Warga Kampung Lalang, Kecamatan Sungaiapit, resah karena seorang pemanen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dipatuk ular piton betina ketika melintasi jembatan di parit yang lebarnya sekitar 2 meter.
Laporan MONANG LUBIS, Siak
Pemanen TBS itu, akrab disapa Daeng, warga Kampung Lalang. Ketika menyeberangi parit hendak memanen TBS, kakinya diserang. Meski berhasil menyelamatkan diri, namun kakinya menjadi luka.
Untuk melepaskan gigitan ular yang mencengkeram kuat, Daeng menyeret ular tersebut, dengan memacu laju motornya. Hal itu membuat gigitan ular terlepas dan dia langsung pulang menempuh jalan lainnya dengan kaki mengucurkan darah. "Saya trauma melintasi parit itu, sejak sebulan lalu setiap saya melintasi parit, saya turun dari sepeda motor, memastikan tidak ada ular di bawah jembatan,"kata Daeng.
Namun, Sabtu (19/3) lalu, ketika Daeng hendak melintasi jembatan, lalu turun memantau bawah jembatan, ternyata ular tersebut ada di situ.
Daeng langsung melaporkan hal itu kepada warga dan perangkat desa. Sebab sebenarnya selain ular betina itu, ada dua lagi ular yang ukurannya lebih besar masih berkeliaran di kebun.
Daeng juga mengisahkan, ketika dia dipatuk, tumitnya yang berada dalam sepatu langsung dicengkam dengan taring atas dan bawah sangat kuat.
Ketika dikonfirmasi ke Penghulu Kampung Lalang Alfatah, membenarkan adanya kejadian itu. Dikonfirmasi lebih jauh, dia mengarahkan kepada warganya bernama Andak. "Silakan konfirmasi kepada Andak. Dia yang tahu banyak kejadian itu,"ucapnya.
Andak mengatakan, Daeng teman dekatnya. Sepatu yang dikenakan Daeng, ditembus gigi tajam ular tersebut. Dia memanggil warga, ketika warga ke tempat di mana Daeng dipatuk, ular sempat terlihat, namun keburu menghilang ke dalam parit berair gambut itu.
Tidak hanya Daeng yang menjadi korban gigitan ular penghuni parit, ada juga warga lainnya yang menjadi korban.
Sebulan aktivitas warga berjalan normal. Puncaknya, Sabtu (19/3) pagi, ketika Daeng dengab sepeda motornya yang bersuara keras, tiba di ujung jembatan menuju ke kebunnya. Muncul ular dari dalam parit menuju ke arah Daeng. Dia menghindar dan kembali mengabarkan kepada warga.
"Kami tak berani memburunya. Selain ular berani menyerang. Kami yakin ular itu tidak satu ekor,"jelas Andak.
Ada warga yang mahir membuat perangkap. Maka dibuatlah perangkap di tepi parit dekat jembatan. Umpannya tiga ekor anak anjing. Dengan dua ruang. Jadi umpan tidak akan bisa dimangsa ular.
Warga tidak berani ke kebun, sebab khawatir dimangsa ular yang agresif. Ahad (20/3) perangkap masih kosong, namun pada Senin (21/3) ular sudah masuk perangkap. Saat itulah warga lega dan membawa ular ke tempat yang lapang untuk diukur berapa panjangnya.***