Jumat, 1 Agustus 2025

Iran Bersyukur Era Penguasa Lalim Telah Berakhir

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Harapan besar disampaikan Presiden Iran Hassan Rouhani atas pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pengganti Donald Trump. Usai masa jabatan Trump berakhir, Rouhani berharap para pejabat pemerintahan Biden bisa lebih bijaksana dan tulus.

"Semoga pejabat pemerintahan Biden dengan tulus kembali ke hukum dan menunjukkan kejujuran mereka dalam kepemimpinan. Kami juga akan memenuhi komitmen kami sendiri," ucap Rouhani.

"Halaman hitam Trump akan ditutup selamanya, dan kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan ketika penindas digulingkan," imbuhnya seperti laporan NPR.

Dilansir dari France 24, Kamis (21/1), Rouhani bergembira atas berakhirnya jabatan Trump yang ia sebut sebagai tiran. "Sebuah era tiran telah berakhir," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi kepada kabinetnya.

Baca Juga:  Sisa Enam Positif Lagi di Riau, Nasional Membeudak, Ini Data Lengkapnya

"Seseorang yang selama empat tahun hidupnya tidak menghasilkan buah selain ketidakadilan dan korupsi dan menyebabkan masalah bagi rakyatnya sendiri dan dunia," tukasnya.

Selama berkuasa, Trump memimpin kampanye tekanan maksimal terhadap Iran, menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi. Sanksi itu menargetkan penjualan minyak Iran dan hubungan perbankan internasional, menjerumuskan ekonominya ke dalam resesi yang dalam.

Disepakati antara negara-negara besar dan Iran pada 2015 ketika Biden menjadi wakil presiden di era Barack Obama, kesepakatan nuklir itu memberlakukan batasan yang jelas pada aktivitas Iran dengan imbalan keringanan sanksi internasional. Sejak 2019, Iran telah menangguhkan kepatuhannya terhadap sebagian besar batas yang ditetapkan oleh perjanjian sebagai tanggapan atas pengabaian pencabutan sanksi oleh Washington dan kegagalan pihak lain dalam kesepakatan untuk menebusnya.

Baca Juga:  Maliki Hadiri Musyawarah Pertama PCPM Pujud

Calon Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat bahwa kebijakan Trump telah membuat Iran lebih berbahaya. Blinken membenarkan keinginan Biden agar Washington kembali pada perjanjian nuklir, tetapi mengatakan itu tergantung pada kembalinya Teheran ke kepatuhan ketat dengan komitmennya.

Teheran telah berulang kali meminta Washington untuk mencabut sanksi terlebih dahulu dan menghormati kewajibannya sendiri berdasarkan perjanjian tersebut. Dan kemudian akan segera mematuhi komitmen penuh.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Harapan besar disampaikan Presiden Iran Hassan Rouhani atas pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pengganti Donald Trump. Usai masa jabatan Trump berakhir, Rouhani berharap para pejabat pemerintahan Biden bisa lebih bijaksana dan tulus.

"Semoga pejabat pemerintahan Biden dengan tulus kembali ke hukum dan menunjukkan kejujuran mereka dalam kepemimpinan. Kami juga akan memenuhi komitmen kami sendiri," ucap Rouhani.

"Halaman hitam Trump akan ditutup selamanya, dan kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan ketika penindas digulingkan," imbuhnya seperti laporan NPR.

Dilansir dari France 24, Kamis (21/1), Rouhani bergembira atas berakhirnya jabatan Trump yang ia sebut sebagai tiran. "Sebuah era tiran telah berakhir," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi kepada kabinetnya.

Baca Juga:  Pasien Covid-19 Bisa Alami Efek Jangka Panjang

"Seseorang yang selama empat tahun hidupnya tidak menghasilkan buah selain ketidakadilan dan korupsi dan menyebabkan masalah bagi rakyatnya sendiri dan dunia," tukasnya.

- Advertisement -

Selama berkuasa, Trump memimpin kampanye tekanan maksimal terhadap Iran, menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi. Sanksi itu menargetkan penjualan minyak Iran dan hubungan perbankan internasional, menjerumuskan ekonominya ke dalam resesi yang dalam.

Disepakati antara negara-negara besar dan Iran pada 2015 ketika Biden menjadi wakil presiden di era Barack Obama, kesepakatan nuklir itu memberlakukan batasan yang jelas pada aktivitas Iran dengan imbalan keringanan sanksi internasional. Sejak 2019, Iran telah menangguhkan kepatuhannya terhadap sebagian besar batas yang ditetapkan oleh perjanjian sebagai tanggapan atas pengabaian pencabutan sanksi oleh Washington dan kegagalan pihak lain dalam kesepakatan untuk menebusnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pelawak Qomar Divonis 1 Tahun 5 Bulan

Calon Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat bahwa kebijakan Trump telah membuat Iran lebih berbahaya. Blinken membenarkan keinginan Biden agar Washington kembali pada perjanjian nuklir, tetapi mengatakan itu tergantung pada kembalinya Teheran ke kepatuhan ketat dengan komitmennya.

Teheran telah berulang kali meminta Washington untuk mencabut sanksi terlebih dahulu dan menghormati kewajibannya sendiri berdasarkan perjanjian tersebut. Dan kemudian akan segera mematuhi komitmen penuh.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Harapan besar disampaikan Presiden Iran Hassan Rouhani atas pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pengganti Donald Trump. Usai masa jabatan Trump berakhir, Rouhani berharap para pejabat pemerintahan Biden bisa lebih bijaksana dan tulus.

"Semoga pejabat pemerintahan Biden dengan tulus kembali ke hukum dan menunjukkan kejujuran mereka dalam kepemimpinan. Kami juga akan memenuhi komitmen kami sendiri," ucap Rouhani.

"Halaman hitam Trump akan ditutup selamanya, dan kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan ketika penindas digulingkan," imbuhnya seperti laporan NPR.

Dilansir dari France 24, Kamis (21/1), Rouhani bergembira atas berakhirnya jabatan Trump yang ia sebut sebagai tiran. "Sebuah era tiran telah berakhir," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi kepada kabinetnya.

Baca Juga:  Pengedar Sabu Ditangkap

"Seseorang yang selama empat tahun hidupnya tidak menghasilkan buah selain ketidakadilan dan korupsi dan menyebabkan masalah bagi rakyatnya sendiri dan dunia," tukasnya.

Selama berkuasa, Trump memimpin kampanye tekanan maksimal terhadap Iran, menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi. Sanksi itu menargetkan penjualan minyak Iran dan hubungan perbankan internasional, menjerumuskan ekonominya ke dalam resesi yang dalam.

Disepakati antara negara-negara besar dan Iran pada 2015 ketika Biden menjadi wakil presiden di era Barack Obama, kesepakatan nuklir itu memberlakukan batasan yang jelas pada aktivitas Iran dengan imbalan keringanan sanksi internasional. Sejak 2019, Iran telah menangguhkan kepatuhannya terhadap sebagian besar batas yang ditetapkan oleh perjanjian sebagai tanggapan atas pengabaian pencabutan sanksi oleh Washington dan kegagalan pihak lain dalam kesepakatan untuk menebusnya.

Baca Juga:  Tak Laghat

Calon Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat bahwa kebijakan Trump telah membuat Iran lebih berbahaya. Blinken membenarkan keinginan Biden agar Washington kembali pada perjanjian nuklir, tetapi mengatakan itu tergantung pada kembalinya Teheran ke kepatuhan ketat dengan komitmennya.

Teheran telah berulang kali meminta Washington untuk mencabut sanksi terlebih dahulu dan menghormati kewajibannya sendiri berdasarkan perjanjian tersebut. Dan kemudian akan segera mematuhi komitmen penuh.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari