Minggu, 10 November 2024

Cara Goweser Wanita Rayakan Hari Kartini 

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Mereka adalah Women’s Cycling Community (WCC). Berbeda dari biasanya, kali ini mereka bersepeda dengan busana yang niat banget. Ya, baju kebaya. Bukan tanpa alasan. Ini merupakan cara mereka merayakan Hari Kartini yang jatuh pada Rabu (21/4).

Mereka adalah Women’s Cycling Community (WCC). Berbeda dari biasanya, kali ini mereka bersepeda dengan busana yang niat banget. Ya, baju kebaya. Bukan tanpa alasan. Ini merupakan cara mereka merayakan Hari Kartini yang jatuh pada Rabu (21/4).

- Advertisement -

Ketua WCC Chapter Pekanbaru, Cindy Enggano mengatakan, tiap tahunnya, WCC selalu memperingati Hari Kartini. Mereka menamai giat ini dengan Kartini Ride. ‘"Kartini Ride menjadi salah satu agenda rutin dari WCC Nusantara. Di mana, setiap hari Kartini, kami melalukan Kartini Ride menggunakan kebaya," terangnya.

Karena Hari Kartini tahun ini bertepatan dengan bulan puasa, WCC pun tidak memaksakan diri untuk gowes dengan track yang panjang. "Track kami hari ini (kemarin, red) seputaran Jalan Diponegoro. Pendek saja. Dikarenakan bertepatan  dengan bulan Ramadan juga," sambung wanita yang hobi olahraga ini.

Baca Juga:  Firli Sengaja Tidak Hadiri Debat

Karena menggunakan kebaya, Kartini Ride ini diakui punya tantangan tersendiri dibanding gowes di hari biasa. Bukan cuma busananya, cuaca pun membuat gowes ini terasa lebih berat. "Cuaca yang panas menjadi tantangan paling berat saat gowes dengan menggunakan kebaya. Biasanya kami menggunakan jersey yang fleksibel. Sehingga, saat gowes menggunakan kebaya, harus lebih hati-hati karena ruang gerak yang pastinya lebih terbatas," paparnya lagi.

- Advertisement -

Namun, itu justru dinilai memiliki filosofi sesuai kutipan Ibu Kartini.  "Ya, sesuai dengan kutipan dari Ibu Kartini, yaitu, jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang. Jadi, walaupun ada tantangannya, kami nggak akan menyerah," sambungnya.

Baca Juga:  Longsor, Jalan Lintas Sumbar-Riau di Lima Puluh Kota Sempat Putus

WCC berharap, peringatan Hari Kartini ini menjadi momentum bagi para wanita untuk mengembangkan diri. 

"Kami berharap, agar semua wanita menjadi percaya diri dan dapat menemukan serta mengembangkan potensinya masing-masing. Menjadi wanita seutuhnya dan menjadi manusia seutuhnya," harapnya.

Komunitas dengan motto empowering women ini kini memiliki 15 anggota untuk chapter Pekanbaru. Di hari biasa, wanita dengan berbagai latar belakang ini juga rutin bersepeda bersama. Untuk jenis sepada pun juga beragam. Ada sepeda jenis road bike, sepeda lipat, mountain bike dan berbagai jenis lainnya. Mereka juga welcome untuk wanita yang ingin bergabung dengan komunitas yang berdiri sejak tahun lalu ini.***

Laporan : SITI AZURA (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Mereka adalah Women’s Cycling Community (WCC). Berbeda dari biasanya, kali ini mereka bersepeda dengan busana yang niat banget. Ya, baju kebaya. Bukan tanpa alasan. Ini merupakan cara mereka merayakan Hari Kartini yang jatuh pada Rabu (21/4).

Mereka adalah Women’s Cycling Community (WCC). Berbeda dari biasanya, kali ini mereka bersepeda dengan busana yang niat banget. Ya, baju kebaya. Bukan tanpa alasan. Ini merupakan cara mereka merayakan Hari Kartini yang jatuh pada Rabu (21/4).

- Advertisement -

Ketua WCC Chapter Pekanbaru, Cindy Enggano mengatakan, tiap tahunnya, WCC selalu memperingati Hari Kartini. Mereka menamai giat ini dengan Kartini Ride. ‘"Kartini Ride menjadi salah satu agenda rutin dari WCC Nusantara. Di mana, setiap hari Kartini, kami melalukan Kartini Ride menggunakan kebaya," terangnya.

Karena Hari Kartini tahun ini bertepatan dengan bulan puasa, WCC pun tidak memaksakan diri untuk gowes dengan track yang panjang. "Track kami hari ini (kemarin, red) seputaran Jalan Diponegoro. Pendek saja. Dikarenakan bertepatan  dengan bulan Ramadan juga," sambung wanita yang hobi olahraga ini.

- Advertisement -
Baca Juga:  Longsor, Jalan Lintas Sumbar-Riau di Lima Puluh Kota Sempat Putus

Karena menggunakan kebaya, Kartini Ride ini diakui punya tantangan tersendiri dibanding gowes di hari biasa. Bukan cuma busananya, cuaca pun membuat gowes ini terasa lebih berat. "Cuaca yang panas menjadi tantangan paling berat saat gowes dengan menggunakan kebaya. Biasanya kami menggunakan jersey yang fleksibel. Sehingga, saat gowes menggunakan kebaya, harus lebih hati-hati karena ruang gerak yang pastinya lebih terbatas," paparnya lagi.

Namun, itu justru dinilai memiliki filosofi sesuai kutipan Ibu Kartini.  "Ya, sesuai dengan kutipan dari Ibu Kartini, yaitu, jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang. Jadi, walaupun ada tantangannya, kami nggak akan menyerah," sambungnya.

Baca Juga:  Firli Sengaja Tidak Hadiri Debat

WCC berharap, peringatan Hari Kartini ini menjadi momentum bagi para wanita untuk mengembangkan diri. 

"Kami berharap, agar semua wanita menjadi percaya diri dan dapat menemukan serta mengembangkan potensinya masing-masing. Menjadi wanita seutuhnya dan menjadi manusia seutuhnya," harapnya.

Komunitas dengan motto empowering women ini kini memiliki 15 anggota untuk chapter Pekanbaru. Di hari biasa, wanita dengan berbagai latar belakang ini juga rutin bersepeda bersama. Untuk jenis sepada pun juga beragam. Ada sepeda jenis road bike, sepeda lipat, mountain bike dan berbagai jenis lainnya. Mereka juga welcome untuk wanita yang ingin bergabung dengan komunitas yang berdiri sejak tahun lalu ini.***

Laporan : SITI AZURA (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari