Sesuai protokol Covid-19, pelantikan pejabat di Istana Negara oleh presiden berlangsung ketat. Hanya dihadiri undangan terbatas seperti menteri dan pimpinan lembaga. Sebelum ditunjuk menjadi KSAL, Yudo merupakan panglima Kogabwilhan I yang salah satu tugasnya dalam penanganan Covid-19 adalah mengelola lokasi penanganan pasien seperti Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Fadjar sebelum menjadi KSAU menjabat panglima Kogabwilhan II. ”Ini berkah yang tiada tara bagi kami dan tentunya ke depan kami meneruskan program yang telah digariskan oleh kepala staf yang lama,” ujar Yudo.
Fadjar menjelaskan bahwa Presiden menekankan beberapa hal untuk TNI-AU. Salah satunya, pengamanan wilayah udara di perbatasan. Dia memastikan pandemi tidak akan memengaruhi pengamanan udara oleh matra udara. "Kesiapsiagaan kami akan tetap dan terus ditingkatkan," tegasnya.
Setelah pelantikan, Yudo dan Fadjar langsung melaksanakan serah terima jabatan di Mabes TNI-AL dan Mabes TNI-AU, Cilangkap, Jakarta Timur. Upacara itu dipimpin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sementara itu, Fadjar merupakan perwira tinggi TNI-AU yang juga sudah berpengalaman di berbagai posisi. Selain panglima Kogabwilhan II, dia pernah bertugas sebagai Pangkoopsau I dan Pangkoopsau II. Tugas-tugas Fadjar ke depan dinilai akan berat. Mengingat, Yuyu sebagai pendahulu menorehkan banyak prestasi. Di antaranya, mempertahankan zero accident.
Menurut pakar militer Khairul Fahmi, kedua pucuk pimpinan baru juga punya tugas berat. Fahmi mengungkapkan bahwa situasi darurat Covid-19 adalah tugas utama yang harus dikerjakan.
Lebih lanjut, Fahmi melihat pengangkatan Yudo sebagai KSAL berpotensi membuat dinamika baru dalam pergeseran pemegang komando di tubuh institusi militer tanah air. Jenderal TNI Andika Perkasa yang kini menjadi KSAD dinilai punya saingan baru sebagai kandidat panglima TNI.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Firman Agus