Jumat, 22 November 2024

Mengawal Rp5,6 Miliar, Jelajahi 813,5 Mil Laut

- Advertisement -

Ekspedisi Bela Negara Tanpa Senjata Bank Indonesia bukan hanya untuk mendistribusikan uang rupiah. Misi utama, menjaga kedaulatan Republik Indonesia di pulau terpencil, terluar dan terdalam (3T). Riau Pos berkesempatan ikut langsung mengawal misi ini dengan KRI Barakuda 633 milik TNI AL.

Laporan LISMAR SUMIRAT, Dumai

- Advertisement -

Kring, kring, kring, kring.. Sertu SAA Jendri H Saghege menekan bel yang terletak di dinding ruang kemudi. Lalu pria berseragam loreng TNI AL ini memberikan aba-aba. “Peran persiapan kapal berlayar dan bertempur,” kata Jendri menggunakan pengeras suara.

Seluruh kru kapal siaga sesuai dengan tugasnya masing-masing. Komandan KRI Barakuda 633 Mayor Laut (P) Moechammad Soeryo langsung memimpin proses tolak kapal dari pelabuhan. Dua kipas KRI Barakuda 633 berputar kencang saat bersiap meninggalkan Pelabuhan Pelindo Dumai pagi itu. Gemuruh mesin kapal makin kencang ketika kapal mulai berlayar di laut lepas.

Tepat pukul 10.15 WIB, Rabu (9/10), kapal besi seberat 437,2 ton itu bertolak menuju pulau sasaran. Keberangkatan langsung dilepas Wali Kota Dumai Drs H Zulkifli AS, Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Wahyu Dili YH, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus dan forkopimda. Pulau Rupat menjadi pulau pertama yang dikunjungi Tim Kas Keliling Bank Indonesia (BI). Tepatnya, Pulau Rupat Selatan, Kabupaten Bengkalis.

- Advertisement -
Baca Juga:  ABK Kapal Asing Reaktif Covid-19 di Dumai

Jarak tempuh Dumai ke Pulau Rupat Selatan hanya sembilan mil laut (1 mil = 1,609 kilometer). Dengan kecepatan jelajah 15 knot, tidak perlu waktu lama bagi KRI Barakuda 633 untuk sampai ke lokasi sasaran. Hanya dalam waktu sekitar 30 menit perjalanan, KRI Barakuda 633 sudah sampai di pulau yang berbatasan terluar langsung dengan Malaysia. Kapal dipandu berlabuh di Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batu Panjang. Setelah bersandar, Tim Kas Keliling BI tidak langsung “ke darat”. Tim baru memulai kegiatan hari berikutnya.

“Besok pagi (Kamis, red) baru kita mulai kegiatan pelayanan penukaran uang rupiah dan sosialisasi penukaran uang dan sosialisasi ke sekolah,” ucap Asisten Manager Kantor Perwakilan Wilayah BI Provinsi Riau Randy Lintjewas.

Baca Juga:  Jubir Sebut Kabar Menhub Positif Corona Lagi Menyesatkan

Matahari menanjak naik ke langit biru. Merah merona. Semburat tajam terasa menyengat kulit. Pagi itu, Tim Kas Keliling BI yang dibantu kru KRI Barakuda 633 me-loading modal uang rupiah dari lambung tengah kapal. Empat kotak besi yang disebut tromol berisi uang dinaikkan dari tempat penyimpanan di dalam kapal. Tromol dimasukkan ke dalam mobil. Lalu dibawa menuju lokasi penukaran uang, Jalan Pelajar Batu Panjang. Samping Kedai Bank Riau Kepri Batu Panjang Rupat.

Pelayanan penukaran uang langsung disambut bahagia sebagian warga Rupat Selatan. Warga berbondong-bondong menukarkan pecahan uang rupiah. Apalagi bagi warga yang beraktivitas sebagai pedatang yang sangat memerlukan uang pecahan.

“Supaya mudah membalikkan uang orang yang berbelanja di kedai saya. Saya tadi menukar uang pecahan kecil Rp10 ribu, Rp5 ribu dan Rp2 ribu,” kata Syaiful Amri (45) warga Rupat Selatan.(bersambung)

Ekspedisi Bela Negara Tanpa Senjata Bank Indonesia bukan hanya untuk mendistribusikan uang rupiah. Misi utama, menjaga kedaulatan Republik Indonesia di pulau terpencil, terluar dan terdalam (3T). Riau Pos berkesempatan ikut langsung mengawal misi ini dengan KRI Barakuda 633 milik TNI AL.

Laporan LISMAR SUMIRAT, Dumai

- Advertisement -

Kring, kring, kring, kring.. Sertu SAA Jendri H Saghege menekan bel yang terletak di dinding ruang kemudi. Lalu pria berseragam loreng TNI AL ini memberikan aba-aba. “Peran persiapan kapal berlayar dan bertempur,” kata Jendri menggunakan pengeras suara.

Seluruh kru kapal siaga sesuai dengan tugasnya masing-masing. Komandan KRI Barakuda 633 Mayor Laut (P) Moechammad Soeryo langsung memimpin proses tolak kapal dari pelabuhan. Dua kipas KRI Barakuda 633 berputar kencang saat bersiap meninggalkan Pelabuhan Pelindo Dumai pagi itu. Gemuruh mesin kapal makin kencang ketika kapal mulai berlayar di laut lepas.

- Advertisement -

Tepat pukul 10.15 WIB, Rabu (9/10), kapal besi seberat 437,2 ton itu bertolak menuju pulau sasaran. Keberangkatan langsung dilepas Wali Kota Dumai Drs H Zulkifli AS, Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Wahyu Dili YH, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus dan forkopimda. Pulau Rupat menjadi pulau pertama yang dikunjungi Tim Kas Keliling Bank Indonesia (BI). Tepatnya, Pulau Rupat Selatan, Kabupaten Bengkalis.

Baca Juga:  Riau Harus Kompak untuk Blok Rokan

Jarak tempuh Dumai ke Pulau Rupat Selatan hanya sembilan mil laut (1 mil = 1,609 kilometer). Dengan kecepatan jelajah 15 knot, tidak perlu waktu lama bagi KRI Barakuda 633 untuk sampai ke lokasi sasaran. Hanya dalam waktu sekitar 30 menit perjalanan, KRI Barakuda 633 sudah sampai di pulau yang berbatasan terluar langsung dengan Malaysia. Kapal dipandu berlabuh di Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batu Panjang. Setelah bersandar, Tim Kas Keliling BI tidak langsung “ke darat”. Tim baru memulai kegiatan hari berikutnya.

“Besok pagi (Kamis, red) baru kita mulai kegiatan pelayanan penukaran uang rupiah dan sosialisasi penukaran uang dan sosialisasi ke sekolah,” ucap Asisten Manager Kantor Perwakilan Wilayah BI Provinsi Riau Randy Lintjewas.

Baca Juga:  Pria Pengancam Jokowi Bebas

Matahari menanjak naik ke langit biru. Merah merona. Semburat tajam terasa menyengat kulit. Pagi itu, Tim Kas Keliling BI yang dibantu kru KRI Barakuda 633 me-loading modal uang rupiah dari lambung tengah kapal. Empat kotak besi yang disebut tromol berisi uang dinaikkan dari tempat penyimpanan di dalam kapal. Tromol dimasukkan ke dalam mobil. Lalu dibawa menuju lokasi penukaran uang, Jalan Pelajar Batu Panjang. Samping Kedai Bank Riau Kepri Batu Panjang Rupat.

Pelayanan penukaran uang langsung disambut bahagia sebagian warga Rupat Selatan. Warga berbondong-bondong menukarkan pecahan uang rupiah. Apalagi bagi warga yang beraktivitas sebagai pedatang yang sangat memerlukan uang pecahan.

“Supaya mudah membalikkan uang orang yang berbelanja di kedai saya. Saya tadi menukar uang pecahan kecil Rp10 ribu, Rp5 ribu dan Rp2 ribu,” kata Syaiful Amri (45) warga Rupat Selatan.(bersambung)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari