsung sukses dan bermanfaat untuk masyarakat Siak.
"Kami ingin dengan bermalamnya seluruh peserta, masyarakat Siak mendapatkan manfaatnya, terutama dari segi ekonomi," ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Sambas Juliarti Djuhardi Alwin mengatakan, Siak yang kaya dengan khazanah Melayu, pihaknya ingin melihat khazanah sebenarnya. "Kami minta tolong diekspos sebanyak banyaknya tentang Siak, sehingga kami lebih mengenal Siak dengan baik dan detail," ungkapnya.
Sebagai Ketua Perempuan Melayu Kalimantan Barat dia akan membawa perempuan Melayu Kalimantan Barat dan menurutnya, mereka siap hadir di Kabupaten siak untuk meramaikan iven tersebut, sekaligus mengenal lebih jauh tentang Siak. Sementara perwakilan dari Bau Bau Laode Aswad mengatakan mereka sudah bergabung dengan JKPI sejak 2009. Partisipasi Bau Bau menurutnya tidak hanya ikut Rakornas tapi sudah berpartisipasi hadir dengan jumlah yang maksimal.
"Kami menawarkan satu pembicara dari Bau Bau, akan berbicara tentang pusaka nusantara," ungkapnya. Selain akan menampilkan pergelaran seni, dia juga berjanji akan membawa tim dengan jumlah besar yaitu 150 sampi 200 peserta.
"Meski harus berangkat pukul 05.00 dan sampai Siak malam hari, kami bersemangat hadir untuk menyukseskan iven ini," sebutnya bersemangat. Semua masukan ditampung dan pihak Pemkab Siak siap menyukseskan gelaran yang akan menghadirkan 1.500 lebih peserta.
Disebutkan Alfedri, pihaknya sangat bangga atas kehadiran anggota JKPI, baik kepala daerah, Sekda, Asisten maupun kepala dinas. "Kami sangat berterima kasih atas kehadiran rekan rekan dan masukan yang diberikan akan kami realisasikan," ungkapnya.
Selanjutnya Ketua Panitia Hendrisan memaparkan persiapan dan kegiatan apa saja yang dilakukan selama iven berlangsung.
Hendrisan menjelaskan rangkaian acara Rakernas VIII Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan Festival Kota Pusaka Indonesia 2020, yang akan dimulai setibanya para anggota dan kontingen Rakernas JKPI di Kota Pekanbaru melalui Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II pada 3 April mendatang.
"Para tamu akan kami sambut secara adat di gedung Lembaga Adat Sultan Yahya Muzaffar Syah, kemudian dijamu santap malam di situs cagar budaya Tangsi Belanda, mengikuti pembukaan di panggung Siak Bermadah," jelasnya. Keesokan harinya panitia akan melaksanakan pameran manuskrip kuno dan pembukaan bazar serta pelaksanaan Rakernas VIII JKPI di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II Mempura.
Kemudian pada waktu yang sama, juga akan dilaksanakan program pengenalan budaya untuk pelajar (master class) di Gedung Kesenian, dan Ladies Program bertempat di Taman Tengku Agung Siak Sri Indrapura. Siang hingga petang harinya, karnaval budaya Kota Pusaka Indonesia di depan Istana Siak Asserayah Al Hasyimiah dan Festival Sungai Siak (karnaval perahu hias) di tepian Sungai Jantan akan turut memeriahkan rangkaian kegiatan.
"Rangkaian akhir kegiatan akan diisi dengan agenda penanaman pohon oleh para kepala daerah peserta Jaringan Kota Pusaka Indonesia di areal Gedung Daerah dan akan dilanjutkan dengan Seminar Internasional JKPI serta rengkaian acara penutupan," kata Hendrisan.
Terkait jumlah peserta yang hadir kata dia, sejauh ini diperkirakan 50 kepala daerah dari keseluruhan 70 kepala daerah kabupaten dan kota pusaka anggota JKPI telah mengkonfirmasi kehadiran.
"Untuk rombongan pengiring peserta pawai budaya dan karnaval, diperkirakan berjumlah 125 orang per kabupaten kota," sebut Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kabupaten Siak itu.
Hal itu tentu akan menjadi salah satu iven terbesar di Siak dengan jumlah peserta yang sebegitu banyak. Makanya persiapan demi persiapan terus dilakukan agar iven ini berjalan sukses dan sempurna.
Lestarikan Budaya Tak Benda
Sebagai kabupaten yang kaya akan budaya, Siak mempersiapkan diri menjadi Kota Warisan Budaya Dunia. Setelah menjadi bagian Jaringsn Kota Pusaka Indonesia, Siak juga berjuang masuk menjadi bagian dari Jaringan Kota Pusaka Dunia. Demikian dikatakan Hendrisan. Menurutnya, atas apa yang dimiliki Siak saat ini, Siak layak mendapatkannya. Ada beberapa hal yang dimiliki Siak dan merupakan warisan budaya tak benda, sampai saat ini menjagi kebanggaan seperti Tari Zapin, pantun dan syair. Sedangkan warisan budaya yang benda, selain istana ada Klenteng Hock Siu Kiong,
Gudang Mesiu, Kontroler, Lenrat, Balai Kerapatan, Tangsi Belanda dan banyak lagi.
Tidak hanya sampai di situ, peradaban Siak di masanya sangat diakui mengingat Sungai Jangan atau Sungai Siak menurutnya, merupakan jalur sutera untuk perdagangan.
"Diharapkan dengan Rakernas ini mata dunia akan tertuju ke Kota Siak yang memang memiliki banyak kelebihan," ungkapnya. Dan supaya kabupaten kota yang selama ini kekayaan budaya serta pusakanya terpendam, Siak bisa dijadikan sabagai barometer. Mengingat Siak memang sudah siap menjadi Kota Warisan Budaya Dunia.
Lebih jauh dikatakannya, selain kekayaan itu, yang kekinian juga Siak punya, berupa jembatan Tengku Sultanah Latifah, Teluk Mesjid, Jembatan Benteng dan Jembatan Kupu Kupu juga menjafi ikon untuk berswafoto. Dan yang terbaru Jalan Sultan Muzzafarsyah yang segera dijadikan car free night.
Usai memberikan penjelasan dan makan siang bersama, peserta rapat diajak berkeliling. menyaksikan istana, Tangsi Belanda dan manuskrip dan kekayaan budaya Siak lainnya.(adv/mng)
Narasi: Monang
Foto: Humas Pemkab