Jumat, 20 September 2024

Jokowi Harus Tanggung Jawab Mundurnya Dua Stafus, PKS: Apa Ada Tekanan?

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri dari Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyusul rekan sesamanya yakni Adamas Belva Syah Devara‎ yang mengundurkan diri lebih dulu. Keduanya mundur karena polemik proyek.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, perlu dilakukan pengecekan dua Staf Khusus Presiden tersebut mengundurkan diri karena apa. Apakah ada tekanan yang mereka hadapi. Atau murni dari diri sendiri.

“Pertama saya apresiasi. Kedua perlu dicek apakah ada tekanan,” ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (24/4).

Mardani mengatakan, dengan dua orang Staf Khusus Presiden telah mengundurkan diri. Maka perlu ditanyakan pengangkatannya. Karena menurut Mardani yang salah bukanlah prajurit di lapangan. Melainkan jenderalnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Saya Harus Tahu Performa Senjata saat Ditembakkan

“Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya,” tegasnya.

Diketahui ‎polemik muncul dari dua Staf Khusus Presiden Jokowi ,Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara. Mereka berdua pun sudah mengundurkan diri.

- Advertisement -

Adapun, Andi Taufan Garuda Putra membuat kontroversi usai menerbitkan surat Nomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 tertanggal 1 April 2020 yang ditujukan kepada seluruh Camat di Indonesia. Surat tersebut berisikan tentang kerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19.

Kontroversi timbul ketika PT Amartha Mikro Fintek disebut sebagai perusahaan yang akan bekerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19. Perusahaan tersebut diketahui milik Andi.

Artinya dengan kata lain, Andi meneken surat pemberitahuan mengatasnamakan Stafsus Presiden untuk perusahaannya sendiri, dan dititipkan kepada Camat seluruh Indonesia, untuk membantu mencegah dan menanggulangi Covid-19.

Baca Juga:  Airlangga Sampaikan Pesan Presiden Ini ke Pengusaha

Kemudian polemik lainnya adalah pemerintah menggandeng Skill Academy by Ruangguru sebagai mitra pemerintah untuk program Kartu Prakerja. Namun hal ini menjadi sorotan karena Ruangguru tersebut ‎dimiliki oleh Staf Khusus Presiden Jokowi, Adamas Syah Belva Devara.

Belakangan, CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara sudah menyatakan pengunduran dirinya sebagai Staf Khusus Presiden‎. Hal ini karena polemik keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Deslina

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri dari Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyusul rekan sesamanya yakni Adamas Belva Syah Devara‎ yang mengundurkan diri lebih dulu. Keduanya mundur karena polemik proyek.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, perlu dilakukan pengecekan dua Staf Khusus Presiden tersebut mengundurkan diri karena apa. Apakah ada tekanan yang mereka hadapi. Atau murni dari diri sendiri.

“Pertama saya apresiasi. Kedua perlu dicek apakah ada tekanan,” ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (24/4).

Mardani mengatakan, dengan dua orang Staf Khusus Presiden telah mengundurkan diri. Maka perlu ditanyakan pengangkatannya. Karena menurut Mardani yang salah bukanlah prajurit di lapangan. Melainkan jenderalnya.

Baca Juga:  Masyarakat Meupokan Garda Tedopan

“Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya,” tegasnya.

Diketahui ‎polemik muncul dari dua Staf Khusus Presiden Jokowi ,Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara. Mereka berdua pun sudah mengundurkan diri.

Adapun, Andi Taufan Garuda Putra membuat kontroversi usai menerbitkan surat Nomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 tertanggal 1 April 2020 yang ditujukan kepada seluruh Camat di Indonesia. Surat tersebut berisikan tentang kerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19.

Kontroversi timbul ketika PT Amartha Mikro Fintek disebut sebagai perusahaan yang akan bekerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19. Perusahaan tersebut diketahui milik Andi.

Artinya dengan kata lain, Andi meneken surat pemberitahuan mengatasnamakan Stafsus Presiden untuk perusahaannya sendiri, dan dititipkan kepada Camat seluruh Indonesia, untuk membantu mencegah dan menanggulangi Covid-19.

Baca Juga:  Ini Seruan MUI soal Merayakan Idul Fitri saat Pandemi

Kemudian polemik lainnya adalah pemerintah menggandeng Skill Academy by Ruangguru sebagai mitra pemerintah untuk program Kartu Prakerja. Namun hal ini menjadi sorotan karena Ruangguru tersebut ‎dimiliki oleh Staf Khusus Presiden Jokowi, Adamas Syah Belva Devara.

Belakangan, CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara sudah menyatakan pengunduran dirinya sebagai Staf Khusus Presiden‎. Hal ini karena polemik keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari