Rabu, 18 September 2024

Deteksi Dini Kanker Serviks

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kanker adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal akibat pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut menyerang dan merusak jaringan lainnya. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke-23. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Angka kejadian kanker di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru pada urutan pertama yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk, dan disusul oleh kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk perempuan kanker payudaralah yang berada di urutan pertama yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk, dan kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.

“Kanker mulut rahim atau Kanker serviks adalah  kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Walaupun sebagian besar kanker tidak diketahui penyebabnya, tetapi penyebab tersering kanker leher rahim sudah diketahui sehingga kanker ini adalah kanker yang mudah dicegah. Penyebab kanker ini adalah oleh virus human papillomavirus (HPV). Selain penyebab utamanya adalah virus HPV, ada beberapa faktor risiko yang mempermudah seseorang untuk terkena kanker serviks, antara lain aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas tubuh,” ujar dokter Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru  dr Engga Demartha.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Kanker serviks tidak memunculkan gejala, gejala baru muncul ketika sel kanker sudah mencapai stadium akhir. Gejala biasanya berupa  perdarahan tidak normal pada vagina, keluar cairan dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah, rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual dan  perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Jarak Pandang Tiga Km, Operasional Bandara Masih Normal

Kanker servik dapat dicegah dengan melakukan skrining atau deteksi dini. Salah satu pemeriksaan yang dianjurkan adalah papsmear dan IVA. Pap smear adalah pemeriksaan mikroskopis sel yang diambil dari serviks uterus (leher rahim). Sedangkan IVA (inspeksi visual  asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Tes papsmear dapat mendeteksi sel-sel abnormal di leher rahim yang seiring waktu dapat berubah menjadi kanker serviks. Pemeriksaan pap smear dianjurkan bagi wanita usia subur (20-40 tahun) yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Pemeriksaan disarankan untuk dilakukan lebih sering jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, misalnya menderita infeksi HIV, didiagnosis memiliki sel prakanker pada pemeriksaan sebelumnya, memiliki riwayat kanker serviks, atau mengalami kelemahan sistem imunitas.

Sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, anda disarankan tidak melakukan hubungan seksual selama dua hari sebelum pemeriksaan, tidak menggunakan obat-obatan vagina selama dua hari sebelum pemeriksaan dilakukan karena dikhawatirkan dapat membasuh maupun mengaburkan sel-sel abnormal dan pemeriksaan dilakukan tidak pada saat menstruasi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Alfedri Tanam Ubi Kayu Racun di Sungai Mungkal

Selain melakukan deteksi dini, HPV dapat dicegah dengan melakukan vaksin HPV. Vaksin HPV diketahui dapat mengurangi risiko infeksi HPV. Vaksin ini juga berperan penting dalam menurunkan jumlah kasus dan penyebaran kanker serviks. Vaksinasi HPV yang dilakukan sebanyak 3 kali pada remaja dan wanita dewasa. Vaksinasi HPV tergolong aman, dan jarang menimbulkan efek samping.

Kanker serviks sering terdeteksi dan ditangani pada stadium lanjut dianggap sudah terlambat. Di sinilah pentingnya deteksi dini, agar penyakit ini dapat dicegah dan di hambat perkembangannya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat serta menghindari faktor risiko merupakan kunci utama terhadap perkembangan penyakit ini. Sebagai bentuk kepedulian terhadap kanker, RS Awal Bros Pekanbaru memberikan promo spesial dalam upaya deteksi dini kanker pada wanita, yaitu pemeriksaan mamografi (deteksi dini kanker payudara), pemeriksaan pap smear (deteksi dini kanker mulut rahim/HPV) dan Vaksin HPV. Selain itu RS Awal Bros Pekanbaru memiliki tenaga yang profesional dan alat diagnostik serta penunjang yang canggih dalam menangani pasien-pasien kanker. RS Awal Bros Pekanbaru juga telah membuka layanan baru yaitu kemoterapi dan radioterapi bagi pasien-pasien kanker. Dan pada bulan Juli ini, RS Awal Bros Pekanbaru akan membuka layanan pusat kanker. Semua pelayanan yang diberikan secara prima karena sesuai dengan motto Rumah Sakit “Kami peduli kesehatan Anda”. (*1)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kanker adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal akibat pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut menyerang dan merusak jaringan lainnya. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke-23. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Angka kejadian kanker di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru pada urutan pertama yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk, dan disusul oleh kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk perempuan kanker payudaralah yang berada di urutan pertama yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk, dan kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.

“Kanker mulut rahim atau Kanker serviks adalah  kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Walaupun sebagian besar kanker tidak diketahui penyebabnya, tetapi penyebab tersering kanker leher rahim sudah diketahui sehingga kanker ini adalah kanker yang mudah dicegah. Penyebab kanker ini adalah oleh virus human papillomavirus (HPV). Selain penyebab utamanya adalah virus HPV, ada beberapa faktor risiko yang mempermudah seseorang untuk terkena kanker serviks, antara lain aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas tubuh,” ujar dokter Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru  dr Engga Demartha.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Kanker serviks tidak memunculkan gejala, gejala baru muncul ketika sel kanker sudah mencapai stadium akhir. Gejala biasanya berupa  perdarahan tidak normal pada vagina, keluar cairan dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah, rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual dan  perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya.

Baca Juga:  Atasi Karhutla Riau, Menteri LHK Dorong Penegakan Hukum di Perketat

Kanker servik dapat dicegah dengan melakukan skrining atau deteksi dini. Salah satu pemeriksaan yang dianjurkan adalah papsmear dan IVA. Pap smear adalah pemeriksaan mikroskopis sel yang diambil dari serviks uterus (leher rahim). Sedangkan IVA (inspeksi visual  asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Tes papsmear dapat mendeteksi sel-sel abnormal di leher rahim yang seiring waktu dapat berubah menjadi kanker serviks. Pemeriksaan pap smear dianjurkan bagi wanita usia subur (20-40 tahun) yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Pemeriksaan disarankan untuk dilakukan lebih sering jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, misalnya menderita infeksi HIV, didiagnosis memiliki sel prakanker pada pemeriksaan sebelumnya, memiliki riwayat kanker serviks, atau mengalami kelemahan sistem imunitas.

Sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, anda disarankan tidak melakukan hubungan seksual selama dua hari sebelum pemeriksaan, tidak menggunakan obat-obatan vagina selama dua hari sebelum pemeriksaan dilakukan karena dikhawatirkan dapat membasuh maupun mengaburkan sel-sel abnormal dan pemeriksaan dilakukan tidak pada saat menstruasi.

Baca Juga:  Ternyata Anji Sudah 9 Bulan Pakai Ganja

Selain melakukan deteksi dini, HPV dapat dicegah dengan melakukan vaksin HPV. Vaksin HPV diketahui dapat mengurangi risiko infeksi HPV. Vaksin ini juga berperan penting dalam menurunkan jumlah kasus dan penyebaran kanker serviks. Vaksinasi HPV yang dilakukan sebanyak 3 kali pada remaja dan wanita dewasa. Vaksinasi HPV tergolong aman, dan jarang menimbulkan efek samping.

Kanker serviks sering terdeteksi dan ditangani pada stadium lanjut dianggap sudah terlambat. Di sinilah pentingnya deteksi dini, agar penyakit ini dapat dicegah dan di hambat perkembangannya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat serta menghindari faktor risiko merupakan kunci utama terhadap perkembangan penyakit ini. Sebagai bentuk kepedulian terhadap kanker, RS Awal Bros Pekanbaru memberikan promo spesial dalam upaya deteksi dini kanker pada wanita, yaitu pemeriksaan mamografi (deteksi dini kanker payudara), pemeriksaan pap smear (deteksi dini kanker mulut rahim/HPV) dan Vaksin HPV. Selain itu RS Awal Bros Pekanbaru memiliki tenaga yang profesional dan alat diagnostik serta penunjang yang canggih dalam menangani pasien-pasien kanker. RS Awal Bros Pekanbaru juga telah membuka layanan baru yaitu kemoterapi dan radioterapi bagi pasien-pasien kanker. Dan pada bulan Juli ini, RS Awal Bros Pekanbaru akan membuka layanan pusat kanker. Semua pelayanan yang diberikan secara prima karena sesuai dengan motto Rumah Sakit “Kami peduli kesehatan Anda”. (*1)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari