JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden RI, Joko Widodo, ikut buka suara terkait ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ia mengimbau seluruh pihak menahan diri agar tak terjadi perang.
"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," ujar Jokowi di Twitter.
Saat ini, situasi di perbatasan Ukraina memang sedang panas, terutama setelah Rusia mengerahkan lebih dari seratus ribu tentara sejak akhir tahun lalu.
Moskow memang sempat menarik pasukan mereka di perbatasan timur, mereka malah memperpanjang latihan militer di Belarus. Negara Barat pun makin khawatir akan potensi invasi ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Belarusia menyatakan, keputusan memperpanjang latihan militer ini diambil karena "berkaitan dengan peningkatan aktivitas militer di dekat perbatasan negaranya dan Rusia akibat ketegangan yang meningkat di wilayah Donbas, Ukraina timur."
Sehari belakangan, situasi di perbatasan timur Ukraina memang memanas. Daerah Donbas dan Luhansk memang merupakan salah satu titik panas, di mana sejumlah kelompok separatis pro-Rusia bercokol.
Di sisi lain, NATO mengklaim Rusia menempatkan sekitar 30 ribu tentara di Belarusia. Para tentara ini disebut dapat digunakan Moskow untuk menyerang Ukraina.
Selain itu, intelijen Amerika Serikat juga menyebut Rusia telah memerintahkan komandan militer mereka untuk menyerang Ukraina. Meski demikian, Rusia membantah tuduhan-tuduhan ini.
Sumber: JPNN/CNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden RI, Joko Widodo, ikut buka suara terkait ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ia mengimbau seluruh pihak menahan diri agar tak terjadi perang.
"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," ujar Jokowi di Twitter.
- Advertisement -
Saat ini, situasi di perbatasan Ukraina memang sedang panas, terutama setelah Rusia mengerahkan lebih dari seratus ribu tentara sejak akhir tahun lalu.
Moskow memang sempat menarik pasukan mereka di perbatasan timur, mereka malah memperpanjang latihan militer di Belarus. Negara Barat pun makin khawatir akan potensi invasi ke Ukraina.
- Advertisement -
Kementerian Pertahanan Belarusia menyatakan, keputusan memperpanjang latihan militer ini diambil karena "berkaitan dengan peningkatan aktivitas militer di dekat perbatasan negaranya dan Rusia akibat ketegangan yang meningkat di wilayah Donbas, Ukraina timur."
Sehari belakangan, situasi di perbatasan timur Ukraina memang memanas. Daerah Donbas dan Luhansk memang merupakan salah satu titik panas, di mana sejumlah kelompok separatis pro-Rusia bercokol.
Di sisi lain, NATO mengklaim Rusia menempatkan sekitar 30 ribu tentara di Belarusia. Para tentara ini disebut dapat digunakan Moskow untuk menyerang Ukraina.
Selain itu, intelijen Amerika Serikat juga menyebut Rusia telah memerintahkan komandan militer mereka untuk menyerang Ukraina. Meski demikian, Rusia membantah tuduhan-tuduhan ini.
Sumber: JPNN/CNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun