Selasa, 8 April 2025
spot_img

33 Orang Meninggal Akibat Banjir di Cina

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Rasanya sulit untuk bernapas, beberapa orang pingsan." Pernyataan itu disampaikan salah seorang korban banjir yang terjebak di kereta bawah tanah Zhengzhou di jalur 5 Stasiun Shakoulu Selasa (20/7). Beberapa potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan betapa mencekamnya situasi saat itu. Sekitar 500 penumpang dievakuasi, 12 di antaranya meninggal dan 5 terluka.

Sejak Selasa, banjir bandang memang melanda Zhengzhou, Henan, Cina, dan beberapa kota di sekitarnya. Salah satu pengguna Weibo menulis bahwa saat itu kereta berhenti dan penumpang sempat keluar, tapi oleh petugas diminta kembali masuk ke gerbong karena air membanjiri terowongan.

Zheng, salah seorang petugas keselamatan di Zhengzhou Metro, mengungkapkan bahwa dirinya terus memompa air. Namun, air terus masuk dan membuatnya kewalahan. Kereta itu menjadi satu-satunya alat transportasi bagi banyak penduduk yang ingin pulang di tengah cuaca buruk. Tidak disangka, air yang datang begitu besar.

Baca Juga:  Wisata Padang Pariaman-Kota Pariaman Tak Kalah dari Bali

"Ini kali pertama dalam hidup saya melihat air membanjiri stasiun metro. Saya merasa putus asa," ujar Zheng seperti dikutip The Guardian.

Banjir di Zhengzhou itu memang membuat banyak fasilitas luluh lantak. Pusat Meteorologi Zhengzhou menyatakan bahwa level hujan yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tinggi, bahkan bisa dibilang sekali dalam seribu tahun. Air baru surut Kamis (22/7). Itu pun di beberapa jalan masih ada genangan air yang cukup tinggi. Diperkirakan, hujan masih akan mengguyur wilayah tersebut. Total korban jiwa mencapai 33 orang dan 8 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Sekitar 3 ribu orang terdampak banjir bandang itu dan lebih dari 200 ribu orang terpaksa mengungsi. Bendungan dan jalan-jalan rusak parah. Salah satu rumah sakit terpaksa memadamkan aliran listriknya. Selain itu, terjadi ledakan di salah satu pabrik di Dengfeng yang terkait banjir.

Baca Juga:  Mendagri Tinjau Lokasi PON di Mimika

"Saya kehilangan segalanya, semua barang saya terbawa air dan tidak ada yang bisa saya makan," ujar Song, penduduk Gongyi.

Sangat mungkin korban jiwa bertambah. Di beberapa video, tampak tubuh yang hanyut terbawa arus. Terputusnya arus komunikasi menambah kesulitan. Sekitar 20 ribu tim penyelamat diterjunkan ke lokasi untuk penyisiran dan evakuasi.

Kerugian akibat banjir itu diperkirakan mencapai CNY 1,22 miliar atau setara Rp2,7 triliun. Henan adalah salah satu provinsi di Cina yang paling padat sekaligus paling miskin. Penduduknya mencapai 99 juta jiwa. Banyak lahan pertanian dan pabrik di provinsi tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Rasanya sulit untuk bernapas, beberapa orang pingsan." Pernyataan itu disampaikan salah seorang korban banjir yang terjebak di kereta bawah tanah Zhengzhou di jalur 5 Stasiun Shakoulu Selasa (20/7). Beberapa potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan betapa mencekamnya situasi saat itu. Sekitar 500 penumpang dievakuasi, 12 di antaranya meninggal dan 5 terluka.

Sejak Selasa, banjir bandang memang melanda Zhengzhou, Henan, Cina, dan beberapa kota di sekitarnya. Salah satu pengguna Weibo menulis bahwa saat itu kereta berhenti dan penumpang sempat keluar, tapi oleh petugas diminta kembali masuk ke gerbong karena air membanjiri terowongan.

Zheng, salah seorang petugas keselamatan di Zhengzhou Metro, mengungkapkan bahwa dirinya terus memompa air. Namun, air terus masuk dan membuatnya kewalahan. Kereta itu menjadi satu-satunya alat transportasi bagi banyak penduduk yang ingin pulang di tengah cuaca buruk. Tidak disangka, air yang datang begitu besar.

Baca Juga:  Wisata Padang Pariaman-Kota Pariaman Tak Kalah dari Bali

"Ini kali pertama dalam hidup saya melihat air membanjiri stasiun metro. Saya merasa putus asa," ujar Zheng seperti dikutip The Guardian.

Banjir di Zhengzhou itu memang membuat banyak fasilitas luluh lantak. Pusat Meteorologi Zhengzhou menyatakan bahwa level hujan yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tinggi, bahkan bisa dibilang sekali dalam seribu tahun. Air baru surut Kamis (22/7). Itu pun di beberapa jalan masih ada genangan air yang cukup tinggi. Diperkirakan, hujan masih akan mengguyur wilayah tersebut. Total korban jiwa mencapai 33 orang dan 8 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Sekitar 3 ribu orang terdampak banjir bandang itu dan lebih dari 200 ribu orang terpaksa mengungsi. Bendungan dan jalan-jalan rusak parah. Salah satu rumah sakit terpaksa memadamkan aliran listriknya. Selain itu, terjadi ledakan di salah satu pabrik di Dengfeng yang terkait banjir.

Baca Juga:  Karimun Club Pekanbaru: Terbentuk dari Jiwa Kekeluargaan yang Kuat

"Saya kehilangan segalanya, semua barang saya terbawa air dan tidak ada yang bisa saya makan," ujar Song, penduduk Gongyi.

Sangat mungkin korban jiwa bertambah. Di beberapa video, tampak tubuh yang hanyut terbawa arus. Terputusnya arus komunikasi menambah kesulitan. Sekitar 20 ribu tim penyelamat diterjunkan ke lokasi untuk penyisiran dan evakuasi.

Kerugian akibat banjir itu diperkirakan mencapai CNY 1,22 miliar atau setara Rp2,7 triliun. Henan adalah salah satu provinsi di Cina yang paling padat sekaligus paling miskin. Penduduknya mencapai 99 juta jiwa. Banyak lahan pertanian dan pabrik di provinsi tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

33 Orang Meninggal Akibat Banjir di Cina

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Rasanya sulit untuk bernapas, beberapa orang pingsan." Pernyataan itu disampaikan salah seorang korban banjir yang terjebak di kereta bawah tanah Zhengzhou di jalur 5 Stasiun Shakoulu Selasa (20/7). Beberapa potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan betapa mencekamnya situasi saat itu. Sekitar 500 penumpang dievakuasi, 12 di antaranya meninggal dan 5 terluka.

Sejak Selasa, banjir bandang memang melanda Zhengzhou, Henan, Cina, dan beberapa kota di sekitarnya. Salah satu pengguna Weibo menulis bahwa saat itu kereta berhenti dan penumpang sempat keluar, tapi oleh petugas diminta kembali masuk ke gerbong karena air membanjiri terowongan.

Zheng, salah seorang petugas keselamatan di Zhengzhou Metro, mengungkapkan bahwa dirinya terus memompa air. Namun, air terus masuk dan membuatnya kewalahan. Kereta itu menjadi satu-satunya alat transportasi bagi banyak penduduk yang ingin pulang di tengah cuaca buruk. Tidak disangka, air yang datang begitu besar.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 PMRJ Serahkan Bantuan Sembako untuk Warga Riau di Jabodetabek 

"Ini kali pertama dalam hidup saya melihat air membanjiri stasiun metro. Saya merasa putus asa," ujar Zheng seperti dikutip The Guardian.

Banjir di Zhengzhou itu memang membuat banyak fasilitas luluh lantak. Pusat Meteorologi Zhengzhou menyatakan bahwa level hujan yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tinggi, bahkan bisa dibilang sekali dalam seribu tahun. Air baru surut Kamis (22/7). Itu pun di beberapa jalan masih ada genangan air yang cukup tinggi. Diperkirakan, hujan masih akan mengguyur wilayah tersebut. Total korban jiwa mencapai 33 orang dan 8 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Sekitar 3 ribu orang terdampak banjir bandang itu dan lebih dari 200 ribu orang terpaksa mengungsi. Bendungan dan jalan-jalan rusak parah. Salah satu rumah sakit terpaksa memadamkan aliran listriknya. Selain itu, terjadi ledakan di salah satu pabrik di Dengfeng yang terkait banjir.

Baca Juga:  Tiga Peraih Oscar Beradu Akting

"Saya kehilangan segalanya, semua barang saya terbawa air dan tidak ada yang bisa saya makan," ujar Song, penduduk Gongyi.

Sangat mungkin korban jiwa bertambah. Di beberapa video, tampak tubuh yang hanyut terbawa arus. Terputusnya arus komunikasi menambah kesulitan. Sekitar 20 ribu tim penyelamat diterjunkan ke lokasi untuk penyisiran dan evakuasi.

Kerugian akibat banjir itu diperkirakan mencapai CNY 1,22 miliar atau setara Rp2,7 triliun. Henan adalah salah satu provinsi di Cina yang paling padat sekaligus paling miskin. Penduduknya mencapai 99 juta jiwa. Banyak lahan pertanian dan pabrik di provinsi tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — "Rasanya sulit untuk bernapas, beberapa orang pingsan." Pernyataan itu disampaikan salah seorang korban banjir yang terjebak di kereta bawah tanah Zhengzhou di jalur 5 Stasiun Shakoulu Selasa (20/7). Beberapa potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan betapa mencekamnya situasi saat itu. Sekitar 500 penumpang dievakuasi, 12 di antaranya meninggal dan 5 terluka.

Sejak Selasa, banjir bandang memang melanda Zhengzhou, Henan, Cina, dan beberapa kota di sekitarnya. Salah satu pengguna Weibo menulis bahwa saat itu kereta berhenti dan penumpang sempat keluar, tapi oleh petugas diminta kembali masuk ke gerbong karena air membanjiri terowongan.

Zheng, salah seorang petugas keselamatan di Zhengzhou Metro, mengungkapkan bahwa dirinya terus memompa air. Namun, air terus masuk dan membuatnya kewalahan. Kereta itu menjadi satu-satunya alat transportasi bagi banyak penduduk yang ingin pulang di tengah cuaca buruk. Tidak disangka, air yang datang begitu besar.

Baca Juga:  Karimun Club Pekanbaru: Terbentuk dari Jiwa Kekeluargaan yang Kuat

"Ini kali pertama dalam hidup saya melihat air membanjiri stasiun metro. Saya merasa putus asa," ujar Zheng seperti dikutip The Guardian.

Banjir di Zhengzhou itu memang membuat banyak fasilitas luluh lantak. Pusat Meteorologi Zhengzhou menyatakan bahwa level hujan yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tinggi, bahkan bisa dibilang sekali dalam seribu tahun. Air baru surut Kamis (22/7). Itu pun di beberapa jalan masih ada genangan air yang cukup tinggi. Diperkirakan, hujan masih akan mengguyur wilayah tersebut. Total korban jiwa mencapai 33 orang dan 8 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Sekitar 3 ribu orang terdampak banjir bandang itu dan lebih dari 200 ribu orang terpaksa mengungsi. Bendungan dan jalan-jalan rusak parah. Salah satu rumah sakit terpaksa memadamkan aliran listriknya. Selain itu, terjadi ledakan di salah satu pabrik di Dengfeng yang terkait banjir.

Baca Juga:  Joe Biden Sebut Trump Langgar Semua Norma Dasar Presiden

"Saya kehilangan segalanya, semua barang saya terbawa air dan tidak ada yang bisa saya makan," ujar Song, penduduk Gongyi.

Sangat mungkin korban jiwa bertambah. Di beberapa video, tampak tubuh yang hanyut terbawa arus. Terputusnya arus komunikasi menambah kesulitan. Sekitar 20 ribu tim penyelamat diterjunkan ke lokasi untuk penyisiran dan evakuasi.

Kerugian akibat banjir itu diperkirakan mencapai CNY 1,22 miliar atau setara Rp2,7 triliun. Henan adalah salah satu provinsi di Cina yang paling padat sekaligus paling miskin. Penduduknya mencapai 99 juta jiwa. Banyak lahan pertanian dan pabrik di provinsi tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari