(RP – Bram (20) sedang salat berjamaah dengan ibu dan adik-adiknya. Saat itu ia menjadi imam Salat Maghrib. Mereka selalu salat berjamaah di rumah, karena rumah mereka cukup jauh dari musala atau masjid.
Biasanya, ayah Bram yang menjadi imam. Tapi karena ayahnya sedang dinas ke luar kota, sebagai anak laki-laki tertua, ia menggantikan posisi ayahnya dan menjadi imam.
Tidak ada yang aneh. Bram yang pernah mengenyam pendidikan menengah di madrasah ini pun dengan nyaring dan merdu melafalkan ayat-ayat suci Alquran dalam salatnya.
Hingga rakaat terakhir, terjadi keanehan. Di sujud terakhir, Bram tak kunjung bangkit dari sujudnya, hal ini berlangsung beberapa menit dan membuat ibu gusar.
Dalam sujudnya, pikiran ibu mulai ke mana-mana. Setelah beberapa lama Bram tak menunjukkan tanda-tanda akat bangkit dari sujud, ibu pun mengambil inisiatif untuk menegur Bram. Ia mengguncang-guncang tubuh Bram dengan peraaaan cemas, kalau-kalau anak sulungnya meninggal saat salat.
Ternyata Bram tidak meninggal, saat ibunya menggoncang-goncang badannya, ia melihat ke arah ibu dan akhirnya tersadar, jika saat itu ia adalah imam. Ia lupa, dan merasa menjadi makmum, serta menunggu takbir selanjutnya untuk bangkit dari sujud.
“Maaf Bu, Bram lupa kalau Bram jadi imam,” katanya sambil cengengesan.
“Alamaak Bram, ibu kira kamu meninggal husnul khatimah, Bram,” ujar ibu cemas bercampur lega karena anaknya tidak kenapa-kenapa.(a)