JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Plt Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Endah Sri Rejeki mengungkap pentingnya pijat bayi untuk tumbuh kembang anak. Antara orang tua dan bayi harus terjalin interaksi yang baik, bahkan sejak masih dalam kandungan.
“Membangun interaksi dan komunikasi antara orang tua dan bayi dapat dilakukan melalui sentuhan penuh kasih dari orang tua. Hal ini merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan bayi yang sehat dan bahagia. Penelitian penunjukkan bahwa sentuhan dan pijatan rutin pada bayi merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan, komunikasi, serta proses belajar si kecil,” ujar Endah kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
Endah mengatakan, memberikan pijatan terhadap bayi memiliki banyak manfaat, salah satunya meningkatkan motorik dan sensorik bayi.
“Selain itu, dapat meningkatkan frekuensi menyusui pada bayi, membantu bayi untuk tidur lelap dan lebih lama, membuat ikatan atau bonding dengan orang tua, melancarkan sistem pencernaan, mencegah bayi mengalami tantrum, dan masih banyak lagi manfaat lainnya untuk lagi untuk bayi dan orang tuanya,” imbuhnya.
Menurut Endah, pemberian pijatan pada bayi merupakan salah satu bentuk pengasuhan untuk memenuhi hak anak.
“Bagi sebuah negara sumber daya yang paling berharga bukanlah hasil tambang, minyak, atau gas bumi, tapi sumber daya manusianya. Oleh karena itu, investasi terbesar kita sebenarnya ada pada 84,4 juta anak Indonesia yang mencakup 31,6 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Jika saat ini hak-hak mereka terpenuhi, maka akan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di masa depan,” jelas Endah.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Pelatih Pijat Bayi Indonesia (PERPIBI) yang juga instruktur pijat bersertifikasi Internaional Association of Infant Massage (IAIM), Tiur Hutagalung mengatakan, pijat bayi memiliki banyak manfaat. Di antaranya menaikan berat badan, nafsu makan, hingga mengurangi tangisan bayi.
“Jadi yang seharusnya melakukan pemijatan bayi itu adalah orang tuanya, bukan orang lain. Jadi harus yang kenal dengan si bayi karena bayi sebaiknya dipijat pada saat bayi terbangun dan siap atau happy,” kata Tiur.
Tiur menegaskan, memijat merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi orang tua serta si kecil. Sehingga bisa menciptakan ikatan emosional yang akan dirasakan langsung oleh anak hingga ia tumbuh dewasa.
Sedangkan untuk waktu yang tepat untuk memijat sang buah hati, kata Tiur, tergantung pada keinginan sang anak. Dia menyarankan agar orang tua untuk melakukan pijatan rutin secara terus menerus. Untuk melakukan pijatan terhadap buah hati, bisa dilakukan di mana saja, selama pijatan yang diberikan oleh ibu dan ayah dapat membuat bayi merasa nyaman.
“Waktu yang tepat semua bayi pasti berbeda, karena waktu yang tepat pijat bayi adalah saat quite alert atau bayi terbangun dalam keadaan tersadar penuh. Ada 6 tingkah laku aktivitas pada bayi, yaitu, tertidur dalam, tertidur dangkal, mengantuk, menangis, bayi aktif dan bayi terbangun dalam keadaan tersadar penuh,” katanya.
“Nah, waktu yang tepat untuk dipijat oleh orangtua yaitu saat bayi bangun tersadar penuh (quite alert) Jadi jam berapa quite alert pastinya setiap bayi berbeda-beda,” pungkasnya.
Pijat untuk bayi tilakukan dengan cara mengusap bagian tubuh bayi tanpa tekanan kuat, atau gerakan harus tegas. Hanya saja area kepala dilarang dilakukan pijatan karena memiliki jutaan saraf.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman